Pengujian Hipotesis Teknik Analisis Data .1 Uji Instrumen

3. Heterokedastisitas Heterokedatisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas Arief, Gujarati dalam Juliandi dan Irfan 2013:171. Dasar pengambilan keputusannya adalah: jika pola tertentu, seperti titik- titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik point- point menyebar di bawah dan di atas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Santoso dalam Juliandi dan Irfan 2013:171.

3.8.2.3 Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dibuat berdasarkan data penelitian. Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis daerah dimana H ditolak. Namun sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Signifikan Simultan Uji – F Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya Juliandi dan Irfan 2013:175. Jika H ₀ : b₁ = b₂ = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Sebaliknya jika H ₀ : b₁ ≠ b₂ ≠ 0, artinya secara serentak mempunyai pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat signifikan α = 0.05 ditentukan sebagai berikut: a. Jika tingkat signifikan F hitung 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan F hitung ≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. 2. Uji Parsial Uji-t Uji statistik t digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Apakah variabel Kepemimpinan X ₁ dan Budaya Organisasi X₂ mempunyai pengaruh yang positif serta signifikan terhadap variabel terikat atau dependen variabel Y yaitu Kinerja Karyawan. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a. H0 : bi = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh positif dan siginifikan terhadap variabel terikat. b. H1 : bi ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaanpenolakan hipotesis dengan tingkat α= 0.05 ditentukan sebagai berikut: a. T hitung t table berarti H0 ditolak atau Ha diterima. b. T hitung ≤ t table berarti H0 diterima atau Ha ditolak. Uji t bisa dilihat pada tingkat signifikansinya yaitu: a. Jika tingkat signifikan 0.05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b. Jika tingkat signifikan ≤ 0.05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. 3. Pengujian Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas yaitu kepemimpinan dan budaya organisasi dalam menerangkan variabel terikat yakni kinerja karyawan. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. a. Jika R 2 berkisar antara nol sampai dengan satu 0 ≤ R ≤ 1 , maka variabel bebas X memberikan secara keseluruhan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat Y b. Jika R 2 = 0, maka kemampuan variabel bebas X dalam menjelaskan variabel terikat Y sangatlah terbatas. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Soci Mas adalah salah satu perusahaan yang selama ini fokus bergerak di industri oleochemical atau industri pengelolaan minyak kelapa sawit menjadi bahan-bahan kimia seperti asam lemak fatty acid dan gliserin. Fatty Acid adalah produk utama yang dihasilkan PT. Soci Mas, sedangkan gliserin adalah produk samping. Fatty Acid yang dihasilkan merupakan bahan baku pembuatan deterjen, sabun, minyak wangi, dan lain-lain. Sedangkan gliserin digunakan sebagai bahan campuran obat-obatan, kosmetik dan lain-lain. Perusahaan yang sejak tahun 2008 lalu diambil alih PT Smart Tbk Kelompok Usaha Sinar Mas Group itu sebelumnya bernama PT Sinar Oleochemical Internasional SOCI, sebuah perusahaan joint venture yang mayoritas sahamnya dimiliki konsorium empat perusahaan Jepang. Berdirinya PT. Sinar Oleochemical Internasional diprakarsai oleh salah satu investor Indonesia dan salah satu investor Jepang yang mengadakan pertemuan di Jakarta Convention Center, Jakarta pada tahun 1991. Ide awal pembentukan perusahaan ini karena besarnya peluang pasar bahan-bahan kimia saat itu dan juga dikarenakan tersedianya bahan baku yang banyak di Indonesia untuk proses produksi. Kemudian, investor Indonesia yang diwakili oleh Sinar Mas Grup dan investor Jepang yang diwakili Nippon Oil and Fat NOF mengadakan pertemuan dengan investor-investor Jepang yang berminat menjadi mitra perusahaan ini di