Berdasarkan latar belakang mengenai hasil pra penelitian terhadap sistem kepemimpinan dan budaya organisasi yang berlaku di PT. Soci Mas dalam
memanajemen perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai kinerja karyawan maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang
”.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah yang diteliti adalah: 1. Objek penelitian adalah karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang.
2. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas Deli Serdang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah penelitian yang akan dibahas adalah:
1. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas?
2. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas?
3. Apakah kepemimpinan dan budaya organisasi secara bersama berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Soci Mas?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
pada PT. Soci Mas. 2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
pada PT. Soci Mas. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan pada PT.Soci Mas.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Manfaat ilmiahteoritis 1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi penulis serta menambah ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah.
2 Sebagai referensi dan studi kepustakaan bagi peneliti lain di masa yang akan mendatang.
b. Manfaat Praktis 1 Menambah wawasan pengetahuan pada bidang Teori Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi khususnya pada masalah yanag diteliti yaitu pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan yang terdapat pada suatu organisasi perusahaan. 2 Memberikan kesempatan kepada peneliti lain bahwa perusahaan dapat
menjadi sarana untuk pembelajaran melalui penelitian ilmiah.
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi konform dengan keinginan pemimpin. Tingkah laku kelompok atau organisasi menjadi searah dengan kemauan dan
aspirasi pemimpin oleh pengaruh interpersonal pemimpin terhadap anak buahnya. Menurut Tead dalam Kartono 2005:57 menyatakan kepemimpinan adalah
kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam buku lain menurut Davis dalam Arifin
2012:4 kepemimpinan adalah kemampuan mempersuasi orang-orang untuk mencapai tujuan yang tegas dengan gairah leadership is the ability to persuade
other to seek defined objectives enthusiastically. Menurut Kartono 2007:34-35 pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan,
temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya atau style hidupnya
ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Sehingga muncullah beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya tipe-tipe karismatis, paternalistis,
militeristis, otokratis, laissez faire, populis, administratif, demokratis. W.J Reddin dalam artikelnya What Kind of Manager, dan disunting oleh
Wahjosumidjo Dept. P K., Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai dalam
Kartono, 2007:34-35, menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:
a. Berorientasi tugas task orientation, b. Berorientasi hubungan kerja relationship orientation,
c. Berorientasi hasil yang efektif effectivess orientation Berdasarkan penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan delapan
tipe kepemimpinan, yaitu: 1. Tipe deserter pembelot
Sifatnya: bermodal rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.
2. Tipe birokrat. Sifatnya: correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma, ia adalah
manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan keras. 3. Tipe misionaris missionary.
Sifatnya: terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah. 4. Tipe developer pembangunan.
Sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikanmelimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.
5. Tipe otokrat. Sifatnya: keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong,
bandel. 6. Benevolent autocrat otokrat yang bijak.
Sifatnya: lancer, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.
7. Tipe compromiser kompromis Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak
mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit. 8. Tipe eksekutif.
Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.
Melihat fakta riil yang terjadi, ada banyak faktor yang mempengaruhi alur proses kepemimpinan terlebih fakta atau dinamika keorganisasian yang terjadi.
Menurut Setiawan dan Muhith 2013:31-34 Ada beberapa faktor yang mempunyai relevansi atau pengaruh positif terhadap proses kepemimpinan dalam
organisasi, antara lain: a Kepribadian personality, pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan
pengalamannya akan memengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan; b Harapan dan perilaku atasan; c Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan memengaruhi
terhadap apa gaya kepemimpinan; d Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan memengaruhi gaya pemimpin; e Iklim dan kebijakan organisasi
memengaruhi harapan dan perilaku bawahan; dan f Harapan dan perilaku rekan. Faktor-faktor ini jika di gambarkan dalam sebuah ilustrasi akan tampak sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan Sumber: Setiawan dan Muhith 2013
Oleh sebab itu, dalam sub bab ini dalam mendeskripsikan tentang faktor- faktor dominan yang memengaruhi proses kepemimpinan dapat dipetakan atau
dipolakan sebagai berikut: Kemampuan
Jabatan Situasi
Gambar 2.2 Segitiga faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan Sumber: Setiawan dan Muhith 2013
Pengharapan dan Perilaku Atasan
2 Kepribadian, Pengalaman
Kebutuhan Masa Lalu, dan Harapan
Tugas 1
4 Efektivitas
Kepemimpinan Iklim dan Kebijakan
Harapan dan Perilaku Organisasi
Rekanan 5
6 Karakteristik, Harapan,
dan Perilaku bawahan 3
Kepemimpinan
a. Faktor Kemampuan Individu Dalam kepemimpinan, faktor pribadi yang berupa berbagai kompetensi
seorang pemimpin sangat mempengaruhi proses kepemimpinannya. Dalam hal ini, konsepsi kepemimpinan umumnya memusatkan perhatian kepada pribadi
pemimpin dengan berbagai kualitas atau kemampuan yang dimilikinya. b. Faktor Jabatan
Seorang pemimpin harus memiliki citra tentang perilaku kepemimpinannya yang digunakan sehingga sesuai dengan situasi yang
menyertainya. Oleh karena itu, dia harus memahami konsep peranan role consept. Selain itu, seorang pemimpin harus tanggap terhadap situasi
eksternal. Dalam hal ini berupa tuntutan perilaku yang berasal dari orang lain. Peristiwa ini disebut dengan “harapan peranan” role ekspektation.
c. Faktor Situasi dan Kondisi Seorang pemimpin dalam hal ini harus memiliki fleksibilitas yang tinggi
terhadap situasi dan kondisi yang menyertai para bawahannya. Seorang pemimpin harus memahami dengan baik tipe kepemimpinan situasional
kontingensi. Dalam dunia pendidikan yang menjunjung tinggi profesionalitas, maka dalam rangka menciptakan kepemimpinan yang efektif, ketiga hal
tersebut harus mendapat perhatian serius. Pemimpin yang dipilih harus orang yang benar-benar pilihan dan amanah terhadap jabatan yang diembannya.
Faktor-faktor tersebut sangat selaras dengan sepuluh rekomendasi yang dikeluarkan oleh Manuel London dkk, bahwa determine organizational goals,
current conditions, and anticipated shift in your organization and environment that influence leadership behaviors to be assessed. Hal ini berarti bahwa ada
beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap gaya atau perilaku yang
diterapkan oleh pemimpin dalam organisasi.
Kepemimpinan pada dasarnya adalah proses mempengaruhi orang lain. Adapun indikator dari kepemimpinan menurut Bass dan Solio dalam Arif 2010
adalah: a. Kharisma mengarahkan pada perilaku kepemimpinan tranformasional yang
mana pengikut berusaha kerja keras melebihi apa yang dibayangkan. Para pengikut khususnya mengagumi, menghormati dan percaya sebagaimana
pimpinannya. Mereka mengidentifikasi pimpinan sebagai seseorang sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
b. Stimulasi intelektual adalah upaya memberikan dukungan kepada pengikut untuk lebih inovatif dan kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut untuk
menanyakan asumsi, memunculkan ide baru. c. Individual consideration, pemimpin transformasional memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang, dengan jalan sebagai pelatih, penasehat, guru fasilitator, orang terpercaya dan
konselor. d. Motivasi inspirasi dimana pimpinan menggunakan berbagai simbol untuk
memfokuskan usaha atau tindakan dan mengekspresikan tujuan dengan cara- cara sederhana. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme
dan optimisme diantara rekan kerja dan bawahannya.
2.2 Budaya Organisasi