Dengan persen kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10. Artinya, tingkat keyakinan bahwa sampel mewakili populasi adalah 90. Dengan demikian
jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 83 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Probability Sampling. Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh anggotaelemen populasi memiliki peluang probability yang
sama untuk dijadikan sebagai sampel Juliandi dan Irfan 2013:52. Peneliti menentukan sampel menggunakan teknik Proporsional Random Sampling karena
populasi terdiri dari beberapa bagian, sehingga dapat diketahui berapa orang yang akan diambil sebagai responden masing-masing unit kerja pada PT. Soci Mas Deli
Serdang. Karyawan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah paling tidak harus sudah bekerja lebih dari satu tahun dan karyawan yang termasuk
didalamnya adalah karyawan operasional saja, petugas kebersihanOB tidak termasuk didalamnya, karena mereka tidak berperan langsung dalam operasional
perusahaan.
3.4 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pernyataan yang ada pada perumusan masalah penelitian Juliandi dan Irfan, 2013:45. Berdasarkan
masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut: 1. H
₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan.
H ₁ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan terhadap Kinerja
Karyawan.
2. H ₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan. H
₂ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
3. H ₀ : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan. H
₃ : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
3.5 Definisi Konsep
1. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain Menurut Kartono, 2007:34-35. 2. Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai
values, keyakinan-keyakinan beliefs, asumsi-asumsi assumptions, atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para
anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya Menurut Sutrisno, 2010:2.
3. Kinerja karyawan adalah prestasi yang diperoleh seseorang dalam melakukan tugas. Keberhasilan organisasi tergantung pada kinerja para pelaku organisasi
bersangkutan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud kinerja karyawan adalah hasil kerja
karyawan dilihat pada aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja, dan kerja sama
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh organisasi Irianto dalam Sutrisno, 2010:171.
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan operasionalisasi dari variabel, berupa pengukuran measurement atau pengujian test suatu variabel. Pengukuran atau
pengujian tersebut bisa dilihat dari indikator, kriteria, tolak ukur, alat ukur, alat uji untuk menentukan kualitas atau kuantitas sesuatu variabel Juliandi dan Irfan
2013:118. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas X ₁ X₂ dalam hal ini adalah Kepemimpinan X₁ dan
Budaya Organisasi X ₂:
a. Kepemimpinan X ₁ dapat diukur dengan indikator sebagai berikut Bass
dan Solio dalam Arif 2010: 1 Individual consideration, pemimpin transformasional memberikan
perhatian khusus pada kebutuhan setiap individu untuk berprestasi dan berkembang, dengan jalan sebagai pelatih, penasehat, guru fasilitator,
orang terpercaya dan konselor. 2 Stimulasi intelektual adalah upaya memberikan dukungan kepada pengikut
untuk lebih inovatif dan kreatif dimana pemimpin mendorong pengikut untuk menanyakan asumsi, memunculkan ide baru.
3 Kharisma mengarahkan pada perilaku kepemimpinan tranformasional yang mana pengikut berusaha kerja keras melebihi apa yang dibayangkan.
Para pengikut khususnya mengagumi, menghormati dan percaya
sebagaimana pimpinannya. Mereka mengidentifikasi pimpinan sebagai seseorang sebagaimana visi dan nilai-nilai yang mereka perjuangkan.
4 Motivasi inspirasi dimana pimpinan menggunakan berbagai simbol untuk memfokuskan usaha atau tindakan dan mengekspresikan tujuan dengan
cara-cara sederhana. Ia juga membangkitkan semangat kerja sama tim, antusiasme dan optimisme diantara rekan kerja dan bawahannya.
b. Budaya Organisasi X ₂ dapat diukur dengan indikator sebagai berikut
Ouchi dalam Sutrisno 2011:13: 1 Komitmen pada karyawan;
2 Evaluasi terhadap keryawan; 3 Karier;
4 Kontrol; 5 Pembuatan keputusan;
6 Tanggung jawab; dan 7 Perhatian pada manusia.
2. Variabel terikat Y dalam hal ini menurut Bernardin dan Russel dalam Sutrisno 2010:179 ada enam kinerja primer yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja yaitu: 1
Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.
2 Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah,
unit, dan siklus kegiatan yang dilakukan.
3 Timeliness, merupakan sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada
waktu yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain.
4 Cost effectiveness, merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber
daya organisasi manusia, keuangan, teknologi, dan material dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian
dari setiap unit penggunaan sumber daya. 5
Need for supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan
pengawasan seorang supervisior untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
6 Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana pegawai
memelihara harga diri, nama baik, dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
Berdasarkan indikator tersebut maka operasional variabel penelitian ditentukan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No.
Variabel Indikator
Subindikator 1.
Kepemimpinan X1
Individual Consideration
a. Memberikan instruksi dan keterangan yang faktual
b. Dapat dipercaya dan peduli.
Stimulasi c. Memberikan masukan yang
Intelektual inovatif
d. Mendorong bawahan Kharisma
e. Rasa percaya dengan pimpinan.
f. Memperlakukan orang lain dengan adil.
Motivasi Inspirasi g. Mampu membangkitkan semangat kerja
h. Membangkitkan rasa percaya diri
2. Budaya