Penciptaan Materi Seni Pertunjukan Materi Yang Berkaitan dengan Saat Pertunjukan

2.4.2 Penciptaan Materi Seni Pertunjukan

Untuk seorang pelatih, yang dalam hal ini adalah pelatih tarian, dia harus selalu melatih anggota-anggotanya untuk menarikan satu tarian baru yang dia ciptakan atau secara bersama- sama. Untuk memenuhi satu permintaan pertunjukan, biasanya tariannya harus sesuai dengan permintaan kecuali pertunjukan itu mengatasnamakan satu budaya. Untuk satu pertunjukan, biasa saja tarian yang dimiliki oleh satu suku dipadu dengan gerakan-gerakan yang lainnya, dengan tujuan agar terihat lebih kreatif. Jadi satu tarian tradisi bisa saja tidak mengetahui pola aslinya, karena ini merupakan satu kreasi dari pelatih tari penata tarikoreografer. Setelah menemukan gerakan-gerakan yang dianggapnya cocok untuk dipadukan dengan tarian yang sudah ada, maka si pelatih tadi langsung mengajarkannya kepada anggota dan gerakan tadi pun harus bisa dikembangkan oleh anggota-anggotanya. Karena melatih penari ini sudah menjadi tugas bagi si pelatih, maka si pelatihlah yang menentukan siapa orang yang cocok untuk menarikan tarian itu, jadwal latihannya, dan seperti apa gerakan yang dia inginkan. Dalam hal ini si pelatih memiliki wewenang penuh untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan tarian untuk pertunjukan itu. Tarian yang ditampilkan disesuaikan dengan acara pertunjukan dan si pemesan. Karena bisa saja tarian itu bersifat tradisi, modern ataupun kontemporer. Tetapi kesemuanya itu tidak terlepas dari bersuasanakan etnis. Sehingga yang membuatnya berbeda dalam hal kostum ataupun gerakan tarian. Dalam hal gerakan ini, si pelatih biasanya mendapatkan ide melihat dari beberapa pertunjukan yang lain. Artinya disini bukan mengambilnya secara utuh tetapi mengambil beberapa pola gerakan tertentu dan kemudian divariasikan lagi. Dalam mengembangkan pola tersebut, hal yang demikian dilakukan biasanya secara bersama-sama dengan penari. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Materi Yang Berkaitan dengan Saat Pertunjukan

Dengan menggunakan teori semiotika seperti sudah dikemukakan dalam bab satu, maka pada bagian yang berkaitan dengan saat pertunjukan ini dalam rangka manajemen produksi akan dibahas 13 hal yang berkaitan dengan pertunjukan, yaitu: kata-kata, nada bicara, mimik, gestur, gerak, make-up, gaya rambut, kostum, setting, lighting, musik, dan efek suara. Dalam hal kata-kata dan nada bicara terutama untuk produksi teater, SBG memiliki konsep natural artinya dilakukan sebagaimana halnya teater tradisional. Namun ada naskah dihafal dan diimprovisasikan oleh setiap pemain. Untuk penampilan tari dan musik umumnya disesuaikan dengan setting budaya apa yang dipertunjukan. Musik yang digunakan juga adalah sesuai dengan konteksnyaa. Misalnya untuk iringan upacara perkawinan adalah musik inai, untuk hiburan musik keyboard lagu-lagu etnik dan pop. Dalam rangka produksi kesenian, SBG juga tak terlepas dari pengadaan alat-alat yang mencakup busana tari dan pemusik, make-up, properti, alat-alat musik, dan sound system. Peralatan ini sebagian besar dimiliki oleh SBG. Namun terkadang juga disewa seperti yang sering adalah busana tarian. Khususnya untuk tarian tertentu, dan SBG belum memiliki busananya. Alat-alat musik dan sound system juga dimiliki oleh SBG seperti seperangkat gondang Toba, gondang dua Mandailing, gondang sidua-dua Simalungun, gondang Nias, gendang dol Minangkabau, gendang Cina, simbal dan gong. Ada juga alat-alat musik Melayu seperti akordion, gambus, biola dan lainnya. Begitu juga dengan peralatan elektrik modern Universitas Sumatera Utara seperti keyboard, gitar bass, gitar melodi, dan lainnya. Untuk sound system disediakan tiga loudspeaker. Untuk pertunjukan biasanya SBG merajuk kepada sound system yang baik yang ada di Medan seperti sound system miliknya Ahyar.

2.4.4 Materi-materi pertunjukan SBG