Organisasi Sinar Budaya Group

pertunjukan minimal sebulan sekali pertunjukan. Pertunjukan tersebut untuk kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya untuk cara perkawinan, acara kesenian budaya, acara hiburan, dan lain sebagainya. Itu dikarenakan Sinar Budaya Group berfokus pada satu kesenian etnik saja. Walaupun kenyataannya permintaan untuk etnik Melayu lebih banyak dibandingkan dari etnik lain karena Sinar Budaya Grou bercikal bakal dari budaya etnik Melayu. Lokasi tempat dimana Sinar Budaya Group menampilkan pertunjukan pun bermacam-macam. Baik didalam negeri maupun di luar negeri, seperti di Jakarta, Pekan Baru, Palembang, Kalimantan, Malaysia, Brunei Darussalam, Venezuela, Singapura, Thailand dan lain-lain. Perkembangan yang terjadi di Sinar Budaya Group tentunya didukung dengan suatu pengelolaan manajemen yang layak yang mereka lakukan. Selain itu pengelolaan tersebut dilakukan seperti apa adanya dan fleksibel, tanpa berpatokan pada satu pengelolaan yang sifatnya terikat seperti pada perusahaan atau organisasi lain pada umumnya. Hal penting dalam pengelolaan Sinar Budaya Group adalah sistem musyawarah untuk mencapai mufakat. Setiap keputusan apapun selalu dimusyawarahkan. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan tugas yang diberikan kepada masing-masing anggota. Di era tahun 2000-an, Sinar Budaya Group memperluas kerjasamanya dengan berbagai instansi dan individu yang dianggap memiliki kebijakan dalam mengembangkan kesenian, baik di Sumatera Utara sendiri, provinsi-provinsi lain, ibukota Jakarta, dan luar negeri seperti Malaysia, Sinagpura, Thailand, dan Brunei Darussalam.

2.2 Organisasi Sinar Budaya Group

Dalam mengelola organisasi, Sinar Budaya Group memakai prinsip-prinsip organisasi. Perlu ditekankan lagi bahwa hasil penyelenggaraan fungsi pengorganisasian adalah terciptanya Universitas Sumatera Utara suatu organisasi yang bentuknya, strukturnya dan bagian-bagiannya disesuaikan dengan kebutuhan sekelompok orang yang terikat secara formal dan terus menerus berinteraksi satu sama lain dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Fungsi pengorganisasian berkaitan erat dengan sikap dan perilaku para anggotanya dalam pemanfaatan organisasi tersebut. Sinar Budaya Group melakukan pembagian kerja berdasarkan kemampuan teknis artistik seniman dan pengelolanya. Artinya orang yang ahli di bidang tari dipercayakan di bidang tari, begitu juga musik, namun ini digabung dengan konsep perluasan kerja, misalnya bagi yang mampu kedua bidang diperkenankan melakukannya. Mereka memiliki hak dan kewajiban dalam organisasi. Di dalam organisasi SBG juga dikembangkan aspek hubungan manusiawi seperti yang ditawarkan dalam teori neoklasik. Umumnya selalu melibatkan setiap orang dalam mengambil keputusan, dan perlu perluasan kerja bukan dalam spesialisasi. Umumnya para seniman SBG mampu membawakan berbagai genre musik maupun tari. Misalnya Fadlin mampu bermain berbagai macam jenis gendang dan serune Mandailing, Ahmad Setia mampu memainkan akordion dan gendang Melayu serta menari tari-tarian Melayu, Muhammad Takari mampu bermain gambus, berbagai macam gendang, biola, akordion, dan lainnya. Para penari selain dapat menari berbagai tarian etnik, ada juga yang dapat bermain alat musik. Sinar Budaya Group adalah sebuah organisasi yang memiliki konsep sebagai satu kesatuan. Sinar Budaya Group dapat dikatakan sebagai salah satu dari jenis kelompok sosial, dimana terbentuknya kelompok sosial disebabkan oleh kebutuhan manusia untuk hidup bersama dan menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2: Lambang dan Logo Sinar Budaya Group Sinar Budaya Group dapat juga dikatakan organisasi formal, tetapi ada juga unsur-unsur informalnya. Dikatakan formal, karena mereka mempunyai struktur organisasi walaupun dapat dikatakan tidak begitu besar, misalnya seperti ketua, sekretariswakl ketua, bendahara dan anggota. Selain itu ada juga seperti penanggungjawab masing-masing seperti dalam hal penciptaan tarian, musik dan kostum. Sedangkan unsur informalnya lebih banyak antara lain misalnya mereka tidak diikat oleh kontrak pertunjukan yang rutin, tetapi diminta baru mengadakan pertunjukan. Kemudian anggotanya baik itu pemusiknya atau penari tidak juga diikat semacam kontrak oleh SBG. Sehingga mereka bisa memiliki beberapa organisasi kesenian lainnya, tetapi dengan syarat mengutamakan kepentingan SBG terlebih dahulu dan didukung dengan sikap permisi. Sehingga Universitas Sumatera Utara mereka berorganisasi dengan berdasarkan saling percaya saja yang diperoleh dari pengalaman- pengalaman berinteraksi.

2.3 Kepemimpinan dan Keanggotaan