Tangga Nada Nada Pusat atau Nada Dasar

Dengan berdasar kepada teori weighted scale yang diaplikasikan untuk menganalisis ketiga lagu tersebut yaitu Ragam Berjalan, Timang Welo, Kelantan, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.

4.2.1 Tangga Nada

Setelah melakukan transkripsi dari ketiga lagu tersebut maka selanjutnya menganalisi struktur melodinya. Pendekatan yang penulis lakukan untuk menentukan tangga nada dan nada dasar dilakukan dengan pendekatan weighted scale, seperti yang dikemukakan oleh Bruno Nettl 1964:7. Meskipun dapat saja pendekatan ini tidak sesuai dengan cara pandang para pemain musik Makyong Sinar Budaya Group, namun teori ini dapat mendeskripsikan secara umum keberadaan struktur melodi lagu-lagu Makyong cerita Putri Ratna oleh Sinar Budaya Group, terutama bagi para pemula yang dilatarbelakangi pendidikan musik Barat yang selanjutnya lebih dapat menelusuri konsep dan struktur sebenarnya musik Makyong cerita Putri Ratna oleh Sinar Budaya Group ini baik pandangan musikologis secara umum. Dari hasil transkripsi tiga lagu sampel itu, maka struktur tangga nada yang digunakan oleh ketiga lagu tersebut adalah seperti berikut ini. Ragam Berjalan: 5 – 6 – 7 Tangga Nada tonis Universitas Sumatera Utara Timang Welo : 1 – 2 –3 – 4 – 6 Tangga Nada Pentatonis Kelantan : 1 – 2 – 3 – 4 – 6 – 7 Tangga Nada Diatonis

4.2.2 Nada Pusat atau Nada Dasar

Dalam menentukan nada dasar, penulis mempergunakan kriteria-kriteria generalisasi yang ditawarkan oleh Bruno Nettl dalam bukunya yang berjudul Thaory and Method in Ethnomusicology 1984:164. Menurutnya ada tujuh kriteria yang ditawarkannya untuk menentukan nada dasar suatu lagu, yaitu sebagai berikut. 1 Patokan yang paling umum adalah melihat nada mana yang paling sering dipakai, dan mana yang paling jarang dipakai dalam sebuah komposisi musik; 2 Kadang-kadang nada yang harga ritmisnya besar dianggap sebagai nada dasar, walaupun jarang dipakai dalam keseluruhan komposisi musik tersebut. 3 Nada yang dipakai pada awal atau akhir komposisi maupun pada bahagian tengah komposisi musik dianggap mempunyai fungsi penting dalam menentukan tonalitas komposisi musik tersebut. 4 Nada yang berada pada posisi paling rendah atau posisi tengah dianggap penting. 5 Interval-interval yang terdapat di antara nada , kadang-kadang dapat dipakai sebagai patokan. Umpamanya kalau ada satu nada dalam tangga nada pada sebuah komposisi musik yangdigunakan bersama oktafnya. 6 Adanya tekanan ritmis pada sebuah nada juga dapat dipakai sebagai patokan tonalitas. 7 Harus diingat bahwa barangkali terdapat gaya-gaya musik yang mempunyai sistem tonalitas yang tidak dapat dideskripsikan dengan keenam patokan di atas. Untuk Universitas Sumatera Utara mendeskripsikan sistem tonalitas seperti itu, cara terbaik adalah berdasar kepada pengalaman akrab dengan gaya musik tersebut terjemahan Marc Perlman 1990. Dengan mempergunakan ketujuh kriteria di atas, maka nada dasar ketiga lagu tersebut dapat diuraikan sebagai berikut ini. A. Lagu Ragam Berjalan 1 Nada yang paling sering dipakai adalah nada G 2 Nada yang memiliki nilai ritmik paling besar dalam keseluruhan komposisi musik ini adalah nada G 3 Nada awal lagu ini dan paling sering digunakan adalah nada B 4 Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah nada G 5 Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf 6 Tekanan ritmik pada umumnya terjadi pada nada 7 Menurut pengalaman musikal penulis kemungkinan paling besar sebagai nada dasar lagu Ragam Berjalan adalah nada G B. Lagu Timang Welo 1 Nada yang paling sering dipakai adalah nada C 2 Nada yang memiliki nilai ritmik paling besar dalam keseluruhan komposisi musik ini adalah nada C 3 Nada awal lagu ini dan paling sering digunakan adalah nada C 4 Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah nada A 5 Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf 6 Tekanan ritmik pada umumnya terjadi pada nada Universitas Sumatera Utara 7 Menurut pengalaman musikal penulis kemungkinan paling besar sebagai nada dasar lagu Timang Welo adalah nada C C. Lagu Kelantan 1 Nada yang paling sering dipakai adalah nada B 2 Nada yang memiliki nilai ritmik paling besar dalam keseluruhan komposisi musik ini adalah nada B 3 Nada awal lagu ini dan paling sering digunakan adalah nada B 4 Nada yang memiliki posisi paling rendah adalah nada E 5 Nada yang dipakai sebagai duplikasi oktaf 6 Tekanan ritmik pada umumnya terjadi pada nada 7 Menurut pengalaman musikal penulis kemungkinan paling besar sebagai nada dasar lagu Kelantan adalah nada B Tabel 5.2 Nada Dasar yang Dipergunakan pada Lagu Ragam Berjalan No Kriteria Nada 1. 2. 3. 4. 5. 6. K1 K2 K31 K32 K33 K4 G 39 B B G G G oktaf rendah Universitas Sumatera Utara 7. 8. 9. K5 K6 K7 - - G Tabel 5.3 Nada Dasar yang Dipergunakan pada lagu Timang Welo No Kriteria Nada 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. K1 K2 K31 K32 K33 K4 K5 K6 C 120 C C A C A oktaf rendah - - Universitas Sumatera Utara 9. K7 C 1b Tabel 5.4 Nada Dasar yang Dipergunakan pada lagu Kelantan No Kriteria Nada 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. K1 K2 K31 K32 K33 K4 K5 K6 K7 B 29 B B B B E oktaf rendah - - B 1b Keterangan: K1 = nada yang paling sering dipakai K2 = nada yang memiliki nilai ritmis terbesar K31 = nada awal yang paling sering dipakai K32 = nada akhir yang paling sering dipakai frase K33 = nada tengah yang paling sering dipakai Universitas Sumatera Utara K4 = nada yang menduduki posisi paling rendah K5 = nada dengan penggunaan duplikasi oktaf K6 = nada yang mendapat tekanan ritmis K7 = nada dasar sebagai ciri khas musik Makyong cerita Putri Ratna oleh Sinar Budaya Group

4.2.3 Wilayah Nada