2.5 Hipotesis
Sebagai asumsi awal penelitian maka diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut:
H : Tidak terdapat hubungan antara pelaksanaan employee relations dalam
bentuk rapat rutin terhadap kepuasan komunikasi karyawan PT INALUM.
H
a
: Terdapat hubungan antara pelaksanaan employee relations dalam bentuk rapat rutin terhadap kepuasan komunikasi karyawan PT INALUM.
Dalam bentuk statistik dapat dituliskan sebagai berikut:
H
a
: � ≠ 0
H :
� = 0
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
PT Indonesia Asahan Alumunium atau disingkat PT INALUM adalah perusahaan yang didirikan pada tanggal 6 Januari 1976. PT INALUM
memperoleh Status Badan Hukum sejak tahun didirikan untuk jangka waktu 76 tahun sejak tanggal tersebut.
Pada awal masa pemerintahan Presiden Soeharto, pemerintah mulai memikirkan tentang suatu proyek prioritas yang nantinya diperkirakan akan
menjadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat, yakni pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. Pemikiran pemerintah ini bukan tanpa
alasan, sebab potensi sungai yang membentang deras mulai dari Danau Toba sampai Pesisir Selat Malaka diketahui mampu memenuhi konsumsi listrik di masa
mendatang, bahkan sejak pendudukan Hindia Belanda sudah ada pengerjaan PLTA di sungai ini walaupun mengalami kegagalan. Namun sayang, proyek masa
depan ini membutuhkan biaya besar dan pemerintah tidak dapat secara mandiri melaksanakan proyek tersebut. Maka dari itu, pemerintah membuat suatu
penawaran investasi kepada pihak asing namun akan menjadi sulit karena kebutuhan listrik pada masa itu belum menjadi kebutuhan utama.
Kesempatan yang sangat langka muncul dari Pemerintah Jepang yang bersedia membantu terlaksananya pembangunan jangka panjang tersebut dengan
investasi utama yang pada akhirnya menjadi aset penting bagi negara pada saat ini yakni proyek peleburan alumunium yang mana kebutuhan listriknya mampu
dipasok PLTA yang akan dibangun. Prediksi akan kebutuhan listrik 36 tahun silam terbukti pada saat ini dan
jika dibandingkan biaya pembangunan Pembangkit Listrik di masa ini menjadi jauh lebih mahal dari biaya pembangunan pada masa itu. Pasokan listrik yang
dihasilkan dari PLTA Asahan yang besar tidak hanya dinikmati oleh masyarakat luas namun juga mampu menggerakkan produksi alumunium batangan sebagai
Universitas Sumatera Utara
bahan baku yang paling berpengaruh bagi sekitar 80 perusahaan domestik maupun asing.
Ruang lingkup PT INALUM adalah pada bidang industri alumunium dan tenaga listrik. Untuk kepentingan tersebut Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha:
a. Membangun dan mengusahakan Pabrik Peleburan Alumunium di Kuala Tanjung untuk menghasilkan, membuat dan mengelola alumunium,
produk karbon dan produk lain yang sehubungan dengan itu untuk memasarkan segala produk dimaksud di dalam negeri serta
mengekspornya. b. Membangun dan mengusahakan Pembangkit Listrik Tenaga Air di
Paritohan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menyalurkan ke Pabrik Peleburan Alumunium dan prasarana lainnya yang akan dibangun oleh
Perseroan.
PT INALUM terdiri dari:
a. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Terletak di Sungai Asahan di Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan,
Kabupaten Toba Samosir. PLTA Inalum yang terletak di sepanjang Sungai Asahan terdiri dari:
• Bendungan Pengatur Regulating Dam yang terletak di Siruar, 14,6km dari Danau Toba. Bendungan ini berfungsi untuk
menyediakan persediaan air yang mencukupi di dalam danau dan mengatur air keluar dari Danau Toba ke Sungai Asahan. Tipe
bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 39 m panjang 71 m.
• Bendungan Penadah Air Siguragura Siguragura Intake Dam yang terletak di Simorea, 9 km di hilir Bendungan Pengatur. Tipe
bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian 46 m,
Universitas Sumatera Utara
panjang 173 m. bendungan ini berfungsi untuk mengatur pasokan air ke stasiun pembangkit listrik Siguragura Siguragura Power
Station yang berada 200 m di dalam perut bumi dengan empat unit generator. Total kapasitas tetap keempat generator tersebut adalah
203 MW. Pembangkit listrik Siguragura ini merupakan PLTA bawah tanah pertama di Indonesia.
• Bendungan Penadah Air Tangga Tangga Intake Dam yang terletak di Tangga, ± 8 km di hilir Bendungan Siguragura atau 500
m di hulu Air Terjun Tangga. Tipe bendungan ini adalah beton massa berbentuk busur dengan ketinggian 82 m dan panjang 125
m. bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. PLTA Tanggayang berada + 1,7 km di hilir Bendungan
Tangga berada di atas permukaan tanah dan memilki 4 unit generator. Total kapasitas tetap PLTA Tangga ini adalah 223 MW.
Kemudian tenaga listrik yang dihasilkan stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga disalurkan melalui jaringan transmisi sepanjang
120 km dengan jumlah menara 271 buah dengan tegangan 275 KV ke Power Plant di Kuala Tanjung. Melalui gardu induk Kuala Tanjung
tegangannya diturunkan menjadi 33 KV untuk didistribusikan ke tiga tungku reduksi dan gedung penunjang lainnya. Masing-masing gedung
tungku reduksi mempunyai 2 unit penyearah silikon dengan 37 KA dan 800 V.
Sesuai dengan perjanjian induk kelebihan tenaga listrik dengan batasan max 50 MW diserahkan kepada pemerintah melalui PLN.
Kelebihan tenaga listrik tegangan 275 KV ini disalurkan melalui gardu induk Kuala Tanjung ke gardu induk PLN untuk didistribusikan ke
masyarakat melaui jaringan transmisi 150 KV.
b. Pabrik Peleburan Aluminium Terletak di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu
Bara. Pabrik peleburan PT INALUM terdiri dari tiga pabrik utama yaitu:
Universitas Sumatera Utara
• Pabrik Karbon Carbon Plant • Pabrik Reduksi Reduction Plant
• Pabrik Penuangan Casting Plant
Pembangunan PT INALUM merupakan suatu prestasi besar pemerintah pada masanya karena pembangunan yang dilakukan PT INALUM membutuhkan
teknologi dengan biaya yang besar sehingga tidak semua negara mampu menyelenggarakannya.
Pembangunan dengan teknologi yang rumit pastinya membutuhkan tenaga manusia yang handal dan kompeten sehingga banyak staf dan karyawan Indonesia
yang mendapat kesempatan untuk belajar mengenai teknik konstruksi sampai ke negara Jepang demi memenuhi standar tersebut.
Produksi alumunium yang mampu dihasilkan oleh tungku-tungku pabrik saat ini mencapai 249.000 ton alumunium per tahun dengan efisiensi yang
meningkat hingga lebih dari 92, sangat jauh dari angka estimasi desain awal pabrik yang hanya mampu menghasilkan sekitar 225.000 ton alumunium per
tahun. Penelitian ini dilaksanakan di Smelter PT INALUM Kuala Tanjung
Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, P.O. Box 1 Kuala Tanjung 21257. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi
yang dipilih memiliki konsentrasi populasi dan intensitas rapat rutin satu atau antar divisi yang lebih banyak daripada lokasi lainnya seperti di Medan, Jakarta,
maupun di Paritohan.
3.2 Metode Penelitian