i. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham mencerminkan situasi umum bursa efek. Indeks harga saham merupakan ringkasan atas berbagai faktor
yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi, sosial dan politik. Indeks harga saham adalah angka indeks harga saham
yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga diharapkan bisa menghasilkan trend.
2.2.4.3. Investasi Pada Saham
Saham dikenal dengan katakteristik high risk – high return. Artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi
namun juga berpotensi risiko tinggi. Fakhruddin dan Hadianto, 2001 : 9 Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan
membeli atau memiliki saham, yaitu Fakhruddin dan Hadianto, 2001 : 6 : 1.
Deviden Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Deviden diberikan setelah mendapat dari persetujuan pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan deviden, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu
yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada
dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan deviden.
2. Capital Gain
Merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Misalnya seorang pemodal
mem beli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan.
Resiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya, antara lain yaitu : Fakhruddin dan Hadianto, 2001 : 9
1. Tidak Mendapatkan Deviden
Perusahaan akan membagikan deviden jika operasi perusahaan akan menghasilkan keuntungan dan mendapatkan persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS untuk membagikan deviden. Dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan deviden
jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. 2.
Capital Loss Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital gain alias keuntungan atas sahamnya yang dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan
harga jual lebih rendah dari harga beli. Dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss.
3. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut. Sesuai dengan
peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham
perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di delist. 4.
Saham di Delist dari Bursa Delisting Resiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham
perusahaan dikeluarkan dari pencatatan Bursa Efek alias di delist. Suatu saham perusahaan di delist dari Bursa umumnya karena
kinerja yang buruk. Saham yang telah di delist tentu saja tidak lagi diperdagangkan dibursa, namun tetap dapat diperdagangkandi luar
bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga
sebelumnya. 5.
Saham di Suspend Jika suatu perusahaan di Suspend alias dihentikan perdagangannya
oleh otoritas bursa efek. Dengan demikian pemodal tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya
berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan,
namun dapat pula berlangsung dalam kurun waktu beberapa hari perdagangan.
2.2.4.4. Analisis Nilai Saham