Deskripsi Teoritik TINJAUAN PUSTAKA

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Prestasi belajar Menurut Winkel dalam Nurkholis 2006: 10 prestasi belajar adalah hasil suatu penilaian dibidang pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru Purwodarminto dalam Nurkholis 2006: 10. Sedangkan menurut Rusyan dalam Nurkholis 2006: 10 prestasi belajar merupakan hasil dari adanya rencana dan pelaksanaan proses belajar, sehingga diperlukan informasi-informasi yang mendukung disertai dengan data yang objektif dan memadai. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar mengajar Syah 1995: 150. Menurut Bloom dalam Slavin, 1994, prestasi akademik atau prestasi belajar adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis, dan evaluasi Reni Akbar 2004: 68. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik Winkel, dalam Slameto, 1991, antara lain ada yang bersifat internal terdiri dari inteligensi, motivasi belajar, minat, bakat, sikap, persepsi diri, dan kondisi fisik dan ada yang bersifat eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dengan demikian, Prestasi belajar merupakan hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto 2003: 54-72 faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat , minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor-faktor tersebut meliputi: 1 Faktor intern faktor dalam diri manusia Faktor ini meliputi: a Faktor fisiologi yang bersifat fisik yang meliputi: 1 Karena sakit Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya ransangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya. 2 Karena kurang sehat Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses, mengelola,menginterprestasi dan mengorganisasi materi pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya. 3 Karena cacat tubuh Cacat tubuh dibedakan atas dua golongan, yaitu : a Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, dan gangguan psikomotor. b Cacat tubuh yang tetap serius seperti buta, tuli, bisu dan sebagainya. Bagi seseorang yang memiliki cacat tubuh ringan masih dapat mengikuti pendidikan umum, dengan syarat guru memperhatikan dan memperlakukan siswa dengan wajar. Sedangkan bagi orang yang memiliki cacat tubuh serius harus mengikuti pendidikan di tempat khusus seperti Sekolah Luar Biasa SLB. b Faktor psikologi faktor yang bersifat rohani Faktor psikologi meliputi: 1 Intelegensi Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda- beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar. 2 Bakat Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nilainya rendah. 3 Minat Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran. 4 Motivasi Motivasi sabagai faktor dalam batin berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar. 5 Faktor kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan- dorongan, seperti : memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar. 2 Faktor Ekstern Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor ini meliputi : a Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain : 1 Perhatian Orang tua Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya. 2 Keadaan ekonomi orang tua Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi. 3 Hubungan antara anggota keluarga Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula. b Lingkungan Sekolah Yang dimaksud sekolah, antara lain : 1 Guru, yang meliputi : Guru merupakan salah satu faktor lingkungan sekolah yang berperan penting dalam mencapai prestasi belajar siswa. Guru sebagai subjek dalam pendidikan yang bertugas untuk mentransfer ilmu kepada siswa, maka seorang guru harus dapat menguasai bahan pelajaran yang akan ditransfer dan dapat menyampaikan dengan baik serta dapat menguasai dan mengontrol kondisi kelas siswa. 2 Faktor alat Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian kurang efektif. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan banyak menimbulkan kesulitan siswa dalam belajar dan guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi siswa sehingga tidak menutup kemungkinan akan menghambat prestasi belajar siswa. 3 Kondisi gedung Kondisi gedung terutama ditunjukkan pada ruang kelas atau ruang tempat proses belajar mengajar. Ruang harus memenuhi syarat kesehatan seperti; a Ruang harus berjendela, ventilasi cukup, udara segar dan sinar dapat masuk ruangan b Dinding harus bersih, putih, tidak terlihat kotor c Lantai tidak becek, licin atau kotor d Keadaan gedung yang jauh dari keramaian seperti pasar, bengkel, pabrik, dan lain-lain, sehingga siswa mudah konsentrasi dalam belajar Apabila beberapa hal diatas tidak terpenuhi maka situasi belajar akan kurang baik. c Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial Masyarakat 1 Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada disekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar. 2 Lingkungan sosial a Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak- anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut. b Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak. c Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya. 2. Bimbingan guru a. Pengertian Bimbingan Guru Menurut Winkel 2004: 27, bimbingan adalah 1 memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat, 2 bimbingan adalah mengarahkan, yaitu menuntun ke suatu tujuan. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan process of helping kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan agama dan budaya sehingga mencapai kehidupan yang bermakna berbahagia, baik secara personal maupun sosial. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Di pundaknya terdapat beban tanggung jawab utama dalam mentransfer usaha kependidikan persekolahan di negara maju. Media elektronik sebagai alat untuk pengkajian dalam segala bidang selalau dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada pengajar telah dibuktikan, namun keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan guru. Ada sesuatu yang hilang di mana selama ini disambungkan oleh adanya interaksi antara manusia, antara guru dan pelajar. Kehilangan utama yang paling nampak adalah dari segi keteladanan dan pemahaman nilai-nilai yang dikristalisasi dalam tujuan pengajaran yang dimaksud. Sebab tujuan yang mengarahkan pelajar tersebut bersumber pada guru dibandingkan pada pelajar sekalipun. Tujuan itu dirumuskan oleh tenaga kependidikan yang lebih tinggi kedudukannya di dalam sistem birokrasi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional UUSPN pasal 27 ayat 03 dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, disamping itu ia mempunyai tugas lain yang bersifat pendukung yaitu membimbing dan mengelola administrasi sekolah. Pengertian guru secara lebih jelas dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 26MENPAN1989 pasal 2 ayat 1 yang menyatakan bahwa guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan p endidikan di sekolah”. Sebagai pendidik guru mempunyai tugas utama yaitu menyelenggarakan proses belajar mengajar. Sebagai penghubung guru mempunyai tugas utama yaitu memberikan bimbingan dalam memecahkan dan mengatasi masalah yang dihadapi siswa, sebab proses belajar mengajar erat kaitannya dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademik. Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang utuh, maka proses pendidikan harus membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, sebagai siswa dan anggota masyarakat selain mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani masalah-masalah atau hal-hal di luar garapan pengajaran, tetapi secara tidak langsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah itu. Bimbingan dan konseling semakin hari dirasakan semakin perlu keberadaannya di setiap sekolah. Setiap siswa pada hakikatnya dilahirkan dengan berbagai macam potensi yang dapat dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Potensi-potensi itu tidak dapat mempunyai arti apa-apa bila tidak dikembangkan dengan baik. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua siswa memahami potensi yang dimilikinya, apalagi pemahaman tentang cara mengembangkannya. Di dalam perjalanan hidupnya, siswa juga sering menemui berbagai macam masalah. Lepas persoalan yang satu, muncul permasalahan yang lain, demikian seterusnya silih berganti persoalan itu timbul. Pada kenyataannya, tidak semua siswa mampu mengatasi persoalannya sendiri. Agar mereka dapat mengenali potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal, serta menghadapi masalah yang dihadapi diperlukan bantuan atau bimbingan dari orang lain sehingga mereka dapat berbuat dengan tepat sesuai dengan potensi atau keadaan yang ada pada dirinya. b. Bentuk – Bentuk Bimbingan Bentuk – bentuk bimbingan belajar Winkel 2004: 111 sebagai berikut: 1 Bimbingan Individual atau Perseorangan. Bimbingan individual disalurkan melalui layanan konseling, bila seorang siswa berhadapan muka dengan konselor. Namun bimbingan individual juga dapat berlangsung di luar wawancara konseling, misalnya seorang siswa menanyakan cara mendaftarkan diri untuk ikut dalam UMPTN. 2 Bimbingan Kelompok. Bimbingan kelompok dapat terlaksana dengan berbagai cara, misalnya dibentuk kelompok kecil dalam rangka layanan konseling, dibentuk kelompok diskusi, diberikan bimbingan karier kepada siswa – siswi yang tergabung dalam satu kesatuan kelas. 3. Motivasi belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu Hamzah 2007: 3. Sedangkan motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya Hamzah 2007: 3. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu Sardiman 2008: 75. Sedangkan motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar Mudjiono 2006: 80. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Sardiman A.M 2008: 75, mendefinisikan motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan keseluruhan, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama – sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non – intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. b. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman A. M 2008: 85 –86, fungsi motivasi adalah sebagai berikut: 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. c. Bentuk – Bentuk Motivasi Belajar Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah Sardiman 2008: 91 – 95 1 Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angkanilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa- siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya. 2 Hadiah Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak lah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. 3 Saingankompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan didalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa. 4 Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya. 5 Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering misalnya setiap hari karena bisa membosankan dan bersifat rutinitis. Dala hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. 6 Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 7 Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memumupk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri. 8 Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. 9 Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada ungsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan menjadi lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10 Minat Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. b Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 11 Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. Disamping bentuk-bentuk motivasi sabagaimana diuraikan diatas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan pada mulanya, karena ada sesuatu bentuk motivasi siswa itu rajin belajar, tatapi guru harus mampu melanjutkan dari tahap rajin belajar itu bisa diarahkan menjadi kegiatan belajar yang bermakna, sehingga hasilnya pun akan bermakna bagi kehidupan si subjek belajar. d. Jenis – Jenis Motivasi Belajar Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman 2008: 86 – 90 mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu: 1 Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. b Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari. 2 Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis: a Motif atau kebutuhan organis misalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain. b Motif-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya. c Motif-motif objektif 3 Motivasi jasmani dan rohani a Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya. b Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat. 4 Motivasi intrisik dan ekstrinsik a Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. 4. Dukungan teman Teman atau sahabat adalah sosok teramat penting dalam proses perkembangan kepribadian seseorang. Masa kecil kita dipenuhi keceriaan dengan adanya sahabat, meski terkadang ada sedikit pertikaianpertengkaran antar teman, namun itu merupakan sebuah proses pendewasaan. Begitu juga dalam dunia maya. Keberadaan teman atau sahabat mutlak diperlukan. Tak heran di dunia yang tak dibatasi oleh jarak dan batas wilayah ini begitu banyak bermunculan situs jejaring sosial atau forum jalinan teman semisal facebook, twitter, dll yang bisa kita masuki demi menambah jumlah teman dari seluruh penjuru dunia. Fenomena ini sangat menarik, kita bisa dengan begitu mudahnya berinteraksi dengan siapapun di dunia ini yang sebelumnya sama sekali tidak kita kenal. Sahabat bisa memberi kita dorongan semangat dan membuat hidup kita menjadi jauh lebih berwarna. Menurut Vembriarto 1993: 54, kelompok sebaya adalah kelompok yang terdiri atas sejumlah individu yang sama, dalam hal usia, status atau posisi sosial. Melalui kelompok sebaya itu, anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita – cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama, dan tanggung jawab Vembriarto 1993: 61. Melalui kelompok sosial seseorang mendapatkan manfaat sebagai berikut Vembriarto 1993: 61-62: a. Kelompok sosial mengajarkan mobilitas sosial. Meskipun kebanyakan kelompok sosial itu terdiri dari anak – anak yang mempunyai status sosial yang sama, namun di dalam kelas atau dalam perkumpulan pemuda kerap kali terjadi pergaulan antara anak – anak yang berasal dari kelas sosial yang berbeda. Anak – anak dari kelas sosial bawah bergaul akrab dengan anak – anak dari kelas sosial menengah dan kelas sosial atas. Melalui pergaulan di dalam lingkungan kelompok sebaya itu anak – anak dari kelas sosial bawah menangkap nilai – nilai, cita – cita, dan pola – pola tingkah laku anak – anak dari golongan kelas menengah dan atas. Dengan mengadopsi nilai – nilai, cita – cita, dan pola – pola tingkah laku itu anak – anak dari kelas sosial bawah mempunyai motivasi untuk mobilitas sosial. b. Dalam kelompok sebaya anak mempelajari peranan sosial yang baru. Anak yang berasal dari keluarga yang bersifat otoriter mengenal suasana kehidupan yang demokratik dalam kelompok sebaya. Sebaliknya anak yang berasal dari keluarga yang demokratik mungkin menghadapi pimpinan yang otoriter dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperanan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dan kambing hitam. Demikian pula di dalam kelompok sebaya itu anak mempunyai kesempatan melakukan bermacam – macam eksperimen sosial. 5. Sarana Belajar a. Pengertian Sarana Belajar Pemanfaatan sarana belajar yang baik akan memudahkan anak dalam melakukan aktivitas belajar sehingga anak lebih semangat dalam belajar. Sebaliknya, dengan kurangnya sarana belajar akan mengakibatkan anak kurang bersemangat dan kurang bergairah dalam belajar. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi prestasi belajar anak. Menurut Slameto 1995: 28, salah satu syarat keberhasilan belajar adalah “bahwa belajar memerlukan sarana yang cukup”. Sarana atau fasilitas belajar yang menunjang kegiatan belajar siswa dapat bermacam- macam bentuknya. Sarana belajar memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung tercapainya keberhasilan belajar dengan adanya pemanfaatan sarana belajar yang tepat dalam pembelajaran diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam menyerap materi yang disampaikan. Pemanfaatan sarana belajar yang tepat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan belajar, sebab aktivitas belajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang oleh sarana belajar yang baik dan memadai dan sebaliknya jika tidak ada sarana dan prasarana yang baik menyebabkan siswa akan terhambat dalam belajar sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Contohnya kapur tulis, atlas dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang secara tidak langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Roestiyah 1982: 67, sarana belajar atau media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa di dalam maupun di luar kelas. Pengertian sarana belajar yang peneliti maksud di sini adalah bahan, alat, media atau fasilitas yang digunakan oleh siswa untuk belajar baik di sekolah ataupun di luar sekolah. b. Fungsi Sarana Belajar Beberapa fungsi sarana belajar Mulyaningsih 2007 1 Fungsi Edukatif, artinya dengan sarana belajar ini dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. 2 Fungsi Sosial, artinya dengan sarana belajar ini hubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan sarana belajar itu. 3 Fungsi Ekonomis, artinya dengan satu macam sarana belajar pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. 4 Fungsi Politis, artinya dengan sarana belajar ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai di daerah-daerah bahkan di tiap-tiap sekolah. 5 Fungsi Seni Budaya, artinya dengan adanya sarana belajar ini berarti kita bisa mengenalkan bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan siswa tentang nilai-nilai budaya manusia makin lama makin bertambah. c. Macam – Macam Sarana Belajar Sedangkan bila tinjau dari fungsi dan peranannya dalam proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi: 1 Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar. Alat ini mungkin berwujud buku tulis, gambar-gambar, alat-alat tulis-menulis lain seperti kapur, penghapusan dan papan tulis maupun alat-alat praktek, semuanya termasuk ke dalam lingkup alat pelajar. 2 Alat peraga Alat peraga mempunyai arti yang luas. Alat peraga adalah semua alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa benda ataupun perbuatan dari yang tingkatannya paling konkrit sampai ke yang paling abstrak yang dapat mempermudah pemberian pengertian penyampaian konsep kepada murid. Dengan bertitik tolak pada penggunaannya, maka alat peraga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda. b Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut- turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan miniatur, Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini, ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. 3 Media pengajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Oleh karena itu, Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien siswa untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. 6. Akuntansi a. Pengertian Akuntansi Menurut Setiyanto 2007: 146, pengertian akuntansi dapat dilihat dari beberapa sudut pandang sebagai berikut: 1 Menekankan pada Proses Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi dalam perusahaan sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas. 2 Menekankan pada Seni Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan, meringkas, menganalisis data yang bersifat keuangan dari suatu organisasi, kemudian melaporkan kepada pihak yang berkepentingan. 3 Menekankan pada Aktivitas Akuntansi adalah suatu aktivitas penghasil jasa berfungsi menyediakan informasi yang bersifat kualitatif tentang suatu modal untuk digunakan sebagai proses pengambilan keputusan akonomi. Sedangkan menurut kamus akuntansi, akuntansi adalah aktivitas-aktivitas yang menyediakan informasi biaya yang bersifat kuantitatif dan disajikan dalam satuan uang, untuk pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian sumber operasi, serta mengevaluasi prestasi kerja Setiyanto 2007: 146. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan dan menjadi bagian penting kehidupan bisnis Suwardjono 1994: 4. b. Tujuan Akuntansi Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi Kardiman 2006: 3. Akuntansi menyediakan cara-cara untuk mengumpulkan dan melaporkan data ekonomi kepada bermacam-macam individu dan pihak-pihak yang membutuhkannya. Pemilik dan calon pemilik perusahaan ingin mengetahui bagaimana posisi keuangan perusahaan dan prospeknya di masa datang. Pihak bank ingin menilai kemampuan keuangan perusahaan dan mempertimbangkan resiko yang akan terjadi sebelum memberikan pinjaman.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Implementasi model pembelajaran cooperative learning teknik Quick On The Draw untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 : penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

2 16 238

Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswi kelas XI SMA Stella Duce 2.

0 0 116

Hubungan antara prestasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap jurusan IPS dengan minat siswa memilih jurusan IPS : studi kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 0 174

Hubungan antara bimbingan guru, motivasi belajar, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

1 5 175

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 1 TERAS.

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI BELAJAR SISWA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP JURUSAN IPS DENGAN MINAT SISWA MEMILIH JURUSAN IPS (Studi Kasus pada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta)

0 0 172

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN GURU AKUNTANSI, MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI, DAN DUKUNGAN TEMAN SEKELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 173

HUBUNGAN BIMBINGAN GURU DI KELAS, MINAT BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA

0 1 114

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogy

0 2 235