Jumlah hari apotek buka per minggu
1.7 63.8
34.5 10
20 30
40 50
60 70
6 hari 6 hari
7 hari
Jum lah hari P
e rsen
tas e
ap o
tek
Gambar 8. Jumlah hari apotek buka per minggu
Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu
6.9 31
62.1
10 20
30 40
50 60
70
3 hari 3 sd 5 hari
6 sd 7 hari
Jum lah hari P
e rs
e n
ta s
e AP
A
Gambar 9. Jumlah hari APA bekerja di apotek per minggu
3. Ada tidaknya Apoteker Pendamping di apotek
Seperti disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332 tahun 2002, pengelolaan apotek merupakan tugas dan tanggung jawab dari Apoteker
Pengelola Apotek. Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya pada jam buka apotek, Apoteker Pengelola Apotek dapat menunjuk
Apoteker Pendamping.
47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
APA punya apoteker pendamping atau tidak
22
78
Ada Tidak
Gambar 10. APA punya Apoteker Pendamping atau tidak
Melihat pada gambar 6, 7, 8, dan 9 diatas, yaitu dengan membandingkan antara lama APA berada di apotek dan lama apotek buka, maka sebenarnya apotek-
apotek di Kota Yogyakarta seharusnya Apoteker Pengelola Apoteknya memiliki Apoteker Pendamping yang menggantikan APA ketika APA tidak bisa hadir di
apotek. Diketahui jumlah apotek yang Apoteker Pengelola Apoteknya memiliki Apoteker Pendamping adalah sebanyak 13 APA 22,4 dan sisanya 45 APA
77,6 tidak memiliki Apoteker Pendamping. Penunjukan Apoteker Pendamping menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 922MENKESPER1993 harus dilaporkan kepada dinas kesehatan propinsi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal dan kepala Balai Pemeriksaan Obat dan
Makanan setempat. Untuk mendapatkan izin kerja sebagai Apoteker Pendamping apoteker harus mendapat visum yaitu pernyataan Dinas Kesehatan Propinsi tentang
keabsahan apoteker melaksanakan tugas sebagai Apoteker Pendamping. Kepemilikan visum oleh Apoteker Pendamping tidak ditanyakan pada
penelitian ini sehingga ada kemungkinan salah persepsi oleh Apoteker Pengelola
48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Apotek dalam memberikan jawaban. Kemungkinan salah tersebut misalkan ternyata apoteker yang dianggap Apoteker Pendamping sebenarnya belum dilaporkan kepada
dinas kesehatan propinsi tetapi Apoteker Pengelola Apotek tetap menganggap apoteker tersebut tetap sebagai Apoteker Pendamping.
4. Ada tidaknya prosedur tetap
Pelayanan resep memerlukan ketelitian dan kecepatan supaya pasien tidak menunggu terlalu lama, khususnya untuk apotek yang ramai. Prosedur tetap akan
menjadikan pelayanan resep menjadi efisien namun belum semua apotek di Kota Yogyakarta memiliki prosedur tetap. Diketahui pada penelitian ini bahwa prosedur
tetap dimiliki oleh 34 apotek 58,6, sedangkan 24 apotek 41,4 tidak memiliki prosedur tetap. Dikarenakan masih banyak apotek yang tidak memiliki prosedur tetap
maka praktik yang baik tidak bisa dijamin dapat tercapai setiap saat dan apotek akan mendapat kesulitan dalam melakukan audit jika ada kesalahan.
Ada tidaknya prosedur tetap di apotek
59 41
Ada Tidak
Gambar 11. Apotek punya prosedur tetap atau tidak
Berikut adalah contoh skema prosedur tetap yang dimiliki apotek XYZ:
49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
APOTEK XYZ
Kota Yogyakarta
PROSEDUR TETAP
Tujuan : untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah
ditentukan Ruang lingkup : pelayanan resep
Hasil : pelayanan memuaskan konsumen dengan waktu yang tidak lama
pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan Indikator
: lama waktu pelayanan resep obat jadi ± 10 menit
lama waktu pelayanan resep obat racikan ramuan ± 25 menit untuk
racikan per 30 puyer dan 30 kapsul Persyaratan : karyawan yang terdidik, yang selalu untuk belajar menambah
ilmu ketersediaan barang obat, tidak berlebihan, tidak banyak yang
kadaluarsa ketersediaan peralatan penunjang, dengan diversifikasi penjualan
kosmetik dan alat kesehatan rumah tangga
Mekanisme Alur Pelayanan Resep
1 Apoteker melakukan skrining resep dengan cara : a, b, c. a. Mengecek persyaratan administratif, yang meliputi :
1 nama, SIP dan alamat dokter. 2 tanggal penulisan resep
3 tanda tangan paraf dokter penulis resep 4 nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
5 nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta 6 cara pemakaian yang jelas
7 informasi
lainnya b. Kesesuaian farmasetik, yang meliputi :
1 bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian
2 pertimbangan klinis yang meliputi : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain. Jika ada keraguan terhadap
resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya, bila perlu menggunakan
persetujuan setelah pemberitahuan.
2 Setelah skrining resep kemudian dilakukan pengecekan penyiapan ketersediaan barang obat oleh Apoteker AA.
3 Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.
50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Langkah selanjutnya adalah memberi nomor resep dan menghargai obat dalam resep tersebut. Kemudian ditanyakan kepada pasien apakah pasien bersedia
membayar obat tersebut. Setelah pasien menyetujui dan membayar obat, kemudian dilakukan penyiapan obat.
5 Penyiapan obat dilakukan dengan : peracikan, peracikan merupakan bagian menyiapkan, menimbang, mencampur,
mengemas dan memberikan etiket pada wadah. a. etiket harus jelas dan dapat dibaca. Untuk obat dalam, etiket berwarna putih,
sedangkan untuk obat luar etiket berwarna biru. Untuk obat yang berbentuk cair sirup diberi juga etiket “gojog dulu”.
c. pengemasan, obat-obat dikemas dengan rapi terbungkus plastik dalam kemasan yang cocok untuk menjaga kualitasnya. Obat dalam suatu resep dikemas dalam
satu plastik besar. d. penyerahan obat, sebelum obat diserahkan pada pasien, harus dilakukan
pemeriksaan akhir yang sebaiknya dilakukan olah AA atau petugas lain terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker
disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan.
e. informasi obat. Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas, mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada
pasien sekurang-kurangnya meliputi : 1 cara pemakain obat
2 cara penyimpanan obat 3 jangka waktu pengobatan
4 aktifitas 5 makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi
f. konseling. Apoteker harus memberikan konselinng mengenai sediaan farmasi, pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya sehingga dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan atau salah penggunaan sediaan farmasi atau perbekalan
kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu seperti kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan
konseling secara berkelanjutan.
g. Setelah penyerahan obat, resep didokumentasikan sesuai dengan nomor urut pada hari tersebut. Pendokumentasian resep per hari meliputi : tanggal, nomor, nama
pasien dan harga resep. Untuk alamat pasien didokumentasikan pada buku alamat pasien yang memuat nama pasien, alamat dan nomor telpon pasien, untuk resep
narkotika diberi garis merah, dipisahkan dan disimpan dengan nomor urut sendiri. Semua resep disimpan selama 3 tahun.
h. Monitoring penggunaan obat. Setelah penyerahan obat, apoteker harus melaksanakan pemantauan penggunaaqn obat, terutama untuk pasien tertentu
seperti : kardiovaskuler, diabetes, TBC, asma dan penyakit kronis lainnya.
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mekanisme Pengadaan Penyimpanan Barang
a. Perencanaan Pengadaan Barang dengan melihat buku defecta b. Membuat surat pesananpengadaan barang
c. Pemesanan barang bisa melalui telpon atau lewat sales yang datang ke Apotek
kepada PBF resmi d. Barang dari PBF, AA Apoteker menerima barang setelah dicek kesesuaian
barang dengan pesanan yang dimaksud e. Barang dan faktur didokumentasikan disimpan.
1 Barang diberi etiket nama PBF dan tanggal barang datang 2 Barang disimpan sesuai aturan penyimpanan.
3 Barang disimpan sesuai bentuk sediannya. 4 Barang disimpan sesuai urutan alfabetis.
5 Barang distok dalam kartu stok. 6 ED barang dicatat dalam buku ED.
7 Barang dicatat dalam buku pembelian. 8 Faktur barang disimpan.
Yogyakarta Ttd
52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema Alur Pelayanan Resep Apotek XYZ
Tidak bersedia Sah
Telp dokter terkait, konfirmasikan alternatif
mengganti obat lain Tidak
Dicek apakah obat tersedia diapotek Tidak dilayani
Resep dicek keabsahannya Skrining Resep oleh apoteker
Tidak sah
Resep diberi Nomor Ya
Nempil apotek lain
bersedia Resep di hargai
Tidak dilayani Konfirmasikan harga ke pasien
setuju Tidak setuju
Diberi etiket, pengemasan Pengecekan
Penyerahan pemberian informasi
Obat disiapkan atau diracik
Cek kesesuaian farmasetik dan pertimbangan klinis
Jika ada keraguan telp dokter terkait
Resep diterima
Gambar 12. Skema alur pelayanan resep apotek XYZ
53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Apakah apotek memiliki job description tertulis