E. Prosedur Tetap
Untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar apotek seharusnya memiliki prosedur tetap. Manfaat dari prosedur tetap adalah:
1 untuk memastikan bahwa praktik yang baik dapat tercapai setiap saat; 2 adanya pembagian tugas dan wewenang;
3 memberikan pertimbangan dan panduan untuk tenaga kesehatan lain yang
bekerja di apotek; 4 dapat digunakan sebagai alat untuk melatih staf baru;
5 membantu proses audit.
Prosedur tetap disusun dengan format sebagai berikut: 1 tujuan
: merupakan tujuan protap. 2 ruang lingkup
: berisi pernyataan tentang pelayanan yang dilakukan dengan kompetensi yang diharapkan.
3 hasil : hal yang dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan
dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur. 4 persyaratan
: hal-hal yang diperlukan untuk menunjang pelayanan. 5 proses
: berisi langkah-langkah pokok yang perlu diikuti untuk penerapan standar.
6 sifat protap adalah spesifik mengenai kefarmasian. Anonim, 2004
a
Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini tercermin pada struktur organisasi,
dimana mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian. Dalam pengelolaan apotek yang baik, organisasi yang mapan merupakan salah satu
faktor yang dapat mendukung keberhasilan suatu apotek. Oleh karena itu dibutuhkan adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan saling mengisi, disertai
dengan job description yang jelas pada masing-masing bagian di dalam struktur organisasi tersebut.
18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Struktur organisasi apotek dapat digambarkan sebagai berikut:
Kasir Juru Resep
Karyawan Pembantu
Apoteker Pengelola Apotek APA Pemilik Sarana Apotek PSA
Tata Usaha Asisten Apoteker
Pelayanan dan Peracikan resep
Petugas Gudang
Apoteker Pendamping
Bendahara
Gambar 1. Struktur organisasi apotek
F. Konseling dan Monitoring
Secara umum konseling adalah suatu teknik, ketrampilan yang digunakan untuk membantu seseorang untuk mengatasi masalah mereka dengan menggunakan
sumber daya dari dirinya sendiri. Konseling adalah suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah yang berkaitan dengan obat dan pengobatan Anonim, 2004
a
. Dalam pelayanan obat di apotek, konseling sangat dibutuhkan terutama
dalam proses menjelaskan obat yang diberikan. Hal ini perlu dilakukan karena
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara umum konsumen apotek sangat heterogen. Keanekaragaman konsumen tidak hanya terbatas dari sisi umur, tetapi juga dari sisi pengetahuan, pendidikan, daya
tangkap, ekonomi, dan lain-lain. Hal tersebut diatas membutuhkan kepekaan dari petugas dalam memahami
dan melayani konsumen agar mereka merasa diperhatikan dan diperlakukan dengan baik. Oleh karena itu, apoteker perlu mempunyai kemampuan terutama dalam
memberikan konseling. Kemampuan tersebut antara lain: a. mendengarkan secara aktif serta kemampuan komunikasi yang efektif.
Komunikasi, baik verbal maupun non verbal, menjadi kunci utama dalam memberikan layanan yang bersifat tatap muka langsung. Dalam kaitannya
dengan layanan obat, petugas tidak hanya harus mampu mengkomunikasikan cara memakai obat, dosis yang harus diminum, efek samping, dan lain-lain, tetapi
juga memberikan kesempatan kepada konsumen untuk bertanya apakah ada hal- hal yang belum jelas. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk bertanya
adalah suatu langkah yang bijaksana mengingat konsumen apotek yang beraneka ragam dan mempunyai daya tangkap yang berbeda-beda.
b. menghormati pelanggan dan masalahnya. Sikap ini sangat dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa konsumen adalah orang yang penting, sehingga mereka
pantas dihormati dan dilayani dengan baik. c. menunjukkan rasa empati. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, konsumen
apotek adalah konsumen yang sedang mempunyai masalah kesehatan baik
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirinya sendiri maupun keluarga, sehingga sikap yang ramah dan empatik akan membantu konsumen dalam menghadapi masalahnya.
d. tunjukkan ketulusan dalam memberikan konseling. Dalam mendapatkan pelayanan konsumen akan merasakan apakah petugas melakukan dengan tulus
atau sekedar formalitas. Petugas perlu memberikan waktu ekstra kalau memang diperlukan sehingga konsumen merasa betul-betul dilayani dengan baik Anonim,
2004
c
Monitoring dapat dilakukan dengan mempelajari secara seksama data-data medik, proses pengobatan dan tujuan terapi, melakukan kunjungan rutin dan
berkomunikasi secara aktif atau melakukan telepon untuk mengetahui kemajuan terapi pasien dan mendeteksi kemungkinan timbulnya masalah baru dalam terapi
obat, melakukan pencatatan tentang perubahan yang meliputi kesesuaian hasil terapi dengan tujuan terapi, perubahan terapi maupun masalah yang timbul, melakukan
penilaian dan perencanaan kembali terapi obat pasien jika ditemukan masalah baru, dan mendokumentasikan seluruh kegiatan dengan selalu menjaga kerahasiaan pasien
ISFI, 2004. Menurut standar pelayanan kefarmasian di apotek dalam Kepmenkes No.
102MENKESSKIX2004, Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk
kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis. Dalam melakukan aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan medication
record.
21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Peran Apoteker