Apoteker Sebagai Suatu Profesi

H. Apoteker Sebagai Suatu Profesi

Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut suatu pengetahuan dan keterampilan yang sangat khusus yang diperoleh melalui pelajaran yang bersifat teoritis dan praktek dan diuji oleh lembaga perguruan tinggi dan kepada yang bersangkutan diberi wewenang guna pemberian layanan kepada konsumen atau kliennya. Profesi dapat dikaji dari dua hal berikut Harding dkk, 1993, yaitu: 1. memiliki ciri atau karakteristik tertentu 2. memiliki peran atau fungsi sosial dalam masyarakat Menurut Harding dkk 1993, gambaran inti dari profesi adalah sebagai berikut ini: 1. ilmu pengetahuan khusus yang berasal dari pelatihan jangka panjang specialized knowledge and lengthy training yaitu bahwa suatu profesi memerlukan pendidikan pelatihan dalam jangka waktu tertentu lama, pengetahuan yang diterimanya bersifat sangat khusus dan merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 2. monopoli dalam praktek monopoly of practice yaitu bahwa hanya anggota profesi yang berwenang untuk melakukan profesi tersebut, dan bagi yang tidak berwenang dianggap ilegal. 3. pengaturan diri self regulation yaitu bahwa suatu profesi berwenang untuk mengatur dirinya sendiri, namun dalam hal ini harus tetap dapat menerima atau menghargai pendapat dari pihak lain. 4. orientasi pelayanan serve orientation yaitu bahwa suatu profesi harus bekerja demi kepentingan klien, dan tidak semata-mata demi kepentingan pribadi. 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut ISFI 2003 profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. memiliki tubuh pengetahuan yang berbatang jelas. 2. pendidikan khusus berbasis ”keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi. 3. memberi pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang keprofesian. 4. memiliki himpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom. 5. memiliki kode etik keprofesian. 6. memiliki motivasi altruistik dalam memberikan pelayanan. 7. mroses pembelajaran seumur hidup. 8. mendapat jasa profesi. Ciri-ciri profesi menurut Hartini dan Sulasmono, 2006: 1. unusual learning, yaitu dididik dan menerima pengetahuan yang khas dan merupakan lulusan dari perguruan tinggi, sehingga tidak diperoleh di tempat lain atau bidang yang berbeda. 2. pelayanannya bersifat altruistik tidak mementingkan diri sendiri dan mementingkan kepentingan orang lain. 3. telah mengucapkan sumpah. 4. memiliki kode etik. 5. memiliki standar profesi, yaitu pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik Anonim, 1992. 6. memiliki pengakuan hukum adanya undang-undang maupun ketentuan peraturan perundang-undangan lain. 7. memiliki perijinan Surat Ijin Praktek atau Surat Ijin Kerja. 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. memiliki wadah profesi yang menunjukkan jati diri profesional. 9. Bersifat otonomi dan independensi. 10. mertemu dan berinteraksi dengan klien atau penderita. 11. confidential relationship dalam pelayanannya Sulasmono, 1997. Berikut ini beberapa definisi tentang profesionalisme Harding dkk, 1993: 1. suatu dasar kecendikiawanan untuk mempraktekkan suatu seni khusus. 2. suatu derajad kesejawatan yang tinggi. 3. suatu derajad kemerdekaan yang tinggi dalam mempraktekkan sesuatu sesuai pengetahuan dan keputusan praktisi. 4. suatu hubungan universal antara praktisi dan klien atas dasar kepercayaan yang tinggi. 5. suatu praktek yang sesuai dengan kode etik, dimana finansial adalah sekunder, komersialisme tidak ada dan aktifitas non profesional dikurangi.

I. Standar Profesi

Standar profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petuntuk dalam menjalankan profesi secara baik. Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan di dalam pasal 53 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 21 ayat 1 dijelaskan bahwa setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi kesehatan dan pada ayat 2 disebutkan bahwa standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 ditetapkan oleh menteri. Pasal 24 ayat 1 dijelaskan bahwa perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan. Penjelasan pasal 50 Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa yang dimaksud standar profesi adalah batasan kemampuan knowledge, skill and profesional attitude minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.

J. Keterangan Empiris