75,9 APA, 3,4 Apoteker Pendamping, dan 20,7 asisten apoteker. Petugas selain tenaga kefarmasian tidak melakukan kegiatan tersebut.
Yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek
75.9
3.4 20.7
0.0 0.0
Apoteker Pengelola Apotek
Apoteker Pendamping
Asisten Apoteker Bukan tenaga
kefarmasian tidak dilakukan
Petugas P
e rs
enta se
Gambar 33. Petugas yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek
3. Informasi dan konseling
a. Informasi Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah
dimengerti, akurat, tidak bias, etis, dan bijaksana serta sesuai perkembangan terkini. Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat,
cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan dan minuman serta aktivitas yang harus dihindari selama mengkonsumsi obat Anonim, 2004
a
. Informasi obat merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas kesehatan
84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masyarakat karena dengan informasi obat maka masyarakat dapat menggunakan obatnya dengan rasional.
Informasi obat mengenai cara pemakaian dilakukan petugas di semua apotek. Ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek yang melakukan adalah
81,0 adalah APA, 3,4 Apoteker Pendamping, 15,5 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
Informasi cara penyimpanan tidak dilakukan oleh petugas di 5,2 apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan pemberikan informasi
tersebut yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA sebanyak 77,6. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 3,4
apotek, 13,8 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
Yang lebih sering melakukan pemberian informasi ketika APA berada di apotek
10 20
30 40
50 60
70 80
90
A p
ot e
k er
P e
ng elo
la A
p ot
ek A
p ot
eker P
end am
pi n
g As
is te
n A
p ot
eker Bu
k a
n te
na ga
kef a
rm asi
a n
Tida k
di la
kukan
Petugas P
e rse
n tase
Cara pemakaian obat
Cara penyimpanan
Jangka waktu pengobatan
Aktivitas serta makanan dan minuman yang
harus dihindari selama terapi
Gambar 34. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian informasi ketika APA berada di apotek
85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Informasi mengenai jangka waktu pengobatan tidak dilakukan oleh petugas di 1,7 apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya memberikan informasi tersebut
yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek adalah APA sebanyak 82,8. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping 3,4,
dan asisten apoteker 12,1. Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
Informasi mengenai aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi tidak dilakukan oleh petugas di 15,5 apotek. Untuk apotek
yang tenaga kefarmasiannya memberikan informasi tersebut ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek informasi diberikan oleh 74,1 APA, 3,4
Apoteker Pendamping, 6,9 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
b. Konseling Konseling sebaiknya mencakup mengenai penyakit, obat, dan upaya
peningkatan kualitas hidup pasien. Konseling perlu dilakukan terutama untuk pasien- pasien dengan kondisi kronis. Konseling yang diberikan mengenai penyakit yang
diderita, diharapkan pasien benar-benar mengerti tentang kondisinya dan sadar bahwa ketaatan dalam minum obat sangat diperlukan untuk memperbaiki kondisi
mereka. Konseling mengenai obat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan pasien mengenai tujuan pengobatan itu sendiri dan mengetahui dengan jelas
bagaimana peran obat dalam proses penyembuhan. Hal-hal yang bisa diberikan
86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam konseling ini misalnya apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dan apa yang sebaiknya dilakukan.
Waktu pengambilan data peneliti tidak memberikan informasi kepada Apoteker Pengelola Apotek tentang pengertian konseling sehingga ada kemungkinan
Apoteker Pengelola Apotek yang menganggap konseling sama dengan konsultasi juga menjawab telah melakukan konseling meskipun keduanya memiliki pengertian
yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 82,8 Apoteker
Pengelola Apotek yang melakukan perannya dengan memberikan konseling tentang sediaan farmasi. Dan ada sebanyak 79,3 Apoteker Pengelola Apotek yang
melakukan perannya dalam memberikan konseling tentang pengobatan selama di apotek.
Konseling mengenai sediaan farmasi tidak dilakukan oleh 8,6 petugas di apotek apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasinnya memberikan konseling
tersebut yang lebih sering melakukan ketika APA berada di apotek adalah APA sebanyak 82,8. Lainnya diberikan oleh Apoteker Pendamping sebanyak 5,2
apotek, 3,4 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan. Konseling mengenai pengobatan tidak dilakukan oleh petugas di 10,3
apotek. Apotek yang tenaga kefarmasinnya memberikan konseling tersebut yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek ada di apotek adalah
APA sebanyak 79,3. Lainnya dilakukan oleh Apoteker Pendamping 5,2, dan
87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
asisten apoteker 5,2. Tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
Yang lebih sering melakukan konseling tentang sediaan farmasi dan pengobatan ketika APA berada di apotek
82.8
5.2 3.4
0.0 8.6
79.3
5.2 5.2
0.0 10.3
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Apoteker Pengelola
Apotek Apoteker
Pendamping Asisten
Apoteker Bukan tenaga
kefarmasian Tidak
dilakukan
Petugas P
e rs
enta se
Sediaan farmasi Pengobatan
Gambar 35. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling tentang sediaan farmasi dan pengobatan ketika APA berada di apotek
Hasil penelitian pada gambar 35 terlihat bahwa pemberian konseling kepada pasien TBC tidak dilakukan oleh petugas di 22,4 apotek. Untuk apotek
yang tenaga kefarmasinnya melakukan 70,7 adalah diberikan oleh APA, 3,4 oleh Apoteker Pendamping, 3,4 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian
yang melakukan. Pemberian konseling kepada pasien diabetes tidak dilakukan oleh petugas
di 15,5 apotek. Sedangkan apotek yang tenaga kefarmasiannya melakukan yang lebih sering memberikan konseling ketika APA berada di apotek adalah APA
88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79,3. Diberikan oleh poteker pendamping sebanyak 3,4 apotek, 1,7 oleh AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
Yang lebih sering melakukan pemberian konseling kepada pasien TBC, diabetes, asma, dan kardiovaskuler ketika APA berada di apotek
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Apoteker Pengelola
Apotek Apoteker
Pendamping Asisten
Apoteker Bukan tenaga
kefarmasian Tidak
dilakukan
Petugas P
e rs
en ta
se
TBC Diabetes
Asma kardiovaskuler
Gambar 36. Petugas yang lebih sering melakukan pemberian konseling kepada pasien penyakit TBC, diabetes, asma, kardiovaskuler ketika APA berada di apotek
Pemberian konseling kepada pasien asma tidak dilakukan oleh petugas di 15,5 apotek. Apotek yang tenaga kefarmasiannya memberikan konseling tersebut
yang paling sering melakukan ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek adalah APA sebanyak 62,1. Dilakukan oleh Apoteker Pendamping 3,4, dan
asisten apoteker 5,2. Tidak ada petugas selain tenaga farmasi yang melakukan. Pemberian konseling kepada pasien penyakit kardiovaskuler tidak
dilakukan oleh petugas di 24,1 apotek yang disurvei. Apotek yang tenaa kefarmasiannya melakukan pemberian konseling kepada pasien kardiovaskuler
ketika Apoteker Pengelola Apotek ada di apotek konseling tersebut dilakukan oleh
89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
APA 70,7, 3,4 Apoteker Pendamping, 1,7 AA, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan.
4. Monitoring