BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari 58 responden diolah dengan metode statistik- deskriptif dimana jawaban yang sama dikelompokkan dan dihitung persentasenya
kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk diagram dan tabel. Berikut adalah hasil dari perhitungan data.
A. Karakteristik dari Apotek dan APA
Karakteristik dari apotek meliputi pemilik sarana apotek, bentuk kepemilikan apotek, lama rata-rata apotek buka per hari, jumlah hari buka apotek
selama seminggu, ada tidaknya prosedur tetap, ada tidaknya job description tertulis, jumlah lembar resep rata-rata tiap bulan, jumlah AA, jumlah tenaga lain yang bukan
tenaga kefarmasian, dan jumlah dokter praktek yang ada di apotek. Karakteristik dari Apoteker Pengelola Apotek APA meliputi usia,
pengalaman bekerja sebagai apoteker di apotek, penuh tidaknya bekerja sebagai APA, ada tidaknya pekerjaan lain disamping sebagai APA, punya tidaknya Apoteker
Pendamping, jumlah hari bekerja di apotek selama seminggu, dan lama berada di apotek perhari kerja.
1. Pemilik sarana apotek
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1965 tentang Apotek, pada pasal 2
40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disebutkan bahwa fungsi apotek adalah sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. Pasal 3 menyatakan bahwa apotek
dapat diusahakan oleh: a. lembaga atau instansi pemerintah dengan tugas pelayanan kesehatan di pusat dan
di daerah; b. perusahaan milik negara yang ditunjuk oleh pemerintah;
c. apoteker yang telah mengucapkan sumpah dan telah memperoleh izin kerja dari Menteri Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1332MENKESPERX2002 menyebutkan bahwa untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang
bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang
merupakan milik sendiri atau pihak lain. Kerja sama antara apoteker dengan pemilik sarana apotek dapat dibedakan
menjadi 2 bentuk kerja sama yaitu satu apoteker ikut menyertakan modal dan dua apoteker sebagai APA tetapi tidak ikut menyertakan modal. Kerja sama bentuk yang
kedua ini apoteker dapat dianggap sebagai karyawan yang bekerja untuk pemilik sarana apotek. Apoteker yang tidak ikut dalam penyertaan modal dalam pendirian
apotek ada kemungkinan mendapat pengaruh atau tekanan dari pemilik sarana apotek dalam pengambilan keputusannya. Keikutsertaan PSA dalam pengambilan keputusan
tidak menjadi masalah asalkan tetap menghormati kode etik profesi apoteker. Sebagai contoh pemilik sarana apotek yang ikut menentukan dalam pemesanan obat, padahal
41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pekerjaan tersebut merupakan wewenang dari apoteker tetapi apoteker mungkin tidak berani untuk menolak karena merasa dirinya hanya sebagai karyawan walaupun SIA
diberikan kepadanya. Kepentingan pemilik sarana apotek yang mungkin hanya berorienasi pada keuntungan profit oriented akan bertentangan dengan kepentingan
APA yang tidak hanya berorientasi dalam mencari keuntungan tetapi juga kepada kepentingan pasien patient oriented. Ini akan menyebabkan peran APA di apotek
menjadi tidak optimal.
Pemilik sarana apotek
12 14
74 milik APA
bukan milik APA
gabungan kerja sama dengan pihak lain
Gambar 2. Pemilik sarana apotek
Berdasarkan kepemilikannya atas sarana apotek, apotek di Kota Yogyakarta dapat dilihat pada gambar 2, dan bentuk kepemilikan sarana apotek yang bukan
merupakan milik APA sendiri dapat dilihat pada gambar 3. Dari 58 apotek yang disurvei 12 apotek sarananya adalah milik Apoteker Pengelola Apotek, 74 bukan
milik Apoteker Pengelola Apotek, dan 14 apotek sarananya adalah milik kerjasama
42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara Apoteker Pengelola Apotek dengan pihak lain. Sarana apotek yang bukan merupakan milik Apoteker Pengelola Apotek adalah milik PSA perorangan sebanyak
64, berupa koperasi 2, sebanyak 12 merupakan PT, 22 adalah lain-lain seperti CV atau Firma.
Bentuk kepemilikan apotek yang bukan milik APA
64 2
12 22
perorangan koperasi
PT lainnya
Gambar 3. Bentuk kepemilikan apotek untuk apotek yang sarananya bukan milik APA
Peneliti menduga ada hubungan antara bentuk kepemilikan sarana apotek dengan frekuensi APA di apotek tetapi untuk membuktikan kebenarannya perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut. Dapat dilihat di dalam gambar 4, untuk apotek yang merupakan sarananya adalah milik sendiri gabungan punya modal, apoteker yang
datang tiap hari 6-7 hari dalam seminggu lebih rendah dari pada apoteker yang sarana apoteknya bukan milik sendiri. Sedangkan kehadiran APA kurang dari 4 jam
untuk apotek yang sarananya merupakan milik APA lebih tinggi dari pada yang bukan milik APA lihat gambar 5. APA yang bekerja pada apoteknya sendiri
mungkin beranggapan bahwa dia berhak untuk datang kapanpun tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Sedangkan bagi APA yang bekerja pada apotek yang
43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sarananya bukan milik sendiri akan cenderung untuk datang sesuai jam kerja yang telah ditentukan oleh PSA perusahaan tempat ia bekerja.
Rata-rata jumlah hari APA datang ke apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek
6.7 40
53.3
7 25.6
67.4
20 40
60 80
100
3 hari 3 sd 5 hari
6 sd 7 hari
Rata-rata jumlah hari P
e rsen
tase A
P A
Sarana apotek milik
APA gabungan
Sarana apotek
bukan milik APA
Gambar 4. Jumlah rata-rata hari APA datang ke apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek
Lama APA di apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek
33.3 40
26.7 25.6
27.9 46.5
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
4 jam 4 sd 6 jam
6 jam
Rata-rata jumlah jam kehadiran Per
sen tase
APA
Apotek milik sendiri
gabungan
Apotek bukan milik sendiri
Gambar 5. Lama jam APA di apotek berdasarkan kepemilikan sarana apotek
2. Lama rata-rata apotek buka perhari