Peracikan, Pengetiketan, dan penyerahan obat

dokter apabila apoteker menemui pasien yang tidak mampu menebus obatnya. Dan sisanya Apoteker Pengelola Apotek selama di apotek tidak berperan dalam melakukan usul penggantian obat kepada dokter.

2. Peracikan, Pengetiketan, dan penyerahan obat

a. Prosedur HTKP harga, timbang, kemas, penyerahan Peracikan: merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang, mencampur, mengemas, dan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat, harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar Anonim, 2004 a . Didalam prosedur standar operasi apoteker di apotek dalam hal dispensing tugas dari apoteker adalah menyiapkan item obat yang dibutuhkan berdasarkan peraturan yang berlaku, standar etika, standar praktek dan ilmu kefarmasian; memberi label atau etiket pada obat yang telah disiapkan dengan informasi yang dijamin lengkap dan memadai; menyerahkan obat kepada pasien diikuti dengan pemberian informasi yang memadai dan dibutuhkan pasien; memberikan motivasi pada pasien untuk mematuhi terapi obat yang direncanakan; mendokumentasikan segala sesuatu yang telah dilakukan; memastikan setiap tahap proses dispensing dilakukan mengikuti prosedur tetap yang disepakati; memonitor dan evaluasi sistem dan praktek dispensing yang telah dilakukan. 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Yang lebih sering melakukan pelayanan resep dengan prosedur pemberian harga, penimbangan, pengemasan, dan penyerahan ketika APA berada di apotek 41.4 1.7 53.4 1.7 1.7 10 20 30 40 50 60 Apoteker Pengelola Apotek Apoteker Pendamping Asisten Apoteker Bukan tenaga kefarmasian tidak dilakukan Petugas P e rs enta se Gambar 31. Petugas yang lebih sering melakukan pelayanan resep dengan prosedur pemberian harga, penimbangan, pengemasan, penyerahan obat ketika APA berada di apotek Dengan prosedur yang rapi maka terjadinya medication error dapat dikurangi. Prosedur tetap juga dapat menjadikan pelayanan resep menjadi efisien karena urutan dari kegiatan sudah tertata dengan jelas. Dalam hal efisiensi waktu ini maka apotek dapat mengukur lama pelayanan dengan menggunaakan waktu. Jika lama pelayanan resep dari mulai masuk sampai dapat diserahkan kepada pasien ditentukan maka pasien dapat merasa lebih nyaman karena tahu berapa lama harus menunggu. Secara garis besar adalah yaitu setelah resep diterima kemudian dilakukan skining kemudian diberi harga, jika pasien setuju maka dilakukan penyiapan obat peracikan, obat diberi etiket dan dikemas lalu dilakukan penyerahan oleh apoteker. 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 41,4 apotek yang tidak memiliki prosedur tetap lihat gambar 11. Diketahui bahwa kegiatan pelayanan resep dengan urutan pemberian harga, penimbangan, pengemasan, dan penyerahan obat hampir dilakukan oleh semua apotek yaitu sebanyak 98,3 apotek dan hanya 1,7 yang tidak melakukan prosedur tersebut. Lebih jelas lihat pada gambar 31. Dapat dilihat di dalam gambar 31 bahwa apotek di Kota Yogyakarta terdapat 41,4 yang Apoteker Penelola Apoteknya berperan dalam pemberian harga, penimbangan, pengemasan, dan penyerahan obat selama Apoteker Pengelola Apotek tersebut berada di apotek. Sedangkan sisanya menyerahkan tugas tersebut kepada petugas lain. b. Pengecekan Hal-hal yang perlu diperiksa sebelum obat diserahkan kepada pasien adalah etiket dan obat apakah sudah sesuai. Etiket harus jelas, mudah dibaca dan memuat informasi yang dibutuhkan pada pasien. Obat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya. Pengecekan terhadap mutu fisik obat dilakukan oleh petugas di semua apotek. Sebanyak 70,7 APA ketika berada di apotek melakukan pengecekan tersebut, 5,2 dilakukan oleh Apoteker Pendamping, 22,4 dilakukan oleh asisten apoteker, dan petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan pengecekan mutu fisik obat sebanyak 1,7. 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Yang lebih sering melakukan pengecekan terhadap mutu fisik dan etiket ketika APA berada di apotek 70.7 5.2 22.4 1.7 53.4 3.4 43.1 10 20 30 40 50 60 70 80 Apo te ke r P eng el ol a A pot ek Ap ot ek er P end am pin g Asi st en Ap ot ek er Bu ka n t en ag a ke fa rm as ia n tid ak d ila ku ka n Petugas P e rsen tase Mutu fisik obat pengetiketan dengan jelas Gambar 32. Petugas yang lebih sering melakukan pengecekan terhadap mutu fisik obat dan pengetiketan dengan jelas ketika APA berada di apotek Semua apotek petugasnya melakukan pengecekan terhadap pemberian etiket dengan jelas. Kegiatan tersebut dilakukan oleh 53,4 APA ketika berada di apotek, Apoteker Pendamping 3,4, asisten apoteker 43,1, dan tidak ada petugas selain tenaga kefarmasian yang melakukan. c. Pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan pasien Sebelum obat diserahkan kepada pasien, harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien dan tenaga kesehatan Anonim, 2004 a . Semua apotek petugasnya melakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien. Kegiatan tersebut ketika Apoteker Pengelola Apotek berada di apotek dilakukan oleh 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75,9 APA, 3,4 Apoteker Pendamping, dan 20,7 asisten apoteker. Petugas selain tenaga kefarmasian tidak melakukan kegiatan tersebut. Yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek 75.9 3.4 20.7 0.0 0.0 Apoteker Pengelola Apotek Apoteker Pendamping Asisten Apoteker Bukan tenaga kefarmasian tidak dilakukan Petugas P e rs enta se Gambar 33. Petugas yang lebih sering melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian resep dengan obat yang akan diserahkan kepada pasien ketika APA berada di apotek

3. Informasi dan konseling