Span 80 dapat disiapkan dari campuran sorbitol terester sebagian dengan mono dan dianhidrida asam oleat. Digunakan dengan cara sama
seperti ester sorbitan, seperti span 20 tetapi lebih lipofilik dari span 20, berguna untuk membuat krim tipe AM, bagian kecil dari tween 60 atau
tween 80 dapat ditambahkan untuk mengurangi viskositas dan membantu pembentukan emulsi, sehingga tidak perlu menggunakan homogenizer
sampai konsistensinya 10, dapat dimasukkan dalam basis tipe parafin untuk membentuk basis tipe anhidrat yang mampu menyerap sejumlah besar air
Anonim, 1988.
I. Metode Desain Faktorial
Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang dilakukan dengan meneliti efek dari suatu variebel eksperimental dengan menjaga variabel
lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya yang signifikan.
Signifikan berarti perubahan dari level rendah ke level tinggi pada faktor – faktor menyebabkan perubahan besar pada responnya Bolton, 1990
Perencanaan percobaan faktorial factorial design merupakan suatu metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari
besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk Voigt, 1994 Desain faktorial mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,
efek, respon. Faktor merupakan setiap besaran yang mempengaruhi respon. Voigt, 1994. Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Efek adalah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor. Efek faktor atau interaksi merupakan rata – rata respon pada level tinggi dikurangi rata – rata
respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati. Respon yang diamati harus dikuantitatifkan Bolton, 1990.
Desain faktorial dua level berarti ada dua faktor misal A dan B yang masing-masing faktor diuji pada dua level yang berbeda, yaitu level rendah dan
level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui faktor dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap suatu
respon. Desain faktorial dengan dua faktor dalam suatu percobaan memberikan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah faktor A memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
2. Apakah faktor B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap suatu respon?
3. Apakah interaksi faktor A dan B memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
suatu respon? Bolton, 1990 Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu
teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih variabel bebas. model yang dipilih dari analisis tersebut adalah model
matematika Bolton, 1990. Jumlah percobaan dalam desain faktorial adalah 2
n
, 2 menunjukkan level dan n menunjukkan jumlah faktor. Langkah untuk percobaan faktorial terdiri dari
kombinasi semua level dari faktor. Desain percobaan yang paling sederhana
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah percobaan dengan 2 faktor dan 2 level 2
2
. Dari percobaan dengan desain faktorial 2
2
dapat diperoleh persamaan dengan konsep :
Y = B + B
1
X
1
+ B
2
X
2
+ B
12
X
1
X
2
dimana : Y = respon hasil percobaan
X
1
, X
2
= level, yang nilainya mulai -1 sampai +1 B
, B
1
, B
2
, B
12
= koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan B
= rata – rata hasil semua percobaan B
1
, B
2
, B
12
=
n
xy 2
∑ Bolton, 1990
Dalam penerapan rumus ini diperlukan empat percobaan, yaitu X
1
dan X
2
pada level rendah, X
1
pada level tinggi dan X
2
pada level rendah, X
1
pada level rendah dan X
2
pada level tinggi, X
1
dan X
2
pada level tinggi. Agar dapat mempermudah perhitungan, level tinggi dari faktor diubah menjadi +1 dan level
rendah dari faktor diubah menjadi –1 Bolton 1990.
J. Uji Iritasi Primer