Perubahan viskositas Contour plot daya sebar emulgel

57 span 80 baik pada level tinggi maupun level rendah gambar 11a. Pada gambar 11 b, dapat dilihat bahwa semakin banyak span 80 yang digunakan maka viskositas emulgel akan meningkat pada penggunaan tween 80 baik pada level tinggi maupun level rendah. Hal ini disebabkan karena span 80 memiliki viskositas yang tinggi dan berpengaruh dominan dalam meningkatkan viskositas emulgel. Grafik yang menunjukkan adanya dua garis yang tidak sejajar pada garis level tinggi dan level rendah menunjukkan bahwa adanya interaksi antara tween 80 dan span 80. Tabel XI. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon viskositas Source of variation Degrees of fredom Sum of Squares Mean Squares F Replicates 5 133,3333 26,6667 Treatment 3 2633,3333 877,7778 a 1 600 600 24,5455 b 1 2016,6666 2016,6666 82,5001 ab 1 16,6667 16,6667 0,6818 Experimental error 15 366,6667 24,4444 Total 23 3133,3333

3. Perubahan viskositas

emulgel Perubahan viskositas dapat diketahui setelah penyimpanan selama 1 bulan. Dari perhitungan harga F dapat dilihat F hitung tween 80 lebih besar daripada F tabel. Hal ini berarti tween 80 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan viskositas emulgel. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12a 12b Gambar 12. Grafik hubungan antara perubahan viskositas-tween 80 12a dan grafik hubungan antara perubahan viskositas-span 80 12b Tween 80 merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan perubahan viskositas tabel IX. Efek tween 80, span 80 dan interaksi keduanya menyebabkan perubahan viskositas yang semakin kecil. Peningkatan level tween 80 akan mempengaruhi perubahan viskositas emulgel. Peningkatan level tween 80 akan menurunkan perubahan viskositas pada penggunaan level tinggi maupun pada level rendah span 80 gambar 12a. Peningkatan level span 80 akan mempengaruhi perubahan viskositas emulgel. Peningkatan level span 80 pada penggunaan tween 80 level rendah akan meningkatkan perubahan viskositas sedangkan peningkatan level span 80 pada penggunaan tween 80 level tinggi akan menyebabkan perubahan viskositas emulgel semakin kecil gambar 12b. Adanya interaksi tween 80 dan span 80 yang ditunjukkan dengan garis yang tidak sejajar. 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 Tabel XII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon perubahan viskositas Source of variation Degrees of fredom Sum of Squares Mean Squares F Replicates 5 31,2946 6,2589 Treatment 3 152,0999 50,6999 a 1 97,2038 97,2038 5,2971 b 1 20,2401 20,2401 1,1029 ab 1 34,6560 34,6560 1,8886 Experimental error 15 275,2515 18,3501 Total 23 458,6460

4. Stabilitas fase

emulgel Stabilitas fase emulgel dapat dilihat dari uji pemisahan fase selama satu bulan penyimpanan dalam suhu kamar. Uji ini dilakukan dengan mengamati pemisahan fase emulsi pada hari ke-0, 1, 3, 5, 7, 21, 28 dan 30. Pada uji pemisahan fase emulgel, didapat satu formula yang mengalami pemisahan fase yaitu formula ab dimana formula ini terdiri dari tween 80 dan span 80 dengan level tinggi. Stabilitas fase emulgel dipengaruhi oleh interaksi dari kedua emulsifying agent yang digunakan yaitu tween 80 dan span 80. Bagian lipofil dari tween 80 dan span 80 akan berada pada fase minyak dan bagian yang hidrofil akan berada pada fase air, membentuk ikatan sehingga akan terbentuk lapisan film antarmuka yang kuat dan kestabilan dari fase emulgel dapat tetap terjaga 100. Pada formula ab yang stabilitasnya menurun menjadi 88,73, hal ini mungkin disebabkan dari proses pengadukan yang tidak optimal membuat fase minyak dan fase air tidak menyatu secara sempurna dan ikatan yang terbentuk diantara keduanya lemah. Ikatan yang lemah dapat menimbulkan daya kohesi yang besar sehingga dapat terjadi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI coalescence, dalam hal ini dapat dilihat terjadinya pemisahan fase emulgel pada formula ab. 88 90 92 94 96 98 100 102 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Tween 80 gram S tab il it as fa se em u lg el level rendah Span 80 level tinggi Span 80 88 90 92 94 96 98 100 102 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 Span 80 gram S ta b il it a s fa se em u lg el level rendah Tween 80 level tinggi Tween 80 13 a 13b Gambar 13. Grafik hubungan antara stabilitas fase emulgel-tween 80 13a dan grafik hubungan antara stabilitas fase emulgel-span 80 13b Pada gambar 13a dapat dilihat bahwa semakin banyak tween 80 yang digunakan maka kestabilan sediaan dari uji pemisahan fase emulgel akan menurun pada penggunaan span 80 level tinggi, sedangkan pada penggunaan span 80 level rendah, stabilitas fase emulgel tidak mengalami perubahan. Peningkatan level span 80 pada penggunaan tween 80 level rendah tidak memberikan perubahan stabilitas fase emulgel sedangkan peningkatan level span 80 pada penggunaan tween level tinggi akan menurunkan stabilitas fase emulgel. Pada gambar 13 menunjukkan adanya pengaruh tween 80 dan span 80 terhadap stabilitas fase emulgel. Pada perhitungan harga F menunjukkan bahwa interaksi antara tween 80 dengan span 80 memberikan pengaruh secara signifikan terhadap stabilitas fase emulgel. Hal ini dapat dilihat dari nilai F hitung interaksi yang lebih besar daripada F tabel. Besarnya pengaruh dari tiap faktor dapat dilihat pada tabel IX, dimana tween 80, span 80 dan interaksi keduanya memiliki efek 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 yang sama terhadap stabilitas fase emulgel dan semua faktor tersebut bernilai negatif yang berarti efek dari tiap faktor akan menurunkan stabiltas fase emulgel. Dari hasil perhitungan efek tiap faktor secara desain faktorial, tidak dapat ditentukan faktor mana yang dominan karena ketiga faktor memberikan angka yang sama. Tabel XIII. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada stabilitas fase emulgel Source of variation Degrees of fredom Sum of Squares Mean Squares F Replicates 5 4,8393 0,96786 Treatment 3 571,0509 190,3503 a 1 190,3501 190,3501 196,6833 b 1 190,3501 190,3501 196,6833 ab 1 190,3507 190,3507 196,6839 Experimental error 15 14,5180 0,9678 Total 23 590,4082

F. Uji Mikromeritik

Emulgel Uji mikromeritik dilakukan untuk mengetahui ukuran dari tetesan minyak dari sistem emulsi yang terbentuk. Dari hasil perhitungan diperoleh ukuran tetesan minyak yang paling banyak modus terdapat dalam dalam satu formula, dimana sebelumnya data ukuran minyak yang diperoleh dibuat rentang dengan skala tertentu. Berikut adalah data ukuran tetesan minyak yang paling banyak modus terdapat dalam satu formula : Tabel XIV. Hasil pengukuran tetesan minyak dalam emulgel Formula Modus mikron 1 5,48 a 4,45 b 6,92 ab 5,53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari tabel XIV dapat dilihat modus, dengan modus dapat diketahui ukuran tetesan minyak yang paling banyak terbentuk. Data yang diperoleh ukuran tetesan minyak yang sering muncul dibawah 10 mikron. Ukuran tetesan minyak yang terkecil dihasilkan oleh formula a, dimana formula tersebut berisi tween 80 level tinggi dan span 80 level rendah. Dari data dapat disimpulkan penggunaan tween 80 dengan level tinggi akan menghasilkan ukuran tetesan minyak yang kecil. Semakin kecil ukuran tetesan minyak yang dihasilkan maka akan semakin besar juga luas permukaan tetesan minyak yang kontak dengan sistem gel sehingga kestabilan emulgel akan semakin baik. Distribusi ukuran tetesan minyak dalam emulgel dapat dilihat pada gambar 14. Dari gambar dapat dilihat formula a memiliki distribusi ukuran tetesan minyak yang paling kecil daripada formula lainnya, selain itu juga dapat dilihat ukuran partikel tetesan minyak yang paling banyak dari tiap formula. Gambar 14. Grafik distribusi ukuran tetesan minyak dalam emulgel 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

G. Uji Iritasi Primer

Syarat suatu sediaan yang layak digunakan masyarakat adalah sediaan yang memenuhi syarat keamanan. Uji iritasi primer merupakan uji awal untuk mengetahui keamanan dari formula emulgel yang dibuat. Iritasi primer merupakan suatu reaksi kulit terhadap zat kimia yang masuk dalam tubuh, reaksi ini terjadi ditempat kontak pada sentuhan pertama. Dimana bila terjadi iritasi kulit akan menjadi merah eritema dan terjadi pembengkakan edema. Hal ini karena emulgel yang terdiri dari berbagai macam bahan yang tidak dapat diterima tubuh, sehingga terjadi iritasi. Aliran darah akan mengalir kedaerah yang terjadi iritasi sehingga kulit terlihat merah eritema, dan banyak jumlah darah didaerah iritasi akan membuat kulit terlihat mengembang edema. Uji iritasi primer dilakukan berdasarkan metode Draize. Uji ini dilakukan dengan cara mengoleskan 0,5 gram emulgel anti-aging yang telah dibuat pada punggung kelinci yang telah dicukur dan dilakukan pengamatan pada 1jam, 24jam, 48jam, 72 jam dan 1 minggu setelah pengolesan. Parameter yang digunakan untuk uji iritasi primer yaitu eritrema dan edema. Hasil pengukuran indeks iritasi primer adalah sebagai berikut : Tabel XV. Hasil pengukuran indeks iritasi primer emulgel dan sifat iritannya Formula Indeks Iritasi Primer Sifat 1 0 Tidak mengiritasi a 0 Tidak mengiritasi b 0 Tidak mengiritasi ab 0 Tidak mengiritasi Dari hasil uji iritasi primer pada tiap formula emulgel yang telah dilakukan pada kulit kelinci menunjukkan bahwa formula 1, a b dan ab tidak mengiritasi. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 ditunjukkan dengan tidak adanya eritema dan edema yang terjadi pada kulit kelinci setelah diolesi dengan emulgel.

H. Optimasi Formula

Optimasi formula dilakukan untuk menentukan formula optimum, dimana formula tersebut memiliki karakteristik sifat fisik dan stabilitas yang baik untuk sediaan emulgel sesuai yang dikehendaki. Hasil pengukuran sifat fisik emulgel yang berupa daya sebar, viskositas, perubahan viskositas, dan stabilitas fase emulgel dapat dibuat contour plot. Contour plot menggambarkan area optimum respon yang diinginkan dari setiap optimasi. Area tersebut kemudian digabungkan dalam contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas emulgel untuk memperoleh area optimum formula emulgel anti-aging berdasarkan emulsifying agent yang digunakan.

1. Contour plot daya sebar emulgel

Daya sebar merupakan salah satu parameter sifat fisik dari emulgel, dimana daya sebar menunjukkan mudah tidaknya emulgel diaplikasikan ke kulit. Berdasarkan dari perhitungan desain faktorial didapat persamaan untuk respon daya sebar emulgel yaitu Y = 5,230 + 0,335.X A + 0,020X B – 0,060 .X A .X B , melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot untuk daya sebar. Pada contour plot daya sebar gambar 15 dapat ditentukan area optimum komposisi tween 80 dan span 80 yang memberikan daya sebar seperti yang dikehendaki. Daya sebar yang optimal diharapkan dapat menjamin pemerataan emulgel saat diaplikasikan ke kulit. Respon yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dipilih dalam optimasi adalah pada diameter 5 cm – 6 cm karena diharapkan memiliki daya sebar formula yang optimum sesuai nilai daya sebar yang direkomendasikan untuk sediaan semifluid yaitu 5 cm sampai 7 cm. Pada data sensory assessment didapat data bahwa formula 1 memiliki daya sebar yang paling disukai, dimana formula 1 memiliki daya sebar dengan diameter rata- rata 5,55 cm dan berada pada area optimum untuk daya sebar. Gambar 15. Contour plot daya sebar emulgel : area komposisi optimum tween 80 dan span 80 untuk respon daya sebar

2. Contour plot viskositas emulgel