D. Penentuan Tipe Emulsi
Emulgel Ekstrak Teh hijau
Emulgel merupakan sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik berupa tipe OW maupun berupa tipe WO dengan gelling agent sebagai
pembentuk gel. Kenyamanan pemakaian emulgel saat diaplikasikan ke kulit sangat ditentukan dari tipe emulsinya. Tipe emulsi yang nyaman digunakan
adalah tipe emulsi OW, dimana fase minyak terdispersi dalam fase air sehingga mudah dicuci dengan air.
Penentuan tipe emulsi dilakukan dengan menggunakan 2 macam cara yaitu:
1. Menambahkan fase eksternal secara berlebih
Setiap emulgel diencerkan dengan air yang merupakan fase eksternal, dalam gelas arloji. Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
Formula 1 Formula a
Formula b Formula ab
Gambar 7. Gambar penampilan fisik emulgel setelah
ditambah dengan fase eksternal berlebih
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Emulgel dari tiap formula dapat bercampur dan menjadi encer setelah ditambahkan dengan air. Fase dimana emulsi dapat diencerkan dengan air
maka emulsi tersebut bertipe OW. Emulgel dapat menyebar karena jumlah fase eksternal bertambah banyak sehingga viskositas menurun. Dari hasil
penentuan tipe emulsi dengan menambahkan fase eksternal berlebih didapat bahwa emulgel yang dibuat merupakan emulsi tipe OW.
2. Menggunakan zat warna
Tiap-tiap formula emulgel diberikan zat warna, dalam hal ini digunakan zat warna methylene blue yang kemudian diamati dibawah mikroskop.
Methylene blue merupakan zat warna yang larut dalam air. Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar berikut :
a. Methylene blue
Formula 1
Formula a
Formula b
Formula ab
Gambar 8. Gambar emulgel setelah ditambah
dengan zat warna methylene blue
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Mikroskop
Formula 1
Formula a
Formula b
Formula ab
Gambar 9. Gambar emulgel dibawah mikroskop setelah ditambah
dengan zat warna methylene blue
Dengan penambahan methylene blue yang merupakan zat warna larut dalam air maka bila diamati dibawah mikroskop akan terlihat globul-globul
emulsi yang tidak berwarna dan fase luar berwarna biru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe emulsi yang terbentuk adalah tipe MA.
E. Sifat Fisik dan Stabilitas
Emulgel
Emulgel yang baik harus memenuhi sifat fisik dan stabilitas emulgel yang baik sehingga dapat diterima masyarakat. Parameter sifat fisik emulgel dilihat dari
daya sebar dan viskositas emulgel setelah pembuatan sedangkan parameter stabilitas emulgel dapat dilihat dari perubahan viskositas dan stabilitas fase
emulgel setelah disimpan selama satu bulan. Uji daya sebar dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui mudah
tidaknya emulgel menyebar saat diaplikasikan ke kulit. Pengukuran daya sebar
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dilakukan dengan menggunakan 1 gram emulgel yang diletakkan ditengah kaca bulat kemudian ditimpa dengan kaca bulat lain dan diberi beban hingga 125 gram.
Setelah didiamkan selama 1 menit diukur diameter dari berbagai sisi Garg et al, 2002. Rata-rata diameter yang dihasilkan diasumsikan sebagai daya sebar
emulgel yang dibuat. Pemberian beban pada uji daya sebar dapat dianalogkan sebagai tekanan yang diberikan pada saat emulgel diaplikasikan ke kulit.
Viskositas merupakan tahanan untuk mengalir. Semakin besar viskositas berarti semakin kental sediaan yang dihasilkan, demikian juga sebaliknya semakin
kecil viskositas maka semakin encer sediaan yang dihasilkan. Viskositas emulgel diukur dengan menggunakan viscometer RION seri VT 04 dan kemudian
viskositas dilihat dari skala yang tertera pada alat dengan satuan d Pa s. Pengukuran viskositas dengan tujuan untuk melihat profil kekentalan emulgel ini
dilakukan dua kali yaitu 48 jam setelah dibuat dan satu bulan setelah pembuatan. Pengukuran viskositas setelah penyimpanan selama satu bulan dilakukan untuk
mengetahui besarnya perubahan viskositas emugel. Parameter stabilitas emulgel juga dapat dilihat dari kestabilan fase emulgel yang terjadi selama penyimpanan
1 bulan. Pengujian ini dilakukan agar dapat mengetahui berapa besar perubahan viskositas dan stabilitas fase emulsi yang terjadi sehingga masih bisa ditoleransi
dan dapat diterima konsumen. Berikut ini merupakan data hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas
emulgel dalam penelitian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel VIII. Hasil Pengukuran Sifat Fisik dan Stabilitas Emulgel
Formula Daya sebar
cm Viskositas
d Pa.s Perubahan viskositas
Stabilitas fase emulgel
1 5,55 ± 0,05 173,33 ± 5,16
27,88 ± 4,34 100 ± 0,00
a 5,80 ± 0,06 165,00 ± 5,27
26,26 ± 4,56 100 ± 0,00
b 5,35 ± 0,17
193,33 ± 5,16 28,44 ± 2,11
100 ± 0,00 ab
5,36 ± 0,07 181,66 ± 4,08
22,02 ± 4,14 88,73 ± 1,96
Dari data tabel VIII dapat dilihat bahwa tiap formula menghasilkan respon yang berbeda terhadap uji sifat fisik dan stabilitas emulgel. Dari data dapat dilihat
juga bahwa semakin besar perubahan viskositas yang dihasilkan maka akan semakin stabil fase emulgel. Dalam penelitian ini dihasilkan viskositas yang
semakin kental setelah penyimpanan selama satu bulan daripada setelah pembuatan. Hal ini dikarenakan sifat dari gel yang pseudoplastik, dimana dengan
semakin meningkat viskositas ikatan antara gel dengan sistem emulsi akan semakin kuat sehingga dapat meminimalkan terjadinya ketidakstabilan fase
emulgel. Pada tabel VIII juga menunjukkan dengan peningkatan level tween 80
maka perubahan viskositas yang dihasilkan akan semakin kecil. Dari data juga dapat dilihat respon daya sebar dan viskositas, dimana penggunaan span 80 level
rendah dihasilkan daya sebar yang lebih besar dengan viskositas yang rendah. Pada penggunaan span 80 level tinggi, daya sebar yang dihasilkan lebih rendah
dan viskositas yang dihasilkan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa daya sebar dan viskositas mempunyai hubungan yang berbanding terbalik, semakin besar
viskositas suatu sediaan maka semakin kecil daya sebar sediaan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik kemudian diolah menggunakan desain faktorial untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam menentukan
sifat fisik dan stabilitas emulgel. Hasil perhitungan desain faktorial sifat fisik dan stabilitas emulgel sebagai
berikut :
Tabel IX. Efek Tween 80, Span 80, dan Interaksi dalam Menentukan Sifat Fisik dan Stabilitas
Emulgel
Efek Daya sebar
cm Viskositas
d Pa.s Perubahan viskositas
Stabilitas fase emulgel
Tween 80 0,13
|-10| |-8,04| |-5,63| Span 80
|-0,32| 18,33
|-3,86| |-5,63|
Interaksi |-0,12| |-1,67| |-4,80| |-5,63| Keterangan :
- negatif : efek dari faktor tersebut dapat menurunkan sifat fisik dan stabilitas fase emulgel
1. Daya sebar
emulgel
Daya sebar emulgel menunjukkan mudah tidaknya sediaan untuk diaplikasikan ke kulit. Pada tabel X merupakan hasil perhitungan Yate’s
treatment dengan taraf kepercayaan 95 untuk respon daya sebar. Dari hasil perhitungan harga F yang diperoleh dari Yate’s treatment menunjukkan
bahwa tween 80, span 80, dan interaksi keduanya memberikan pengaruh yang bermakna secara statistik. F hitung dari ketiganya lebih besar daripada F tabel
yaitu 4,5431. Harga F hitung span 80 yang paling besar, hal ini menunjukkan bahwa span 80 merupakan faktor yang dominan dalam menentukan respon
daya sebar emulgel. Dari hasil perhitungan efek untuk masing-masing faktor dan
interaksinya terhadap daya sebar emulgel juga menunjukkan bahwa faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang paling dominan dalam menentukan daya sebar adalah efek span 80 tabel VI. Dari hasil perhitungan efek, nilai efek span 80 sebesar |-0,32|
sedangkan tween 80 dan interaksinya berturut-turut sebesar 0,13 dan |-0,12|. Hubungan pengaruh peningkatan level tween 80 dan span 80 terhadap
daya sebar emulgel, dapat dilihat pada grafik berikut :
10a 10b
Gambar 10. Grafik hubungan antara daya sebar-tween 80 10a dan grafik hubungan antara daya sebar-span 80 10b
Dari grafik hubungan antara daya sebar-tween 80, dapat dilihat bahwa peningkatan level tween 80 akan meningkatkan daya sebar emulgel pada span
80 level tinggi maupun level rendah a. Tween 80 cenderung bersifat hidrofil sehingga dapat menyebabkan penurunan viskositas. Viskositas yang rendah
akan menghasilkan daya sebar emulgel yang besar sedangkan peningkatan level span 80 akan menurunkan daya sebar emulgel pada tween 80 level
tinggi maupun level rendah b. Dari gambar 10 terlihat adanya interaksi diantara kedua emulsifying agent yang ditunjukkan dengan ketidaksejajaran
grafik.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel X. Hasil perhitungan Yate’s treatment pada respon daya sebar
Source of variation Degrees
of fredom Sum of
Squares Mean Squares
F Replicates 5
0,1158 0,0232
Treatment 3 0,7907
0,2636 a
1 0,1053 0,1053 14,625
b 1
0,6048 0,6048 84 ab
1 0,0806 0,0806 11,1944
Experimental error 15
0,1076 0,0072
Total 23 1,0141
Span 80 berpengaruh secara dominan dalam menentukan respon daya sebar karena span 80 cenderung bersifat lipofil dan mempunyai viskositas
yang lebih kental daripada tween 80 sehingga lebih berpengaruh terhadap peningkatan viskositas. Emulgel dengan viskositas besar mempunyai daya
sebar yang kecil. Dalam menentukan efek yang dominan tanda positif dan negatif tidak diperhatikan, tetapi hanya memperhatikan nilainya. Efek span 80
bernilai negatif berarti bahwa adanya span 80 dalam emulgel akan menurunkan daya sebar emulgel. Demikian juga dengan interaksi tween 80
dengan span 80 bernilai negatif, berarti interaksi kedua faktor tersebut akan menurunkan daya sebar emulgel. Efek tween 80 yang bernilai positif berarti
faktor tersebut akan meningkatkan daya sebar emulgel.
2. Viskositas