BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari komposisi optimum
emulsifying agent Tween 80 dan Span 80 dalam formula emulgel ekstrak teh
hijau sebagai anti-aging dengan parameter sifat fisik dan stabilitas emulgel.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah level tween 80 dan span 80
sebagai emulsifying agent. 2.
Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel yang
meliputi daya sebar, viskositas, dan stabiltas emulgel meliputi perubahan
viskositas dan stabilitas fase emulgel setelah penyimpanan selama satu bulan. 3.
Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama pengadukan, kecepatan mixer untuk membuat sediaan emulgel, lama
penyimpanan.
4. Variabel pengacau tidak terkendali
Variabel pengacau tidak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
penyimpanan, suhu dan kelembapan saat penelitian.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi operasional
1. Teh hijau adalah teh yang dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol
oksidasenya di dalam teh segar yang berperan sebagai zat antioksidan. 2.
Emulgel adalah sediaan yang dibuat dengan mencampurkan emulsi baik berupa tipe minyak dalam air maupun berupa tipe air dalam minyak dan
gelling agent sebagai pembentuk gel dengan konsentrasi tertentu.
3. Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk
mengetahui efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik emulgel dan digunakan untuk menceri area komposisi optimum emulsifying agent tween
80 dan span 80 berdasarkan contour plot superimposed yang diprediksikan sebagai formula optimum pada penelitian ini.
4. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
digunakan 2 faktor, yaitu tween 80 sebagai faktor A dan span 80 sebagai faktor B.
5. Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini terdapat 2
level, yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah tween 80 dinyatakan dalam jumlah 2 g dan level tinggi sebanyak 4 g. Level rendah span 80
dinyatakan dalam jumlah sebanyak 3,5 g dan level tinggi sebanyak 5,5 g. 6.
Respon adalah besaran yang diamati perubahan efeknya, besarnya dapat dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil percobaan sifat fisik
emulgel daya sebar dan viskositas dan stabilitas emulgel perubahan
viskositas dan pemisahan fase. 7.
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Sifat fisik emulgel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui
kualitas fisik emulgel yang meliputi daya sebar, viskositas dan perubahan viskositas selama penyimpanan 1 bulan.
9. Daya sebar adalah diameter penyebaran 1 gram emulgel pada alat uji daya
sebar yang diberi beban 125 gram dan didiamkan selama 1 menit. Kriteria daya sebar optimum adalah 5 - 6 cm.
10. Viskositas adalah hambatan emulgel untuk mengalir setelah adanya
pemberian gaya. Semakin besar viskositas, maka emulgel semakin tidak mudah untuk mengalir. Kriteria viskositas optimum adalah 170 – 230 d Pa.s.
11. Perubahan viskositas adalah persentasr dari selisih viskositas emulgel dalam
penyimpanan selama 1 bulan dengan viskositas emulgel setelah dibuat. Kriteria perubahan viskositas optimum adalah 25 - 30.
12. Stabilitas fase emulgel adalah persentase volume emulgel yang stabil
dibandingkan dengan volume total emulgel dalam tabung berskala pada hari ke- 0, 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28 dan 30 setelah pembuatan emulgel.
Stabilitas fase emulgel
= 1
... ..........
.......... ..........
......... 100
x h
h
o u
Keterangan : hu = tinggi emulgel stabil cm ho = tinggi emulgel mula – mula cm
13. Contour plot adalah grafik yang merupakan hasil dari respon sifat fisik dan
stabilitas emulgel.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Contour plot superimposed adalah penggabungan garis-garis pada daerah
optimum yang telah dipilih pada uji volume pemisahan fase, daya sebar, viskositas dan perubahan viskositas.
15. Sifat fisik dan stabilitas emulgel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas fisik emulgel. Dalam penelitian ini sifat fisik emulgel meliputi daya sebar, viskositas dan stabilitas emulgel meliputi perubahan
viskositas emulgel setelah disimpan selama 1 bulan serta pemisahan fase yang terjadi selama penyimpanan.
16. Daerah optimum dalam penelitian ini adalah sifat fisik emulgel yang meliputi daya sebar emulgel 5-6 cm, viskositas emulgel 170 d Pa.s sampai 230 d Pa.s,
perubahan viskositas emulgel kurang dari 25 - 30 dan stabilitas fase emulgel
yang lebih besar dari 91.
D. Alat dan Bahan Penelitian 1.
Bahan penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak teh hijau Tritunggal Artha Makmur, metanol kualitas p.a, DPPH Sigma, kualitas
p.a, hidroksipropilmetilselulosa HPMC Tritunggal Artha Makmur, farmasetis, propilen glikol Ikapharmamindo putramas, farmasetis, Tween
80 PT. Ikapharmamindo putramas, farmasetis, Span 80 Ikapharmamindo putramas, farmasetis, liquid paraffin Ikapharmamindo putramas, farmasetis,
metil paraben Ikapharmamindo putramas, farmasetis, propil paraben Ikapharmamindo putramas, farmasetis dan aquadest.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gelas ukur Iwaki TE-32 Pirex
®
Japan Under lic., bekker glass Iwaki TE-32 Pirex
®
Japan Under lic., mixer Cucina Philips
®
dan Power Supply IC Regulated model ad 01, timbangan analitik Precise 2000C – 2000D
1
, penangas air, stopwatch Casio
®
, kaca bulat berskala, alat uji daya sebar, dan Viscometer seri VT 04 RION-JAPAN.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pemeriksaan Ekstrak Teh Hijau
Pemeriksaan ekstrak teh hijau dilakukan secara Kromatografi lapis tipis KLT. Ekstrak teh hijau buatan dan ekstrak teh hijau sampel serta pewarna II
LP campuran yang terdiri dari merah metal P, natrium fluoroseina P, biru metal P dan hijau malakit P sama banyak dalam isopropanol P 0,05
ditotolkan sebanyak 10 μl pada fase diam silica gel GF
254
. Bercak yang telah ditotolkan pada fase diam kemudian dieluasi dengan campuran etil asetat-
metiletilketon P-asam format P-air 50:30:10:10 dengan jarak lambat 15 cm setelah itu lempeng diangkat dan dikeringkan, diamati dengan sinar biasa dan
dengan sinar ultraviolet 366 nm Anonim, 1980.
2. Pemeriksaan Katekin
Pemeriksaan katekin pada teh hijau dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS yaitu dengan membandingkan spektrum yang
dihasilkan oleh baku pembanding katekin dengan ekstrak teh hijau yang
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengandung katekin. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang antara 266 - 280 nm, menggunakan konsentrasi yang sama Anonim, 2000.
3. Uji aktivitas antioksidan
Ekstrak teh hijau dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Sampel pada uji aktivitas antioksidan DPPH adalah
ekstrak teh hijau serta menggunakan vitamin C sebagai larutan pembanding. a.
Pembuatan larutan 1mM DPPH Menimbang seksama 39,5 mg DPPH BM 394,32 dan dilarutkan dengan
100,0 ml metanol p.a kemudian dimasukkan dalam botol yang telah dilapisi dengan alluminium foil untuk setiap pengujian larutan harus
dibuat baru. b. Persiapan larutan DPPH tanpa penghambatan 0 penghambatan sebagai
larutan blangko. Satu mililiter larutan DPPH 1mM dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur 5,0 ml kemudian ditambahkan metanol pro analisis
hingga 5,0 ml dan dihomogenkan. c.
Persiapan larutan uji Menimbang seksama 5,0 mg sampel dan dilarutkan dalam metanol pro
analisis hingga 5,0 ml sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 μg sebagai larutan induk. Dipipet 25, 50, 125, 250, dan 500 µl larutan
induk ke dalam labu ukur 5,0 ml untuk mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25, 50 dan 100
μgml.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Persiapan larutan pembanding
Menimbang seksama lebih kurang 5,0 mg vitamin C dan melarutkannya dalam metanol pro analisis hingga 5,0 ml sehingga memperoleh larutan
dengan konsentrasi 1000 μgml sebagai larutan induk. Dipipet 25, 50,
125, 250 dan 500 μl larutan induk ke dalam labu ukur 5,0 ml untuk
mendapatkan konsentrasi 5, 10, 25, 50 dan 100 μgml.
e. Uji aktivitas
Ke dalam setiap tabung larutan uji dan larutan pembanding ditambahkan 1ml larutan DPPH 1mM dan metanol pro analisis hingga 5,0 ml. Mulut
tabung ditutup dengan alumunium foil dan dihomogenkan. Larutan DPPH tanpa penghambatan larutan blangko, larutan uji dan larutan kontrol
positif. Segera diinkubasi selama 30 menit pada 37 C. Serapan diukur
pada panjang gelombang 515nm.
4. Optimasi formula