2. Alat Perekam
Sebelum wawancara dan observasi berlangsung, peneliti menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan selama proses wawancara dan observasi, antara lain
alat perekam tape recorder, kaset kosong micro cassette, dan baterai dalam keadaan yang baik dan siap pakai. Setelah wawancara berlangsung, kaset
diberi label dan kode. Peneliti juga menyiapkan alat perekam di telepon selular handphone jika diperlukan sewaktu-waktu.
G. METODE ANALISIS DATA
1. Organisasi Data
Mengorganisasikan data merupakan tahap awal dari pengolahan dan analisis data. Data yang banyak dan beragam diorganisasikan dengan rapi dan
sistematis sehingga peneliti mendapat kualitas data yang baik, memungkinkan peneliti mendokumentasikan analisis yang dilakukan, serta menyimpan data
dan analisis yang berkaitan dengan penelitian Highlen dan Finley, 1996 dalam Poerwandari, 2005. Manajemen data juga perlu dilakukan, seperti
memberi label pada kaset, membuat transkrip wawancara setelah wawancara selesai, membuat salinan data, dan menyimpannya dengan baik.
2. Koding dan Analisis
Jorgensen 1989, dalam Poerwandari, 2005 memaparkan bahwa proses analisis merupakan proses memecah atau membagi materi penelitian ke
dalam bagian-bagian atau unit-unit. Hal pertama yang dilakukan dalam proses analisis adalah koding sebagai upaya memecah atau membagi materi data.
Koding adalah proses membubuhkan kode pada materi yang diperoleh. Proses koding bertujuan agar data yang diperoleh dapat diorganisasikan dan
dibuat sistematis secara lengkap dan terperinci sehingga pada akhirnya akan ditemukan makna dari data yang dikumpulkannya Poerwandari, 2005.
Analisis data ini diarahkan pada analisis tematik Poerwandari, 2005 yang dilakukan untuk mengkode informasi sehingga dapat menghasilkan
daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks. Tema-tema tersebut selanjutnya dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal dapat
menginterpretasi fenomena.
3. Interpretasi
Interpretasi dilakukan peneliti setelah melakukan analisis. Interpretasi merupakan upaya memahami data secara ekstensif dan lebih mendalam. Pada
tahap ini, peneliti menginterpretasi data melalui perspektif yang dimiliki mengenai hal yang sedang diteliti. Mengingat setiap orang dapat memberikan
interpretasi yang berbeda-beda terhadap suatu data, maka Kvalve 1996 dalam Poerwandari, 2005 memaparkan konteks situasi dan komunitas validasi.
Pertama, konteks interpretasi pemahaman diri; interpretasi dikembalikan pada
sudut pandang subjek penelitian. Kedua, interpretasi pemahaman biasa yang kritis; memahami sebagai masyarakat umum di mana subjek berada. Ketiga,
interpretasi pemahaman teoritis; dilihat dari sudut pandang peneliti sebagai komunitas validasi. Setelah peneliti melakukan interpretasi data, peneliti dapat
melanjutkan pada tahapan penulisan laporan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan subjek kunci yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik subjek penelitian dan memiliki informasi mengenai calon-calon subjek.
b. Menghubungi calon subjek yang direkomendasikan oleh subjek kunci.
c. Memeriksa kesesuaian calon subjek dengan karakteristik dan menanyakan
kesediaannya untuk menjadi responden, sekaligus membuat janji. d. Membuat pedoman umum wawancara dan observasi.
2. Tahap Pelaksanaan
b. Konfirmasi kembali janji dengan subjek. c. Melakukan wawancara I.
d. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip. e. Mengecek jawaban yang belum jelas dan membuat pertanyaan lanjutan.
f. Melakukan observasi dan wawancara II. g. Mencatat semua temuan hasil observasi di lapangan.
h. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip. i. Mengecek jawaban yang belum jelas dan membuat pertanyaan lanjutan.
j. Melakukan wawancara III. k. Mendengarkan hasil wawancara dan membuat transkrip.