Reaksi Terhadap Stres Stres

d. Frustrasi Frustrasi adalah keadaan penuh ketegangan dan kecemasan akibat terhambatnya pencapaian tujuan yang dimiliki Huffman, Vernoy, Vernoy, 1997. Kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan frustrasi misalnya, bila telah berusaha keras namun pada akhirnya gagal atau bila berada dalam keadaan terdesak namun kemudian terhambat. e. Konflik Konflik terjadi ketika individu berada di bawah tekanan untuk memberikan respon terhadap dua atau lebih kekuatan yang berlawanan Huffman, Vernoy, Vernoy, 1997. 1 Konflik menjauh- menjauh Avoidance-Avoidance Conflict Konflik yang terjadi saat individu berada pada dua pilihan yang sama-sama tidak disukai dan pada hasil yang tidak dikehendaki. 2 Konflik mendekat- mendekat Approach-Approach Conflict Konflik yang terjadi saat individu dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama diinginkan dan pada hasil yang dikehe ndaki. 3 Konflik mendekat- menjauh Approach-Avoidance Conflict Konflik yang terjadi saat individu dihadapkan pada pilihan, di satu sisi ia tertarik namun di sisi lain ia menghindari situasi tersebut.

3. Reaksi Terhadap Stres

Pada saat individu menghadapi stres, tubuh akan memberikan reaksi baik disadari maupun tidak. Reaksi terhadap sumber stres ini disebut dengan strain. Reaksi ini dapat dibedakan ke dalam dua tipe Atwater, 1994, yaitu: a. Reaksi Fisiologis Reaksi fisologis umumnya terjadi secara otomatis. Selye 1980, dalam Atwater, 1994 mengemukakan bahwa terdapat bentuk karakteristik dari mekanisme fisiologis yang diaktifkan pada kebanyakan respon, yang kemudian disebut dengan general adaptation syndrome. Bentuk ini terdiri atas tiga tahap kemajuan yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Mekanisme General Adaption Syndrome Atwater, 1994, hal. 107. 1 The alarm reaction The alarm reaction terdiri atas perubahan biokimia tubuh. Pada umumnya individu yang berada pada tahap ini mengeluhkan gejala- gejala seperti demam, sakit kepala, nafsu makan berkurang, dan lelah. 2 The stage of resistance The alarm reaction diikuti oleh the stage of resistance apabila keadaan yang penuh tekanan terus berlanjut. Tahap ini ditandai dengan hilangnya gejala-gejala pada tahap pertama dan pertahanan tubuh akan meningkat guna mengatasi stres yang terus berlanjut. SUMBER STRES ALARM REACTION Respon darurat tubuh terhadap sumber stress RESISTANCE STAGE Pertahanan tubuh meningkat terhadap sumber stres EXHAUSTION STAGE Pertahanan tubuh menurun, energi untuk beradaptasi berkurang dan gejala pada tahap pertama muncul kembali 3 The exhaustion stage Tahap ini akan muncul apabila stres kronis terus berlanjut. Pada tahap ini, tubuh tidak lagi menghasilkan hormon secara optimal sehingga individu sulit untuk menyesuaikan diri dengan stres. Kondisi ini ditandai dengan pertahanan tubuh yang menurun, energi untuk beradaptasi berkurang, dan gejala-gejala pada tahap the alarm reaction muncul kembali. b. Reaksi Psikologis Berbeda dengan reaksi fisiologis yang terjadi secara otomatis, reaksi psikologis merupakan hasil belajar. Respon kognitif, emosional, dan perilaku terhadap stres termasuk dalam reaksi psikologis Atwater, 1994. Sumber stres seringkali diinterpretasikan sebagai ancaman yang dapat mengganggu fungsi kognitif. Stres dapat me ngganggu penilaian, pemecahan masalah, dan keputusan yang diambil, termasuk memori karena stres dapat mengurangi perhatian. Di samping kognitif, stres juga mempengaruhi kondisi emosi individu, mulai dari menantang sumber stres hingga menampilkan emosi negatif, seperti marah, cemas, takut, kecil hati, agresi, dan depresi Atwater, 1994. Misalnya, seseorang yang dipecat dari pekerjaannya akan menilai rendah dirinya berbeda dengan saat ia masih bekerja, marah karena merasa tidak adil dikeluarkan secara sepihak, dan sedih memikirkan kelangsungan hidup keluarganya yang pada akhirnya juga berpengaruh pada perilakunya.

4. Stres dan Sumber Stres pada Bidan Fresh Graduate