8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bidan
1. Pengertian Bidan
Klinkert dalam Wiknjosastro, dkk., 2002 menyatakan bahwa istilah bidan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu widwan atau wirdhan yang
memiliki arti wanita yang bijaksana atau dukun yang terdidik. Bidan secara tegas diartikan sebagai seorang wanita yang telah mengikuti dan
menye lesaikan pendidikan kebidanan, lulus dalam ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dan memiliki Surat Izin Bidan SIB sebagai bukti
kewenangan untuk menjalankan pela yanan asuhan kebidanan Kepmenkes No.900MENKESSKVII2002, dalam Hartini Sulasmono, 2006.
Badan Kesehatan Dunia WHO mendefinisikan bidan sebagai seorang wanita yang telah menamatkan program pendidikan bidan dan memperoleh
kualifikasi guna mendapatkan izin legal yang diakui oleh negara untuk melaksanakan praktik kebidanan. WHO juga memberikan batasan yang lebih
spesifik mengenai bidan, yaitu seseorang yang kompeten dalam bidang obstetric
atau ilmu kebidanan, yang sebelumnya telah dilatih secara khusus untuk melakukan perawatan selama kelahiran normal WHO, 2003.
Secara umum dapat ditarik batasan bahwa yang dimaksud dengan bidan adalah seorang tenaga kesehatan wanita yang telah mengikuti dan
menamatkan pendidikan kebidanan. Di samping itu, bidan juga memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompetensi untuk melaksanakan praktik kebidanan yang telah diakui oleh pemerintah serta mendapatkan izin menjalankan praktik kebidanan.
2. Tugas Bidan
Seorang bidan memiliki tugas selayaknya tenaga kesehatan pada umumnya, yaitu memberi pertolongan pertama kepada orang sakit khususnya
ibu dan bayi terlebih jika tidak terdapat dokter yang berwenang di wilayah tersebut Hartini Sulasmono, 2006. Akan tetapi bidan mengemban tugas
pokok, yakni mengawasi perempuan hamil, membantu proses persalinan, dan mengawasi perempuan pasca persalinan beserta bayinya Goelam, 1964.
Goelam 1964 menekankan secara spesifik bahwa terdapat tiga tugas utama bidan sebagai pemilik kewenangan untuk memberikan Pelayanan
Kebidanan Kesehatan Reproduksi, yait u: a. Pengawasan perempuan hamil sebelum bersalin.
Pengawasan penting dilakukan karena pada masa ini perempuan cukup rentan terserang penyakit yang dapat berdampak pada bayinya.
b. Mempimpin persalinan. Bidan yang memimpin proses persalinan dengan sebaik-baiknya
dapat menghindari atau setidaknya mengurangi bahaya yang mengancam. c. Mengawasi perempuan dalam waktu nifas
1
dan bayinya. Pengawasan dilakukan karena masih mungkin muncul bahaya yang
disebabkan oleh kelainan-kelainan, baik pada ibu maupun pada bayi.
1
Proses pulihnya alat kandungan hingga pada keadaan normal setelah persalinan berakhir. Masa ini biasanya berlangsung selama 42 hari Manuaba, 1998.
Selain memberikan pelayanan kesehatan reproduksi, bidan juga memiliki tugas lain, yaitu memberikan pelayanan Keluarga Berencana KB
dan kesehatan masyarakat Hartini Sulasmono, 2006.
3. Peran Bidan