Sumber stres dan strategi coping yang digunakan di awal masa kerja

b. Hub ungan dengan orang lain menjadi lebih baik terlebih jika terkait hubungan profesional. P P P c. Keluhan fisik seperti tremor, berkeringat, dan berdebar-debar perlahan menghilang setelah situasi tidak menyenangkan dapat dilewati. P P P menggunakan strategi coping d. Kesesuaian strategi yang digunakan dengan masalah yang dihadapi setelah dapat menyelesaikan masalah. P P Tabel 13 dan Tabel 14 di atas memberi gambaran mengenai sumber stres sebagai penyebab munculnya rasa tertekan yang dialami dan strategi coping yang digunakan oleh ketiga subjek untuk menghadapi sumber stres tersebut sehingga situasi-situasi yang kurang menyenangkan dapat berkurang.

a. Sumber stres dan strategi coping yang digunakan di awal masa kerja

Setelah menamatkan pendidikan kebidanannya dan memperoleh SIB Surat Izin Bidan, ketiga subjek segera masuk dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Stres dan perasaan tertekan tidak dapat dihindari pada masa awal bekerja. Mereka dituntut untuk segera dapat menyesuaikan diri dan segera mulai bekerja meskipun hal itu tidak mudah bagi ketiga subjek. Penyesuaian diri ini meliputi penyesuaian terhadap tugas-tugas barunya dan penyesuaian terhadap lingkungan sosial, seperti mulai bersosialisasi dengan bidan atau tenaga medis yang bekerja di tempat tersebut ADS. BS2.WwI.no.21. Subjek yang mengalami rasa tertekan itu pada akhirnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan berbagai upaya agar ia terlepas dari perasaan yang tidak menyenangkan tersebut. Pada saat ketiga subjek melakukan penyesuaian terhadap tugas- tugasnya, situasi itu menyadarkan mereka pada keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki, baik terkait dengan ilmu kebidanan maupun pengobatan umum. Seperti yang terjadi pada Subjek 3 ketika melakukan kesalahan penghitungan tanggal kembali pasien KB suntik sehingga memunculkan rasa takut dan rasa bersalah ADS.BS3.WwIII.no.69. Setelah mendapat teguran ADS.BS3.WwIII.no.70 dan meminta nasihat dari senior, maka subjek segera mene mui pasien untuk meminta maaf serta mengkoreksi kesalahannya tersebut. Meskipun sempat merasa tertekan, hal ini menjadi motivasi bagi subjek agar bekerja lebih teliti sehingga tidak mengulangi kesalahannya lagi ADS.BS3.WwIII.no.69. Hal yang hampir sama terjadi pada Subjek 1 ketika ia salah memberikan obat dan tindakan kepada pasien, sehingga merasa takut bahkan hingga kini masih sering teringat. Namun ia mengatasi rasa tertekan itu dengan bekerja lebih teliti baik saat memberikan tindakan maupun jenis obat dan dosisnya ADS.BS1.WwI.no.32. Keterbatasan yang dialami subjek di luar ilmu kebidanan terjadi pula pada Subjek 1, dimana ia harus menangani bayi yang sakit parah ADS.BS1.WwI.no.17. Saat itu ia merasa ragu akan kemampuannya ADS.BS1.WwI.no.15, sehingga bingung dan takut jika salah dalam memberi tindakan. Walaupun berada dalam keadaan tertekan, subjek tetap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berusaha memberi pengobatan awal kepada pasien ADS.BS1.WwI. no.17. Berbeda dengan Subjek 1, Subjek 2 menghadapi kasus lain yang menimbulkan stres bagi dirinya. Ia menangani pasien yang mengalami pendarahan hebat saat persalinan meskipun sebelumnya luka sudah dijahit ADS.BS2.WwI.no.16. Menghadapi kasus tersebut, walaupun subjek belum banyak memiliki pengalaman, ia segera melakukan pertolongan awal, seperti dengan memasang infus, mencari sumber pendarahan dan menjahitnya, selain berusaha menenangkan pasien ADS.BS2.WwI.no17. Dalam keterbatasan itu, Subjek 2 juga banyak bertanya pada bidan senior sehingga ia dapat lebih mengerti tindakan apa yang harus dilakukan pada kasus tersebut ADS. BS2.WwIII.no.77. Meskipun menghadapi kasus yang berbeda-beda, tekanan yang cukup membebani subjek pada masa awal kerjanya adalah keharusan untuk bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keselamatan pasien. “Subjek tertekan karena bertanggung jawab atas nyawa dan keselamatan pasien ditambah risiko dituntut jika mengalami kesalahan”. ADS.BS2.WwI.no.15 Hal ini berbeda dengan situasi ketika mereka menjalani praktik atau magang yang masih mendapat bimbingan dari dosen ataupun senior ADS.BS3.WwIII.no.67 bahkan masih berhadapan dengan panthom ADS.BS1.WwI.no.16. Di samping itu, stres semakin terasa saat mereka harus bekerja dengan cepat menghadapi kasus gawat yang belum pernah mereka tangani sebelumnya ADS.BS3.WwIII.no.72. Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa ketiga subjek juga melakukan penyesuaian terhadap lingkungan sosial, dimana mereka dituntut untuk dapat bekerja sama dengan tenaga medis maupun karyawan di tempat mereka bekerja. Masa penyesuaian ini sebenarnya cukup berat bagi ketiga subjek, terlebih bagi Subjek 1, dimana proses penyesuaian itu membuatnya tertekan sehingga merasa rendah diri. Sebagai yunior ia merasa setiap tindakan yang dilakukannya masih kurang benar apabila dibandingkan dengan bidan atau tenaga medis lainnya yang notebene lebih berpengalaman ADS.BS1.WwI.no.51. Oleh karena itu, subjek sering mengeluh dan mengungkapkan kekesalannya pada teman dalam menghadapi situasi seperti itu ADS.BS1.WwI. no.52. Tabel 15. Kesimpulan Sumber Stres dan Strategi Coping yang Digunakan Pada Awal Masa Kerja Sumber Stres Strain Strategi Coping Melakukan kesalahan saat memeriksa atau memberi tindakan kepada pasien, spt salah menghitung tanggal kembali pasien KB. Merasa takut dan merasa bersalah. § Meminta nasihat dari bidan senior. § Menemui pasien, meminta maaf dan mengkoreksi kesalahan. Melakukan kesalahan dalam memberi jenis obat dan dosis. Merasa takut. § Bekerja lebih teliti agar tidak mengulangi kesalahan. Terbatasnya pengetahuan di luar ilmu kebidanan, spt saat menangani bayi sakit parah. Merasa ragu, bingung dan takut. § Segera melakukan tindakan medis meskipun bersifat sementara. Menghadapi kasus pendarahan saat persalinan. § Melakukan tindakan awal, spt pasang infus, mencari sumber pendarahan dan menjahitnya. § Menenangkan pasien. § Bertanya pada bidan senior. Sebaga i yunior, tindakan dirasa masih kurang benar dibandingkan dengan bidan tenaga medis lain. Merasa tertekan dan rendah diri. § Mengeluh. § Menceritakan kekesalannya dengan teman.

b. Sumber stres dan strategi coping yang digunakan saat menghadapi