BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
1. Definisi Narkotika Dan Penggolongannya
Narkotika adalah obat atau zat aktif yang bekerja menekan susunan saraf pusat, efek terutama yang ditimbulkan narkotika adalah penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri serta memberikan efek ketergantungan atau adiksi. Digunakan sebagai
analgesik, antitusif, antispasmodik, dan premedikasi anestesi dalam praktek kedokteran Maslim, 2001.
Menurut undang-undang No. 22 tahun 1997 tentang narkotika, yang dinamakan narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menurunkan, menghilangkan, dan mengurangi rasa nyeri, serta dapat dapat menimbulkan
ketergantungan. Yang tergolong narkotika misalnya : opioid, kokain, ganja, morphin, codein, petidin, papaverin .
Narkotika terbagi
atas tiga golongan,yaitu: a.
Narkotika golongan
I : Narkotika yang hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk tujuan pengobatan karena mempunyai
potensi yang sangat kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh : heroin, ganja, dan kokain.
8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Narkotika golongan II : Narkotika yang digunakan sebagai pilihan terakhir
untuk pengobatan dan dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi yang kuat menimbulkan sindroma ketergantungan obat.
Contoh : morphin, metadon dan opium. c.
Narkotika golongan III : Narkotika yang banyak digunakan dalam pengobatan dan tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menimkan
sindrom ketergantungan obat. Contoh : codein Asikin, 2002.
2. Definisi Psikotropika dan Penggolongannya
Psikotropika adalah zat atau obat yang kerjanya mempengaruhi fungsi otak, fungsi psikiatrik, kelakuan atau pengalaman. Psikotropika bekerja secara
selektif pada susunan saraf pusat SSP dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan perilaku mind and behaviour altering drug, digunakan
dalam terapi psikiatrik Maslim, 2001. Sebenarnya psikotropika baru dikenalkan sejak lahirnya suatu cabang ilmu
farmakologi yaitu psikofarmaka yang khusus mempelajari psikotropika. Psikotropika mulai berkembang pesat setelah ditemukannya Alkaloid Raulwolfia
dan Chlorpromazine yang ternyata efektif untuk mengobati kelainan psikiatrik Santoso, 1995.
Berdasarkan penggunaan klinik, psikotropika dibagi menjadi empat golongan, yaitu antipsikosis, anti ansietas, antidepresan, dan psikotogenik.
Neuroleptik berguna untuk terapi psikosis akut maupun kronik. Antipsikosis ini bekerja mengatasi agresivitas, hiperreaktivitas, dan labilitas emosional pada
pasien psikosis. Contoh psikotropika adalah klorpromazin, mepazin, asetofenazin, klorprotiksen, haloperidol Santoso, 1995.
Antiansietas terutama berguna untuk pengobatan simptomatik penyakit psikoneurisis dan berguna sebagai obat tambahan pada terapi penyakit yang
didasari ansietas atau perasaan cemas dan ketegangan mental. Contoh psikotropik golongan ini adalah klordiazepoksid, diazepam, klorazepat, lorazepam,
halozepam Santoso, 1995. Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk terapi mengatasi tekanan
mental depresi mental. Obat ini terbukti dapat menghilangkan atau mengurangi depresi yang timbul pada beberapa jenis skizofrenia. Perbaikan depresi ditandai
dengan perbaikan alam kesadaran, bertambahnya aktivitas fisik, dan kewaspadaan mental, nafsu makan dan pola tidur yang baik dan berkurangnya
pikiran morbid. Contoh psikotropik jenis ini adalah imipramine, amoxapine, meclobemide, citalopram, trazodone Santoso dan wiria, 1998.
Psikotogenik ialah obat yang menimbulkan kelainan tingkah laku, disertai halusinasi, ilusi, gangguan cara berfikir dan perubahan alam perasaan, jadi dapat
menimbulkan psikosis. Psikosis toksik memang dapat timbul setelah pemberian berbagai jenis obat, tetapi obat baru digolongkan psikotogenik jika dapat
menimbulkan keadaan psikotik tanpa delirium dan disorientasi. Contoh psikotropika jenis ini adalah meskalin dietilamid asam lisergad Santoso, 1995.
Menurut undang-undang psikotropika no.5 tahun 1997, psikotropika diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Psikotropika golongan I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
menimbulkan sindroma ketergantungan. Contoh : 3,4 methylenedioxy methamphenthamine mdma, dietilamid asam
lisergad lsd. b.
Psikotopika golongan II Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : amphetamine, fenisiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfemidad ritalin.
c. Psikotropika golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : fenobarbital, dan flunitrazepam
d. Psikotropika golongan IV
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : diazepam, klobazepam, bromazepam, klonazepam, klordiazepoksid,
nitrazepam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Zat Adiktif