1. Ciri-ciri penyalahguna napza
Ciri-ciri remaja atau anak yang mempunyai kemungkinan besar mengalami gangguan atau ketergantungan terhadap napza, adalah sebagai berikut:
a. sifat mudah kecewa dan kecenderungan menjadi agresif dan destruktif.
b. perasaan rendah diri low self-esteem.
c. tidak bisa menunggu atau bersabar yang berlebihan.
d. suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang mengandung resiko
berbahaya berlebihan. e.
cepat bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
f. hambatan atau penyimpangan psikoseksual dengan akibat kegagalan.
g. keterbelakangan mental.
h. cenderung mengalami gangguan kejiwaan, seperti kecemasan, obsesi,
apatis, menarik diri dalam pergaulan, depresi, kurang mampu menghadapi stress atau sebaliknya hiperaktif.
i. kurangnya motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan atau
pekerjaan atau bidang lapangan lainnya Alatas, 2001.
2. Tingkatan ketergantungaan napza
Secara umum ketergantungaan terhadap napza dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut :
a. Ketergantungan primer,
ketergantungan primer ditandai dengan adanya kecemasan dan depresi, yang pada umumnya terdapat pada orang dengan kepribadian yang tidak stabil.
b. Ketergantungan simptomatis,
Ketergantungan simptomatis adalah penyalahgunaan napza sebagai salah satu gejala dari tipe kepribadian yang mendasarinya umumnya terjadi pada orang
dengan kepribadian psikopatik anti-sosial, kriminal, dan pemakaian napza untuk kesenangan semata.
c. Ketergantungan reaktif,
Ketergantungan reaktif adalah terutama terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, pengaruh lingkungan dan tekanan teman kelompok sebaya peer
group pressure Hawari,1999. Dilihat dari kebutuhan pemakaiannya, penyalahgunaan napza dapat
digolongkan menjadi: a.
pemakaian coba-coba experimental use yang bertujuan hanya ingin mencoba memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti
menggunakan dan sebagian lain meneruskan pemakaian. b.
pemakaian sosial social use yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan pada tahap ini,
sebagian lagi meningkat ke tahap selanjutnya. c.
pemakaian situasional situational use, pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu ketegangan, kesedihan, kekecewaan dengan maksud
menghilangkan perasaan tersebut. d.
Penyalahgunaan abuse, pemakaian sebagai salah satu pola penggunaan yang bersifat patologik atau klinis menyimpang, minimal satu bulan
lamanya, dan telah terjadi gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaannya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. ketergantungan dependence, telah terjadi toleransi dan gejala putus zat,
bila pemakaian zat dihentikan atau dikurangi atau tidak ditambah dosisnya Asikin, 2002.
3. Mekanisme terjadinya penyalahgunaan dan ketergantungan napza