BAB IV Hasil dan Pembahasan
Penelitian tentang penggunaan psikotropika dalam usaha rehabilitasi ketergantungan napza, efektivitas kombinasi obat dan efek samping di panti
rehabilitasi Puri Nurani didapatkan hasil yang terdiri dari tiga bagian yaitu: bagian pertama merupakan gambaran umum pasien yang dirawat melakukan
detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani, bagian kedua berisi tentang tingkat kerasionalan kombinasi obat yang dipakai dalam proses detoksifikasi pasien,
bagian ketiga mengenai efek samping yang ditimbulkan oleh kombinasi obat yang dipakai dalam proses detoksifikasi pasien, dan yang terakhir adalah keefektifan
kombinasi obat yang diberikan kepada pasien ketergantungan napza.
A. Gambaran Umum Pasien Rawat Inap Detoksifikasi Panti Rehabilitasi
Puri Nurani Selama Bulan September – Desember 2003
Gambaran umum tentang pasien yang dirawat di panti rehabilitasi Puri Nurani merupakan karakteristik pasien yang dibuat meliputi jenis kelamin, dan
gambaran ketergantugan pada zat aditif jenis tertentu baik pemakian satu jenis napza maupun pemakaian yang lebih dari satu zat, dan lama pemakaian zat yang
dikonsumsi pasien. Dari hasil pengamatan yang dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani,
didapat hasil 90 pasien berjenis kelamin laki-laki. Dilihat dari macam zat yang disalahgunakan oleh pasien yang menjalani rawat inap di panti rehabilitasi Puri
Nurani, maka dapat dilihat bahwa zat yang paling banyak digunakan adalah putaw
60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
heroin. Untuk lebih jelas tentang gambaran umum pasien yang menjalani rawat inap di panti rehabilitasi Puri Nurani dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 3. Data gambaran umum pasien rawat inap panti rehabilitasi Puri Nurani September-Desember 2003
No. Reg. Pasien Jenis
kelamin Ketergantungan zat
Lama Pemakaian
500279 P Ganja
± 2 tahun 500280 L Putaw
herion ± 4 tahun
500281 L
Putaw, ganja, obat- obatan
± 8 tahun
500282 L Putaw
± 5 tahun 500283 L
Putaw dan
obat-obatan ± 3 tahun
500284 L Putaw
± 5 tahun 500285 L
Putaw ± 7 tahun
500286 L Putaw
± 5 tahun 500287 L
Putaw ± 4 tahun
500288 L Putaw
± 5 tahun
B. Pemilihan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien selama
menjalani terapi detoksifikasi di panti rehabilitasi Puri Nurani
Terapi detoksifikasi yang dilakukan di panti rehabilitasi Puri Nurani merupakan terapi detoksifikasi gabungan antara detoksifikasi simptomatik dan
detoksifkasi subtitusi. Hal ini ditunjukkan dengan digunakannya standar pengobatan yang menggunakan kombinasi obat. Obat-obat simptomatik diberikan
untuk mengatasi gejala putus zat yang terjadi, yaitu : Triheksifenidil digunakan untuk mengatasi Parkinson yang terjadi akibat putus zat, tramadol digunakan
untuk mengatasi rasa nyeri yang terjadi, diazepam digunakan untuk mengatasi gelisah yang terjadi. Sedangkan obat yang digunakan sebagai obat subtitusi
adalah kodein. 1.
Kesesuaian pemilihan kombinasi obat yang diberikan kepada pasien dibandingkan dengan standar yang ada di Puri Nurani
Sebagian besar panti rehabilitasi ketergantungan napza yang ada di Indonesia memiliki standar terapi detoksifikasi sendiri-sendiri, termasuk Puri
Nurani. Dalam kenyataannya sehari-hari kombinasi yang digunakan ada beberapa kombinasi obat yang digunakan mempunyai perbedaan dengan kombinasi obat
yang ada dalam standar pengobatannya, perbedaan ini dapat berupa perbedaan formulasi kombinasi obat atau dosis yang digunakan.
Kombinasi obat siang yang diberikan terdapat tiga kombinasi obat yang berbeda, yaitu :
a. Kombinasi A
Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi A adalah : 1
Triheksifenidil 2 mg 2
Haloperidol 5 mg Kombinasi A yang digunakan terdiri dari golongan obat anti Parkinson
yaitu triheksifenidil dan golongan obat anti psikosis yaitu haloperidol. Jika dibandingkan dengan standar pengobatan yang dimiliki Puri Nurani
kombinasi obat ini kurang lengkap, karena hanya terdiri dari dua golongan obat saja sedangkan menurut standar pengobatan yang ada kombinasi obat terdiri dari
delapan jenis obat yaitu kodein, haloperidol, triheksifenidil, tramadolantalgin, papaverin, ctm, klorpromazin, diazepam.
Jika dilihat dari dosis obat yang diberikan dengan dosis menurut standar pengobatan yang ada kombinasi obat ini sudah tepat dan tidak melebihi dosis
maksimalnya, jadi Kombinasi A yang digunakan sudah tepat. Jika dilihat dari kombinasi obat standar yang ada di Puri Nurani maka
kombinasi obat A ini kurang lengkap dan tidak sesuai dengan standart pengobatan yang ada di Puri Nurani.
b. Kombinasi B
Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi B adalah : 1
Haloperidol 5 mg 2
Triheksifenidil 2 mg 3
Klorpromazin 100 mg Kombinasi B yang digunakan hanya terdiri dari golongan obat anti
Parkinson yaitu triheksifenidil dan klorpromazin, serta golongan obat anti psikosis yaitu haloperidol.
Jika dibandingkan dengan standar pengobatan yang ada kombinasi obat ini kurang lengkap, karena hanya terdiri dari dua golongan obat saja sedangkan
menurut standar pengobatan yang ada kombinasi obat terdiri dari delapan jenis obat yaitu kodein, haloperidol, triheksifenidil, tramadolantalgin, papaverin, ctm,
klorpromazin, diazepam. Dilihat dari dosis obat yang diberikan dengan dosis menurut standar
pengobatan yang ada kombinasi obat ini sudah tepat karena dosis obat yang diberikan masih dalam dosis terapi dan tidak melebihi dosis maksimalnya, maka
Kombinasi B yang digunakan sudah tepat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika dilihat dari kombinasi obat standar yang ada di Puri Nurani, maka hal ini menunjukan bahwa Kombinasi B tidak sesuai dengan standart yang ada di
Puri Nurani. c.
Kombinasi C Kombinasi obat yang digunakan sebagai Kombinasi C adalah :
a. Untuk hari 1 – 7
Codein 60 mg Haloperidol 2,5 mg
THP 2 mg Tramadol 50 mg
CTM 4 mg Papaverin 40 mg
b. Untuk hari 8 – 10
Haloperidol 2,5 mg THP 2 mg
Jika Kombinasi C yang diberikan kepada pasien dibandingkan dengan kombinasi obat standar yang ada baik dilihat dari jenis obat yang digunakan masih
kurang. Dosis yang dipilih pada Kombinasi C sudah sesuai dengan standar kombinasi obat yang ada. Artinya Kombinasi C juga tidak sesuai dibandingkan
dengan standar pengobatan yang ada. d.
kombinasi obat malam Untuk kombinasi obat malam yang diberikan terdiri dari :
1 Klorpromazin 200 mg, 125 mg, 100 mg, 50 mg
2 Diazepam 5 mg
Kombinasi obat malam yang digunakan dilihat dari obat yang digunakan dengan standar yang ada sudah sesuai, tetapi dilihat dari penggunaan dosisnya
menurut standar yang ada kombinasi obat malam ini tidak sesuai dengan pemilihan dosis yang ada pada standart pengobatan di Puri Nurani. Pemilihan
dosis kombinasi obat malam ini diberikan melihat dari kondisi pasien dan kebutuhan pasien terhadap obat sehingga pasien dapat beristirahat dengan
optimal. Dilihat dari kombinasi obat standar yang digunakan baik kombinasi obat
siang maupun kombinasi obat malam yang diberikan pada pasien dalam terapi detoksifikasi yang dilakukan di Puri Nurani tidak sesuai dengan standart yang ada
di Puri Nurani. Hal ini dikarenakan kombinasi obat yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien dalam mengurangi atau menghilangkan gejala putus obat yang
terjadi. 2.
Kesesuaian pemilihan kombinasi obat yang digunakan pasien dengan panduan yang dipakai.
a. Kombinasi obat untuk terapi detoksifikasi menurut Hawari.
Kombinasi obat yang digunakan dalam terapi detoksifikasi menurut Hawari menggunakan obat-obat golongan major tranquilizer, golongan analgetik
non opiat, dan anti depresi. Sedangkan untuk obat golongan minor tranquilizer tidak digunakan, serta tidak menggunakan obat-obatan pengganti atau subtitusi,
Standar kombinasi obat yang ada di Puri Nurani terdiri dari golongan obat subtitusi kodein, golongan obat anti psikosis haloperidol, klorpromazin, anti
Parkinson triheksifenidil, anti histamin ctm, minor tranquilizer diazepam dan analgetik opioid tramadol. Jika dibandingkan antara kombinasi obat standar
yang ada dengan kombinasi obat menurut Hawari, kombinasi obat ini tidak sesuai karena memakai obat subtitusi dan minor tranquilizer.
b. Kombinasi obat untuk terapi detoksifikasi menurut Konsensus FKUI
tentang opiat, masalah medis dan penatalakasanaannya. Menurut konsensus FKUI kombinasi yang digunakan sebagai standar
pengobatan yang dipakai di Puri Nurani dianggap sesuai karena pemilihan kombinasinya sesuai dan pemilihan dosis yang masih termasuk dalam jendela
terapetik masing-masing obat. Secara umum dapat dianggap bahwa kombinsi obat standar yang di panti rehabilitasi Puri Nurani masih rasional dan dapat digunakan
sebagai acuan pengobatan dalam terapi detoksifikasi di Puri Nurani.
C. Efek samping yang terjadi dari penggunaan kombinasi obat yang