Konsep Usability LANDASAN TEORI

Eason 1984 memberikan konsep usability sebagai berikut : Variabel terikat Variabel bebas Fungsi Sistem - Kecocokan kerja - Kemudahan pakai - Kemudahan dipelajari Sifat Pekerjaan - Frekuensi - Keterbukaan Sifat User - Pengetahuan - Kemampuan memilih - Motivasi Reaksi User - Analisis Biaya - Analisis Keuntungan Cocok dipakai User terus belajar Dipakai Terbatas Tidak dipakai Kadang dipakai Hasil Positif Hasil Negatif Gambar 2. Kerangka Usability Eason Pertama kali kita akan mempertimbangkan dua variabel karakteristik pekerjaan yang diidentifikasi oleh Eason, yakni frekuensi dan keterbukaan. Kata frekuensi yang dimaksud adalah jumlah waktu dari suatu tugas tertentu yang dihasilkan oleh pengguna. Eason 1976 mengatakan bahwa jika pengguna 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan tugas yang frekuensinya kurang lalu mereka akan mengharapkan sebuah perintah yang dapat membimbing mereka dalam melaksanakan tugas itu. Di sisi lain, perintah semacam itu kurang sesuai dalam sebuah tugas yang rutin dilakukan. Pengguna tugas yang rutin mengharapkan sebuah perintah yang hemat dan padat. Hal ini dikarenakan mereka dapat dengan mudah mengingat langkah- langkah yang diperlukan dalam tugas dan biasanya tidak membutuhkan bantuan dan saran. Kata kedua, keterbukaan, dimaksudkan pada ruang lingkup di mana sebuah tugas dapat dimodifikasi. Sebuah tugas yang terbuka adalah di mana kebutuhan informasi pengguna bervariasi. Dengan demikian, tugas tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga pengguna mendapatkan informasi seluas- luasnya. Cara lainnya adalah informasi dari pengguna harus diperbaiki. Jika hal itu merupakan masalahnya maka tugas itu tidak perlu terbuka dan fleksibel, saat informasi yang sama dibutuhkan setiap kali tugas itu dilakukan. Tiga variabel utama dari fungsi sistem adalah kemudahan dipelajari, kemudahan digunakan dan kesesuaian tugas. Pengertian kemudahan dipelajari adalah usaha yang dibutuhkan untuk memahami dan mengoperasikan sistem yang kurang dikenal. Jelasnya, hal ini sangat tergantung pada pengetahuan yang dimiliki pengguna dan bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan dengan mudah dalam sistem yang kurang dikenal. Kata kunci yang kedua, kemudahan digunakan, maksudnya adalah usaha yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sebuah sistem saat sistem tersebut telah dapat dipahami dan dikuasai dengan baik oleh pengguna. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Awalnya, kemudahan digunakan dan kemudahan dipelajari tampak sebagai dua konsep yang berbeda. Akan tetapi, kemungkinan sebuah sistem mudah dipelajari tapi sulit digunakan juga dapat terjadi. Sebagai contoh sebuah sistem yang mudah dipelajari, sistem tersebut dijelaskan secara jelas dan perintahnya dapat membimbing pengguna dengan mudah dalam menjalankan tugas yang bervariasi. Akan tetapi, saat pengguna telah mengetahui sistem dengan baik, perintah yang ada pada awalnya sangat membantu dapat menjadi penghalang dan menghabiskan waktu. Dengan kata lain, jika pengguna tidak diberi jalan pintas shortcut dalam menjalankan tugas, dan jika semuanya terus menerus dijelaskan kembali kepada pengguna, sistem itu menghalangi pengguna, walaupun pada awalnya mudah dipelajari. Di sisi lain, sebuah sistem yang memiliki banyak perintah yang disingkat dan sedikit penjelasan akan sulit dipelajari tapi mudah digunakan. Contohnya, sistem operasi UNIX mengharuskan seorang pengguna mengetik “cd” untuk berpindah dari suatu direktori file ke yang lain. Semua perintah utama dalam UNIX ada dalam jenis ini, singkatan-singkatan yang sulit diingat tapi mudah digunakan saat sudah dapat diingat. Sistem semacam ini sering membingungkan dan sulit dipelajari pengguna, tetapi relative mudah serta padat dan jelas saat pengguna telah menguasai sistemnya walaupun beberapa pendapat menyatakan UNIX sangat sulit digunakan. Perintah dari sistem semacam itu hanya memberi sedikit penjelasan mengenai bagaimana sistem itu bekerja bagi pengguna yang baru pertama kali. Namun perintah semacam itu tidak akan menghalangi 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengguna yang sudah berpengalaman. Singkatnya, konsep mudah dipelajari dan mudah digunakan berbeda satu sama lain dan berdiri sendiri. Konsep fungsi sistem yang ketiga adalah kecocokan tugas. Maksudnya adalah ruang lingkup dari informasi dan fungsi-fungsi yang disediakan oleh sebuah sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna. Singkatnya, sebuah sistem dapat menjadi mudah dipelajari dan digunakan akan tetapi apakah sistem itu bekerja dengan baik? Pertanyaan ini mempertanyakan apakah sistem mempunyai fungsi-fungsi yang dibutuhkan, ssperti halnya informasi yang dibutuhkan pengguna. Variabel-variabel terakhir adalah variabel yang dimiliki oleh pengguna. Yaitu pengetahuan, motivasi dan kemampuan memilih. Pengetahuan yang dipilih pengguna untuk diterapkan dalam sebuah kerja, baik pengetahuan tersebut sesuai ataupun tidak, dapat dipertimbangkan sebagai sebuah variabel yang berperan dalam kedayagunaan sebuah sistem. Variabel kedua adalah motivasi, maksudnya merujuk pada motivasi pengguna dalam menggunakan sistem. Jika pengguna mempunyai motivasi tinggi maka lebih banyak usaha yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah dan kesalahpahaman. Atau, jika pengguna tidak bermotivasi untuk menyelesaikan sebuah tugas dalam sistem maka komitmen pengguna dapat berkurang, dan akan terjadi keengganan untuk mempelajari atau menggunakan bagian-bagian sistem yang rumit. Variabel ketiga, kemampuan memilih merujuk pada kemampuan pengguna dalam memilih untuk tidak menggunakan beberapa bagian, atau bahkan 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keseluruhan sistem seorang pengguna memiliki kebijakan setiap kali berhadapan dengan pilihan. Akan tetapi dalam beberapa situasi pilihan ini terbatas, contohnya banyak kasir di supermarket menggunakan sistem-sistem yang mengenali bar code dari barang yang mereka jual. Mereka memiliki sedikit kebijaksanaan dalam memutuskan apakah akan menggunakan dan bagaimana mereka menggunakan sistem tersebut. Di sisi lain, seorang ahli statistik akan memiliki lebih banyak kebijakan selain banyak jenis teknik statistik yang ditawarkan oleh paket software statistik, ahli statistik juga akan memiliki pilihan yang luas untuk tidak menggunakan sistem itu sama sekali, selama informasi yang dibutuhkan tetap diproduksi. Inti dari pendapat Eason adalah bahwa usability sebuah sistem akan tergantung, tidak hanya pada sifat pengguna, namun juga karakteristik tugas dan sistemnya. Yaitu bahwa variabel-variabel pekerjaan, sistem dan pengguna semua digabungkan untuk menentukan kedayagunaan suatu sistem. Lihat gambar 3. Gambar 3. Skema interaksi pekerjaan, sistem dan user Keterbukaan Kemudahan dipakai Pengetahuan Kemudahan dipelajari Frekuensi Motivasi Kecocokan dengan kerja Pilihan USER PEKERJAAN SISTEM 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pemikiran Eason ini menentukan usability dari pandangan bagaimana sistem-sistem ini digunakan dalam lingkungan kerja. Pandangan semacam itu amat berguna dari sudut pandang global meski paling komprehensif, namun pandangan Eason tersebut bukan satu-satunya pandangan terhadap usability.

2.2. Definisi Usability

pada Interaksi Manusia dan Komputer Definisi secara global mengenai usability dikemukakan oleh Eason 1984, dan ditunjukkan pada bagian terakhir, yaitu bahwa : “…indikator utama kedayagunaan adalah apakah sebuah sistem atau fasilitas digunakan…”. Selanjutnya ia menyampaikan bahwa, “pilihan pengguna merupakan inti dari kedayagunaan karena hal itu menunjukkan bahwa ukuran paling menentukan dalam kedayagunaan merupakan pola respon-respon pengguna terhadap berbagai pilihan dan cara… respon ini membangun strategi pembelajaran ataupun strategi tanpa pembelajaran suatu sistem. Pendapat yang setuju dengan pandangan ini dan yang bertentangan mencoba mengukur usability dalam laboraturium, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : jika kita memaksa seorang individu untuk menggunakan sebuah sistem dengan tujuan agar kita dapat menilai kedayagunaannya, maka kita akan merusak ukuran terbaik dari kedayagunaan yang kita punyai, baik bila sistem digunakan maupun tidak. Akan tetapi, definisi usability kadang terikat pada pertanyaan mengenai bagaimana menilai kedayagunaan sebuah sistem. Contohnya : “semua orang tahu apa arti kedayagunaan hingga mempertimbangkannya sebagai sebuah kriteria 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk menunjukkan penilaian, yang membutuhkan pengukuran dan definisi operasional”. Shackel, 1981. Shackel mendefinisikan usability sebagai criteria sejauh mana sistem produk mencapai efektifitas, fleksibilitas, kemudahan dipelajari learnability dan kesesuaian dengan penerimaan user user attitude. Saat definisi yang dibuat Eason dipandang dalam segi ini masalah-masalah tertentu muncul. Kesulitan dalam pendekatan yang paling ideal ini adalah ketika dibawa pada keadaan paling ekstrim, yaitu definisi tersebut menyarankan bahwa kita harus membangun dan melaksanakan sebuah sistem, lalu menunggu untuk melihat apa yang terjadi jika berkeinginan untuk menilai kedayagunaannya. Walaupun dari data sistem yang telah berjalan dapat terbukti sebagai data yang paling berguna, namun bukan merupakan pendekatan yang dapat direkomendasikan kepada tim perancang sistem yang memahami tentang keterbatasan biaya. Maka dibutuhkan definisi usability yang mampu menilai sistem sejak awal proses perancangannya, juga selama dan setelah impelementasi sebuah sistem. Sebuah definisi yang menunjukkan cara penilaian selama pengembangan proses telah dikemukakan dalam ISO International Standards Organization, dan menyatakan : “Kedayagunaan sebuah produk adalah derajat ketercapaian pengguna tertentu dapat mencapai tujuannya dalam suatu lingkup tertentu secara efektif, efisien, nyaman, dan dengan cara yang wajar”. Akan tetapi definisi ini tidak secara jelas menentukan kriteria operasional yang akan membawa pada pemahaman akan apa yang harus kita nilai. Menurut 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Shackel 1986 yang mencoba mengemukakan definisi operasional dari kedayagunaan, sebuah sistem harus mencapai criteria kedayagunaan yaitu efektif, kemampuan untuk dipelajari, fleksibilitas dan sikap pengguna. Sebuah sistem harus efektif, yaitu target pengguna dalam ukuran tertentu harus mampu menggunakan sistem tersebut dalam sejumlah lingkungan, dalam waktu tertentu dan tanpa terlalu banyak kesalahan. Sebuah sistem harus dapat dipelajari, yaitu pengguna harus mampu mempelajari sistem tersebut setelah beberapa kali berlatih. Lebih lanjut, pengguna yang kurang rutin menggunakan sistem tersebut harus mampu mempelajari sistem itu kembali dalam suatu kurun waktu tertentu. Sebuah sistem harus fleksibel, yaitu hasil yang diperoleh pengguna tidak dapat diperburuk dari pengaruh hasil presentasi tertentu yang melampaui tugas dan lingkungan sistem. Yang terakhir, sebuah sistem harus mampu mempengaruhi rating sikap pengguna, yaitu pengguna dalam persentase tertentu bersikap positif terhadap sistem.

2.3. Pengukuran Usability

Kegunaan definisi usability seperti yang dikemukakan di atas adalah bahwa definisi itu dapat dijadikan alat untuk menyusun tujuan usability. Sebagai contoh dalam skema yang dikemukakan Eason kita membutuhkan berbagai variabel terikat sifat user, fungsi system, sifat pekerjaan. Berbagai variabel itu bisa memberi cara di mana tujuan-tujuan dapat diidentifikasi. Tetapi bagaimana kita dapat menilai sebuah produk melalui tujuan tersebut ? 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI