Definisi Usability LANDASAN TEORI

Shackel 1986 yang mencoba mengemukakan definisi operasional dari kedayagunaan, sebuah sistem harus mencapai criteria kedayagunaan yaitu efektif, kemampuan untuk dipelajari, fleksibilitas dan sikap pengguna. Sebuah sistem harus efektif, yaitu target pengguna dalam ukuran tertentu harus mampu menggunakan sistem tersebut dalam sejumlah lingkungan, dalam waktu tertentu dan tanpa terlalu banyak kesalahan. Sebuah sistem harus dapat dipelajari, yaitu pengguna harus mampu mempelajari sistem tersebut setelah beberapa kali berlatih. Lebih lanjut, pengguna yang kurang rutin menggunakan sistem tersebut harus mampu mempelajari sistem itu kembali dalam suatu kurun waktu tertentu. Sebuah sistem harus fleksibel, yaitu hasil yang diperoleh pengguna tidak dapat diperburuk dari pengaruh hasil presentasi tertentu yang melampaui tugas dan lingkungan sistem. Yang terakhir, sebuah sistem harus mampu mempengaruhi rating sikap pengguna, yaitu pengguna dalam persentase tertentu bersikap positif terhadap sistem.

2.3. Pengukuran Usability

Kegunaan definisi usability seperti yang dikemukakan di atas adalah bahwa definisi itu dapat dijadikan alat untuk menyusun tujuan usability. Sebagai contoh dalam skema yang dikemukakan Eason kita membutuhkan berbagai variabel terikat sifat user, fungsi system, sifat pekerjaan. Berbagai variabel itu bisa memberi cara di mana tujuan-tujuan dapat diidentifikasi. Tetapi bagaimana kita dapat menilai sebuah produk melalui tujuan tersebut ? 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hewwet 1986 membedakan dua bentuk penilaian ; formatif dan sumatif. Perbedaan antara dua tipe ini adalah pada tujuannya. Penilaian formatif membantu perancang sistem untuk memperhalus dan membentuk rancangannya. Oleh karena itu pandangan ini, ukuran penilaiannya dari beberapa tipe tertentu mungkin tidak sesuai untuk penilaian jenis ini. Sebagai contoh, keseluruhan angka tidak dapat digunakan untuk memberi tahu perancang apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki rancangannya. Penilaian formatif lebih dapat memberi informasi kualitatif yang dapat digunakan untuk membantu perancang menunjuk dengan tepat bagian-bagian sistem yang harus diubah. Sedangkan penilaian sumatif lebih dapat memberi informasi kuantitatif daripada data kualitatif. Seperti yang dijelaskan Hewett : “Penilaian sumatif meliputi penaksiran pengaruh, kedayagunaan dan keefektifan sistem serta keseluruhan hasil yang ditunjukkan pengguna dan sistem”.Hewett, 1986 Hewwet juga menyampaikan bahwa jenis penilaian yang berbeda dapat dicocokkan dengan tahap-tahap yang berbeda dalam proses rancangan. Sebagai contoh, data kualitatif dibutuhkan saat sebuah rancangan diperhalus. Perancang akan perlu tahu lebih banyak mengapa kesalahan atau kesalahpahaman tejadi tidak hanya sekedar jumlahnya. Pada tahap rancangan berikutnya informasi kuantitatif juga dibutuhkan. Informasi kuantitatif membantu perancang menganalisa kegunaan perubahan dalam rancangannya. Jika dalam tahap ini terdapat masalah dalam sebuah rancangan maka diperlukan lebih banyak lagi data kualitatif untuk menginformasikan perubahan lebih lanjut. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Perbedaan antara bentuk penilaian formatif dan sumatif juga memberi sorotan pada satu masalah dari definisi Shackel. Tidak jelas dimana penilaian yang ditawarkan oleh Shackel ditempatkan. Jika ada pada tahap awal rancangan maka dengan mudah memperoleh angka sikap pengguna dan penghitungan kesalahan tidak sesuai untuk menginformasikan pada perancang mengenai jenis- jenis perubahan yang dibutuhkan. Intinya, pendapat operasional Shackel mengenai kedayagunaan tampaknya ditujukan hanya pada penilaian sumatif sebuah sistem. Ukuran yang biasa dipakai dalam pengukuran usability adalah : a. Waktu b. Error c. Protokol verbal d. Protokol visual e. Pola pembacaan visual f. Pola pemakaian sistem g. Tingkah laku

2.4. Metode Pengukuran Usability