STRATEGI Nilai Indeks Kinerja Walikota Bandung 2015

Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 31 P0115

BAB III. STRATEGI, METODOLOGI DAN HASIL

1. STRATEGI

Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan di atas ialah sebagai berikut : a. Gunakan gabungan dua persepektif yaitu pendekatan Customer Lens dan Producer Lens . b. Persuasi responden untuk mengungkapkan secara bebas tentang tingkat kepentingan dan keluhan penduduk. c. Segmentasi penduduk berdasarkan variabel Demografi dan Geografi dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat terwakili dalam sampel. Dengan segmen yang terbentuk ialah sebagai berikut : Tabel 2 : Segmentasi Penduduk Berdasarkan Geografi-demografi DAERAH USIA 7-12 13-16 17-21 22-30 31-55 56-75 Wiraswasta PNS Ibu Rumah Tangga Lainnya 1. Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi. Segmen 1 Segmen 2 Segmen 3 Segmen 4 Segmen 5 Segmen 6 Segmen 7 Segmen 8 Segmen 9 2. Coblong, Cidadap, Bandung Wetan, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Sumur Bandung. Segmen 10 Segmen 11 Segmen 12 Segmen 13 Segmen 14 Segmen 15 Segmen 16 Segmen 17 Segmen 18 3. Batununggal, Lengkong, Kiaracondong Segmen 19 Segmen 20 Segmen 21 Segmen 22 Segmen 23 Segmen 24 Segmen 25 Segmen 26 Segmen 27 4. Antapani, Arcamanik, Cibiru, Ujung Berung, Panyileukan, Cinambo, Mandalajati. Segmen 28 Segmen 29 Segmen 30 Segmen 31 Segmen 32 Segmen 33 Segmen 34 Segmen 35 Segmen 36 5. Regol, Bandung Kidul, Buahbatu, Rancasari, Gedebage Segmen 37 Segmen 38 Segmen 39 Segmen 40 Segmen 41 Segmen 42 Segmen 43 Segmen 44 Segmen 45 6. Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Astana Anyar, Bandung Kulon, Bojongloa Kidul. Segmen 46 Segmen 47 Segmen 48 Segmen 49 Segmen 50 Segmen 51 Segmen 52 Segmen 53 Segmen 54 Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 32 P0115

2. METODOLOGI

Strategi tersebut di atas akan diimplementasikan dalam empat tahap sebagai berikut : Laporan Akhir Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 33 P0115 Diagram 4. Metodologi Survey Akses Data sensus penduduk Kota Bandung 2010 Identifikasi Segmen dan Objek Survey Teknik Survey Desain Protokol Wawancara Protokol Wawancara Desain Kuesioner Expert opinion Rekomendasi Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Analisis P-I Persegmen Analisis Missmatch proker Kuesioner Identifikasi aspek2 pembangunan Reduksi Segmen Survey Utama Test Kuesioner Survey Pertama CL Critical Incident Approach Test Protokol Wawancara Penetapan Sampel Survey 1 Indeks kepuasan Indeks Kinerja dan dampak Aspek Indeks Kinerja dan dampak Atribut Penentuan Sampel Survey Utama Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 34 P0115 Tahap 1 : Persiapan survey customer lens Sifat : Pengkajian internal sebelum survei. Langkah : 1. Identifikasi variabel segmen yang mungkin. 2. Perancangan teknik survey. 3. Desain protokol wawancara 4. Test protokol wawancara. 5. Penetapan sampel untuk survei customer lens Perancangan dan desain protokol wawancara dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 2.1 sampai dengan 2.5. Test protokol wawancara dilakukan dua tahap. Pertama adalah uji alfa dimana protokol wawancara yang telah dibuat dikaji terlebih dahulu secara internal. Kedua adalah uji beta dimana protokol yang sudah lulus uji alfa di cobakan terlebih dahulu ke tiga orang responden. Penentuan sampel customer lens . Dipilih sampel yang beranggotakan 540 orang responden untuk 54 segmen, terbagi atas 10 responden untuk setiap segmen Tahap 2 : Pelaksanaan survey customer lens Sifat : Sampel kecil, pertanyaan terbuka, diskusi persuasif dengan responden. Langkah : 1. Melakukan survey customer lens . 2. Identifikasi aspek-aspek pembangunan 3. Critical Incident Approach. 4. Reduksi segmen 5. Penetapan sampel untuk survei utama. Survey customer lens dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 2.6. Critical Incident Technique dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 2.7 sampai dengan 2.10. Reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan teknik Correspondence Analysis , sehingga memungkinkan reduksi segmen secara otomatis objektif. Penentuan sampel untuk survei utama menggunakan teknik Stratified random sampling . Sebagai anggota sampel, masing-masing 21 responden dari setiap RT terpilih. Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 35 P0115 Tahap 3 : Pelaksanaan survey reduksi segmen Sifat : Sampel kecil, pertanyaan tertutup, pengisian kuesioner oleh responden. Langkah : 1. Desain kuesioner. 2. Test kuesioner . 3. Pelaksanaan survei utama. 4. Indeks kepuasan . 5. Indeks kinerja dan dampak aspek Desain kuesioner dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Bab II, Butir 3. Test kuesioner dilakukan dua tahap. Pertama adalah uji alfa dimana kuesioner yang telah dibuat dikaji terlebih dahulu secara internal. Kedua adalah uji beta dimana kuesioner yang sudah lulus uji alfa di cobakan terlebih dahulu ke tiga orang responden. Survei reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah lulus uji beta. Survei ini dilakukan terhadap 540 responden hasil penetapan sampel survei reduksi segmen dan pengumpulan data dilakukan oleh 10 orang surveyor yang sudah dilatih pada tahap kedua. Reduksi Segmen Reduksi segmen dilakukan dengan menggunakan data hasil CIT. Teknik analisis korespondensi digunakan, karena data yang dianalisis berbentuk kategori, sehingga memungkinkan reduksi segmen secara otomatis objektif, Variabel hasil CIT yang digunakan adalah umur, pekerjaan, daerah, dan banyaknya komentar. Tabulasi silang banyaknya komentar dari variabel umur, pekerjaan, dan daerah ditampikan pada Tabel 1, dan peta hasil analisis korespondensi ditampilkan pada Diagram 5. Tabel 3 : Tabulasi silang banyak komentar berdasarkan variabel umur, pekerjaan, dan daerah Umur Pekerjaan Daerah 1 2 3 4 5 6 17-21 36 36 27 57 51 23 22-30 30 32 43 15 43 41 31-55 PNS 15 41 6 14 21 25 31-55 Wiraswasta 27 44 23 38 67 5 31-55 IRT 42 36 44 22 39 11 31-55 Lainnya 38 49 51 25 50 6 56-75 44 22 34 41 51 33 Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 36 P0115 Diagram 5 : Peta Segmentsi Hasil Analisis Korespondensi Peta hasil analisis korespondensi memperlihatkan bahwa Daerah 1, 2, dan 5 relatif sama, sedangkan Daerah 3, 4, dan 6 berbeda nyata. Cakupan kecamatan di daerah 1, 2, dan 5 sama dengan wilayah 1, 2, 7, dan 8, daerah 3 sama dengan wilayah 4, daerah 4 sama dengan wilayah 5, dan 6, daerah 6 sama dengan wilayah 3. Pengelompokan 8 wilayah menjadi 4 area dihasilkan berdasarkan pemetaan proporsi insiden untuk suatu wilayah berdasarkan umur dan pekerjaan tertentu secara simultan. Dengan demikian segmen yang terbentuk tetap merupakan paduan variabel geografis dan demografis, sehingga segmen yang terbentuk yaitu: SegmentArea Kecamatan 1 Sukasari, Andir, Cicendo, Sukajadi, Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Sumur Bandung, Cibeunying Kidul, Cibeunying Kaler, Bandung Kidul, Buah Batu, Gedebage, dan Rancasari. 2 Regol, Lengkong, Kiaracondong, dan Batununggal. 3 Arcamanik, Mandalajati, Antapani, Ujung Berung, Cibiru, Cinambo, dan Panyileukan. 4 Bandung Kulon, Babakan Ciparay, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Astanaanyar. Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 37 P0115 Penentuan Sampel Survei Utama Metoda sampling yang digunakan adalah two stage stratified random sampling . Stratified random sampling pertama digunakan untuk menetukan banyaknya responden di empat area dengan bound of error dan koefisien kepercayaan sebesar 2 dan 95, sedangkan stratified random sampling kedua digunakan untuk memilih responden di setiap area dengan ukuran sampel, bound of error , dan koefisien kepercayaan ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 : Ukuran sampel per area SegmentArea Populasi Margin Error Tingkat kepercayaan 1 817.612 3.29 95 2 365.472 4.88 95 3 331.444 5.14 95 4 334.076 5.14 95 Total 1.848.604 2.00 95 Randomisasi dilakukan dengan cara mengambil sampel random sebanyak 10 RT di setiap Area, selanjutnya sampel random tehadap penduduk dilakukan pada setiap RT. Pengambilan sampel disetiap RT dilaksanakan dengan cara berkoordinasi dengan pengurus RT dan pemilihan responden diselenggarakan berdasarkan Dokumen KK yang tersedia pada pengurus RT. Adapun proporsi dan ukuran sampel secara lengkap ditampilkan pada Tabel 4. Proporsi penduduk berdasarkan variabel demografi diolah dari dokumen hasil Sensus Penduduk Kota Bandung tahun 2010. Tabel 5 : Ukuran sampel per RT UMUR PEKERJAAN Sebaran respondenPer-RT Proporsi n 17-21 9.85 2 22-30 24.85 5 31-55 PNS 4.71 1 31-55 Wiraswasta 1.18 1 31-55 Ibu Rumah Tangga 0.36 1 31-55 Lainnya 43.42 8 56-75 15.62 3 Total 100 21 Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 38 P0115

BAB IV. FAKTA DAN INTERPRETASI HASIL SURVEI

IV.1 FAKTA HASIL SURVEI

Pendahuluan Survey pendahuluan pilot survey terhadap 540 penduduk Bandung diselenggarkan pada 2 Juli sampai dengan 14 Juli 2015 menggunakan CIT.dan di hasilkan 1398 insiden atau hal yang menjadi concern warga Bandung. Insiden-insiden tersebut kemudian dikategorisasi secara subjektif ke dalam 24 aspek dan menghasilkan 95 atribut atau item yang menjadi masukan untuk konstruksi kuesioner. Survei persepsi masyarakat terhadap pembangunan di Kota Bandung telah melakukan penggalian data yang digelar diseluruh wilayah administratif Kota Bandung pada tanggal 29 Oktober sampai dengan 14 November Tahun 2015. Survei dilakukan menggunakan desain Three Stage Stratified random sampling, margin eror tidak lebih daripada 5. Survey utama ini menerapkan teknik wawancara langsung terhadap warga Bandung dilakukan menggunakan kuesioner berisikan 24 aspek dan 95 atribut berdasarkan hasil survey pendahuluan. Selanjutnya 24 aspek tersebut masing-masing diolah menggunakan metoda Komponen Utama untuk mendapatkan aspek-aspek baru yang objektif. Metoda komponen utama membuat proses objektif dengan mengolah data penilaian warga Bandung sebagai responden . Metoda Komponen utama yang dilakukan menerapkan teknik analisis faktor dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:  Eigenvalue bernilai lebih dari 1 satu;  Total variance explained ditetapkan bernilailebih besar daripada 60 ;  Loading factor setiap item atau atribut atau variabel teramati pada Pattern Matrix bernilai lebih besar dari pada 0,4. Teknik rotasi yang dipilih adalah varimax dan manjemen data hilang menggunakan opsi pairwaise dengan pertimbangan responden yang tidak tahu terhadap item dalam kuesioner dinyatakan tidak memberikan nilai. Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 39 P0115 Pengolahan data menggunakan prosedur di atas menghasilkan 45 aspek objektif dari kaca mata warga. Hasil kategorisasi ini ini memperbaiki 24 kategori awal yang ditetapkan secara subjektif. Manfaat 45 Kategori hasil analisis faktor, di samping bersifat objektif juga memberikan kemudahan dalam arah perbaikan. Analisis data memberikan hasil-hasil sebagai berikut:

1. Nilai Indeks Kinerja Walikota Bandung 2015

Tabel 6 : Indeks kinerja Walikota Skala yang digunakan untuk menilai kinerja walikota berdasarkan persepsi penduduk Kota Bandung adalah skala 1-5. Nilai rating 3 sebagai nilai tengah yang menentukan arah persepsi penduduk . Tabel 6 menunjukkan bahwa Walikota Bandung memiliki skor persepsi penduduk yang positif . Hal ini berarti penduduk Kota Bandung menilai kinerja walikota Bandung sudah memuaskan mereka. Mengacu pada kategori-kategori yang dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP25M.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, dan konsep indeks yang menjamin skor terendah berindeks nol dan skor tertinggi berindeks 100 maka kategori kinerja pemerintah Kota Bandung adalah Baik. Berikut adalah Tabel kategori Indeks kinerja . Tabel. 7 Kategori Indeks Kinerja Nilai interval IKM MenPan [skala 1-4] Nilai interval konversi IKM [Skala 1-5] Mutu Pelayanan Kinerja 25 – 43,75 – 25 D Tidak Baik 43,76 – 62,50 25,01 – 50 C Kurang Baik 62,51 – 81,20 50,01 – 75 B Baik 81,21 – 100 75,01 – 100 A Sangat Baik Catatan: IKM: Indeks Kepuasan Masyarakat Rating Index 3.9349 73.37249 Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 40 P0115

2. Indeks Kepuasan Penduduk Kota Bandung