Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 15
P0115
3.
Internal consistency Internal consistency
merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap suatu alat tes tunggal dengan membagi tes tesebut ke dalam komponen-komponen dengan
cara sebagai berikut: Split Half Methode
Spearman Brown Correlation
Yaitu metode pengukuran reliabilitas yang dilakukan dengan cara memberikan suatu tes pada sejumlah individu dan kemudian tes tesebut
dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, kemudian menbandingkan kedua hasilnya.
Alpha Cronbach Alpha Cronbach
dapat diinterprestasikan sebagai koefisien korelasi antara pengujian atau skala tersebut dengan pengujian atau skala yang memiliki
jumlah item yang sama. Koefisien Alpha Cronbach dihitung dengan mengunakan rumus :
r .
1 k
1 r
. k
Dimana : α = koefisien reliabilitas
alpha Cronbach
k = jumlah variabel manifes yang membentuk variabel laten
r
= rata-rata korelasi antar variabel manifest
6. ANALISIS KORESPONDENSI
6.1
Analisis Korespondensi
Analisis korespondensi ditemukan dan dikembangkan pertama kali tahun 1960-an oleh
Jean-Paul Benzécri
dan kawan-kawan di Perancis. Analisis ini diartikan Sebagai teknik penyajian data antar baris, antar kolom, dan antara baris dan kolom dari tabel
kontingensi dua arah yang kemudian dapat diperluas untuk tabel kontingensi multi arah pada suatu ruang vektor berdimensi kecil dan optimal. Analisi ini juga didesain untuk
digunakan dalam pengembangan pengelompokan yang mewakili data frekuensi.
Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 16
P0115
6.2
Sifat-sifat Dasar Analisis Korespondensi
Analisis ini juga mempunyai beberapa sifat dasar yang perlu diperhatikan yaitu:
a Dipergunakan untuk data non-metrik dengan skala pengukuran
nominal dan ordinal. b
Bisa dipergunakan untuk hubungan non-linier. c
Tidak ada asumsi tentang distribusi. d
Tidak ada model yang dihipotesiskan. e
Sebagai salah satu metode dalam eksplorasai data yang hasil akhirnya dapat berupa hipotesis yang perlu di uji lebih lanjut.
f Salah satu teknik struktur pengelompokan atau reduksi data.
6.3 Kelebihan dan Kekurangan Analisis Korespondensi
Analisis Korespondensi juga memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan analisis lainya, yaitu:
a Kelebihan
1 Sangat tepat untuk menganalisis data variabel kategori ganda yang
dapat digambarkan secara sederhana dalam data tabulasi silang. 2
Tidak hanya menggambarkan hubungan antar baris dengan kolom tetapi juga antar kategori dalam setiap baris dan kolom.
3 Memberikan tampilan grafik gabungan dari kategori baris dan
kolom dalam satu gambar yang berdimensi sama. 4
Cukup fleksibel untuk digunakan dalam data matrik berukuran besar.
b Kekurangan
1 Analisis ini tidak cocok untuk pengujian hipotesis tetapi sangat
tepat untuk eksplorasi data. 2
Analisis ini kurang tepat bila dipakai untuk analisis data kuantitatif.
Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 17
P0115
6.4 Metode Analisis Korespondensi
Diagram 3. Tahapan Analisis Korespondensi
Analisis masalah di R dan C Tentukan matrik profil R Baris
Tentukan matrik profil C Kolom
Tentukan total inersia titik baris
Trace[D
r
R-1c
T
D
c -1
R-1c
T T
] Gunakan metoda generalisasi SDV
untuk baris Pilih nilai eigen pertama dan
kedua
1
dan
2
juga vektor eigen b
1
dan b
2
dimensi grafik yang akan dipakai
Tentukan sumbu utama dari kumpulan titik-titik baris
B=[b
1
b
2
]
Tentukan koordinat utama profil
baris F=D
r -1
AD
Tentukan total inersia titik kolom
Trace[D
c
C-1r
T
D
r -1
C-1r
T T
] Gunakan metoda generalisasi SDV
untuk kolom Pilih nilai eigen pertama dan
kedua
1
dan
2
juga vektor eigen a
1
dan a
2
dimensi grafik yang akan dipakai
Tentukan sumbu utama dari kumpulan titik-titik kolom
A=[a
1
a
2
]
Tentukan koordinat utama profil
baris G=D
c -1
BD
Penyajian secara grafis Nyatakan q buah nilai eigen
q
dalam proporsi nilai eigen Persentase yang menggambarkan proporsi kualitas sumbu utama
Peta Persepsi Gambarkan titik-titik koordinat dalam sistem sumbu dua dimensi untuk dua
sumbu utama
Kerjasama Bappeda Kota Bandung LQC Unpad 18
P0115
7. PRINCIPAL COMPONENT REGRESSION 7.1 Analisis Komponen Utama