Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

107-108. Dalam proses kategorisasi peneliti menggunakan data empiris dimana kategorisasi tersebut menggunakan data lapangan. Adapun hasil penggolongan skor item dapat dilihat pada tabel 10 Tabel 9 Pengkategorisasian Item Kuesioner Kecerdasan Emosi Mahasiswa Smester Awal Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 2013-2014 Rnetang skor No Item Jumlah Item Prosentase Keterangan ≤85 87,89,93,94,34,98,57,59 8 10,52 Sangat Rendah 86 - 99 58,60,65,66,6769,72,74, 80,88,97,105,112 13 17,10 Rendah 100 - 114 61,62.63,70,71,73,22,23 ,25,78,79,81,28,32,85 ,86,91,92,35,39,40,96 ,99,100,45,47,48,49,107 ,108,110,111,113 33 43,42 Sedang 115 – 127 3,26,27,83,29,84,93,33, 101,102,103,43,44,46 ,50,51,52,53,54,109,114 21 27,64 Tinggi ≥ 128 76 1 1,32 Sangat Tinggi Tabel 10 memperlihatkan : a. No item 87,89,93,94,34,98,57,59 termaksuk kategori tingkat kecerdasan emosi sangat rendah. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa yang sangat rendah dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain. b. No item 58, 60, 65, 66, 67, 69,72,74, 80, 88, 97,105,112 termaksuk kategori tingkat kecerdasan emosi rendah. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa yang rendah dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain. c. No item 61, 62 .63,70, 71,73, 22, 23, 25, 78,79, 81, 28, 32, 85 99, 100, 45, 47, 48, 49, 107, 108, 110, 111, 113 termaksuk kategori tingkat kecerdasan emosi rendah. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa yang cukup baik dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain d. No item 3, 26, 27, 83, 29, 84, 93, 33, 101, 102, 103, 43, 44, 46, 50, 51, 52, 53, 54, 109, 114 termaksuk kategori tingkat kecerdasan emosi rendah. Hal ini berarti item- item tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa yang baik dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain e. No item 76 termaksuk kategori tingkat kecerdasan emosi rendah. Hal ini berarti item-item tersebut menunjukkan kemampuan mahasiswa yang sangat baik dalam mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain Berikut ini disajikan grafik untuk menampilkan gambaran yang jelas mengenai capaian skor item pada penelitian ini: Grafik 3. Persentase Capaian Skor Item Tingkat Kecerdasan Emosi Mahasiswa Smester Awal Program Studi Bimbingan Dan Konseling Tahun Ajaran 20132014 Berdasarakan data pada tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan 55 atau 72,38 item penelitian yang tergolong tinggi, sedangkan 21 atau 27,62 item penelitian yang tergolong rendah. Item yang teridentifikasi dalam kategori rendah digunakan sebagai dasar untuk menyusun Jumlah Item, Sangat Rendah, 8 Jumlah Item, Rendah, 13 Jumlah Item, Sedang, 33 Jumlah Item, Tinggi, 21 Jumlah Item, Sangat Tinggi, 1 Prosetasi, Sangat Rendah, 10.52 Prosetasi, Rendah, 17.10 Prosetasi, Sedang, 43.42 Prosetasi, Tinggi, 27.64 Prosetasi, Sangat Tinggi, 1.32 Jumlah Item Prosetasi usulan-usulan topik bimbingan pribadi-sosial, khususnya dalam upaya peningkatan kecerdasan emosi mahasiswa Smester Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun USD. Berikut disajikan tabel analisis butir-butir instrumen penelitian tingkt kecerdasan emosi Mahasiswa Semester Baru Program Studi Bimbingan dan Konseling Tahun Ajaran 20132014 Tabel 10 Analisis butir-butir instrumen penelitian tingkat kecerdasan emosi Mahasisiswa Program Studi Bimbingan dan konseling Semester II angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 20132014 No Item Item Skor Kategorisasi Tinggi 61 Saya memendam kebencian kepada teman yang mengejek saya. 109 62 Saya merasa sangat kesal apa bila permintaan saya tidak dipenuhi oleh orang tua saya 110 63 Saya merasa rendah diri dihadapan teman-teman yang pandai 100 70 Saya sangat kesal ketika orang tua tidak membalas pesan singkat SMS saya. 110 73 Saya membanting pintu dengan keras untuk melampiskan kemarahan saya yang sangat besar 101 22 Saya langsung marah ketika ada teman yang membuat saya kesal 100 25 Setiap kali mengalami kesedihan, saya menangis seharian 114 78 Saya berusaha untuk sabar ketika ada teman yang membuat saya kesal 112 79 Saya berusaha untuk tetap tenang dalam situasi yang memicu kemarahan saya 110 81 Ketika saya sedang sedih, saya menghibur diri dengan menonton acara-acara yang lucu di televisi 111 28 Saya senang dengan kondisi fisik saya saat ini. 112 32 Saya selalu bersemangat dalam mengerjakan tugas kuliah baik itu tugas pribadi ataupun kelompok 109 85 Saya sangat sedih dengan diri saya, yang kurang baik dalam menjalin relasi dengan teman 105 76 Ketika pesan singkatSMS saya tidak di balas oleh orang tua, saya marah dan membanting HP 111 91 Saya selalu bersemangat dalam belajar agar saya mendapatkan nilai yang maksimal 108 92 Saya mengakui setiap kesalahan yang saya lakukan dengan rendah hati 107 35 Saya bersikap acuh tak acuh terhadap kesalahan atau kelalaian yang saya lakukan. 111 39 Saya dapat mengetahui perasaan-perasaan apa saja yang sedang 110 dialami teman saya hanya dengan mendengarkan nada bicara dan melihat raut wajahnya 40 Jika ada teman yang sedang marah saya berusaha menenangkannya 108 96 Rasanya bosan ketika teman datang untuk sekedar menceritakan pengalaman sedihnya 109 99 Saya ikut-ikutan marah atau malah membenci teman lain yang telah menyakiti hati teman saya 110 100 Saya selalu memperhatikan penjelasan dosen dalam setiap perkuliahan. 104 45 Saya dapat mengerjakan tugas-tugas perkuliahan bersama kelompok-kelompok belajar yang dibentuk oleh dosen. 114 47 Saya merasa nyaman-nyaman saja ketika menerima pemikiran atau pandangan teman tentang sesuatu hal yang sangat berbeda dengan saya 114 48 Saya selalu menggunakan bahasa yang baik dan santun pada saat berbicara dengan orang lain 110 49 Saya merasa nyaman ketika mengungkapkan pendapat dalam diskusi meskipun pendapat itu berbeda dengan teman lainnya. 108 107 Saya selalu menggunakan bahasa yang biasa dipakai di daerah asal saya ketika berbicara meskipun oleh orang lain 105 108 Saya merasa malu mengungkapkan pendapat yang berbeda ketika berdiskusi 105 110 Saya merasa tersinggung sekali ketika teman-teman berkata bahwa pembicaraankata-kata tidak jelas 105 111 Saya lebih banyak berdiam diri ketika menunggu waktu perkuliahan dimulai. 110 113 Saya sulit menerima pendapat atau cara pandang teman terhadap sesuatu hal yang bertentangan dengan pendapat saya 108 71 Saya memendam kebencian kepada teman yang suka menyontek. 112 75 Ketika sedang sedih, saya tidak memiliki selera makan dan hanya makan 1 kali sehari. 105 3 Saya merasa bersemangat dengan cara mengajar dosen yang dapat membuat para mahasiswa menjadi aktif 122 26 Ketika teman meceriterakan pengalaman lucu, saya merasa senang 122 27 Saya sangat bahagia ketika bisa membantu teman yang sedang mengalami kesusahan. 125 83 Saya merasa malas ketika harus mendampingi teman yang sedang mengalami masalah 120 29 Saya sangat bahagia karena begitu banyak teman yang menyayangi saya 122 84 Saya sangat kecewa melihat kondisi fisik saya saat ini. 123 94 Berapapun nilai yang saya peroleh dari UTS dan UAS tidak akan mempengaruhi semangat belajar saya. 115 33 Saya menjalankan kuliah di program studi ini hanya karena terpaksa 127 101 Ketika teman berbicara saya berusaha mendengarkannya dengan penuh perhatian agar saya dapat menangkap apa yang dikatakannya 121 102 Saya mendengarkan saran-saran atau nasihat-nasihat dari orang tua untuk kebaikan diri saya 123 103 Saya mendengarkan saran-saran atau nasihat-nasihat dari dosen tua untuk kebaikan diri saya 122 43 Saya mengabaikan setiap nasihat dari orang tua saya. 123 44 Saya mengabaikan setiap nasihat dari dosen 124 46 Saya dapat bekerja atau belajar dengan teman-teman yang latar belakangnya samaataupun berbeda dengan saya. 119 50 Saya selalu menyapa teman-teman ketika bertemu di kampus apalagi bila mereka teman satu angkatan 122 51 Saya akan dengan senang hati menjelaskan kembali maksud pembicaraan atau kata-kata saya bila teman saya tidak paham 118 52 Saya selalu memanfaatkan waktu luang untuk berbicara dengan teman –teman sebelum perkuliahan dimulai 111 53 Saya menghargai pendapat teman yang berbeda dengan pandangan saya. 123 54 Saya menerima ide atau gagasan atau saran dari teman-teman dengan senang hati 118 109 Saya malas menyapa teman –teman ketika bertemu di kampus 121 114 Saya merasa diremehkan ketika diberi saran oleh teman – teman. 117 76 Ketika pesan singkatSMS saya tidak di balas oleh orang tua, saya marah dan membanting HP. 129 93 Ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, saya tidak malu bertanya kepada teman yang saya anggap mampu 115 Kategorisasi Rendah 87 Saya sangat sedih jika saya tidak berhasil mencapai apa yang saya cita – citakan dalam semester ini 69 89 Saya khawatir ketika tidak mampu menyelesaikan setiap tugas perkuliahan. 67 94 Berapapun nilai yang saya peroleh dari UTS dan UAS tidak akan mempengaruhi 82 34 Saya sebetulnya dapat meraih nilai yang baik kalau dosen mengajar dengan baik pula. 75 98 Saya tidak senang dengan teman yang terlalu larut dalam permasalahannya 80 57 Saya merasa tegang sekali ketika dosen mulai melemparkan pertanyaan-pertanyaan dengan memanggil nama mahasiswa 78 59 Saya malu sekali pada diri sendiri ketika saya tidak dapat mengerjakan sesuatu hal yang sebetulnya mudah sekali. 75 58 Saya merasa sedih sampai berhari-hari apabila saya sedang rindu dengan orangtua dan kampung halaman 93 60 Saya memendam rasa iri hati pada restasi belajar teman yang lebih baik dari saya 96 65 Saya merasa kehilangan sampai-sampai saya tidak dapat berkonsentrasi karena memikirkan sahabat saya yang tidak masuk kuliah 99 66 Ketika teman menceriterakan pengalaman sedih, saya ikut sedih bahkan sampai menangis 93 67 Saya memendam kejengkelan pada teman kelompok yang tidak datang kuliah pada saat kelompok kami harus mempresentasikan tugas. 93 69 Sudah beberapa hari ini perasaan saya cemas sekali karena uang untuk pembayaran SKS belum di kirim oleh orang tua, sementara masa tenggang untuk pembayaran akan berakhir satu minggu lagi. 99 72 Saya selalu mengurung diri dalam kamar ketika saya sedang bersedih 95 74 Ketika saya sedang kesal dengan teman, saya menjadi tidak suka 91 bertemu dengan teman itu. 80 Saya tetap menjalani aktivitas dengan penuh semangat, walaupun saya sedang memendam kesedihan. 99 88 Saya menjadi kehilangan bersemangat ketika saya mendapatkan nilai yang tidak maksimal pada saat UTS dan UAS. 90 97 Saya biasanya mengatakan kepada teman yang sedang sedih bahwa masalah yang sedang dihadapinya masih lebih ringan dibandingkan dengan orang lain. 91 105 Saya lebih senang belajar bersama kelompok yang ditentukan sendiri oleh mahasiswa daripada oleh dosen. 78 112 Saya merasa kesal ketika ada teman yang selalu mendominasi dalam menyatakan pendapatnya. 98

B. Pembahasan

Setelah mempelajari hasil penelitian, 32,35 mahsiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Semester II angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma, tahun ajaran 20132014 berada dalam kategori tingkat kecerdasan emosi rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 67,65 mahsiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Semester II angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma, tahun ajaran 20132014 berada dalam kategori tingkat kecerdasan emosi tinggi. Mengarah pada pendapat Goleman 2009 tingginya tingkat kecerdasan emosi disebabkan oleh beberapa beberapa faktor yaitu: 1. Mengenali Emosi Diri Kemampuan mahasiswa dalam mengenali emosi merupakan kemampuan yang paling mendasar dalam hidupnya. Mayer dalam Goleman 2009: 62-64 berpendapat bahwa kemampuan mengenali emosi merupakan kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran ini berupa waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati. Mahasiswa yang dapat mengenali emosinya, dapat berpikir jernih dan dapat mengambil keputusan yang tepat dan baik bagi dirinya. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer Goleman, 2002 : 64 kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi. Mahasiswa yang memiliki kesadaran diri dapat mengetahui perasaannya, mengetahui hubungan antara pikiran dan perasaan, serta mengetahui reaksi yang timbul akibat perasaannya. Salah satu cara agar seseorang dapat mengenali perasaannya ialah dengan memberi nama setiap perasaan yang timbul dari dalam diri dan dapat menyebutnya. Apabila kurang, maka individu menjadi larut dalam aliran dan dikuasai oleh emosi. Berbagai macam emosi dapat di alami sewaktu-waktu, khususnya ketika mahasiswa berada di tingkat awal semester II, baik yang negatif ataupun positif.

2. Mengelola Emosi

Kemampuan mahasiswa dalam mengelola emosi kemungkinan dikarenakan mahasiswa yang bersangkutan memahami dan mengarahkan dengan baik emosi yang sedang dirasakan. Seperti yang diungkapkan oleh goleman Goleman 2009: 58 kemampuan mengelola emosi adalah; suatu kemampuan dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Goleman 2009: 77-79 juga berpendapat bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosi. Kemapuan mahasiswa dalam mengelola emosi dapat memeberikan jaminan dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Seni mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita Goleman, 2009 : 77-78. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. Mahasiswa yang mampu mengelola emosiya adalah mahasiswa yang pandai mengenali setiap perasaan yang muncul dari dalam dirinya dan mengarahkannya dengan baik. Mahasiswa tahu bagaimana caranya melepaskan diri dari berbagai masalah yang menimbulkan kecemasan, ketakutan, kemurungan, kesepian, ketersinggungan dan berbagai macam perasaan yang bersifat menekan.

3. Memotivasi Diri sendiri

Goleman 2009: 110 menyatakan kemampuan memotivasi diri sendiri merupakan kemampuan menumbuhkan semangat dengan baik dalam menjalankan suatu aktifitas yang berguna dan memberikan manfaat. Mahasiswa yag memiliki motivasi yang baik adalah mahasiswa yang memiliki keyakinan, tidak mudah menyerah pada suatu keadaan, serta memiliki pikiran-pikiran dan perasaan yang positif. Seperti yang diungkapkan oleh Goleman, individu yang baik dalam memotivasi diri adalah individu yang memiliki ketekunan, rajin, ulet, dan dapat menahan diri terhadap kepuasan, mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias, gairah, optimis, dan keyakinan diri. Mahasiswa yang mampu memotivasi dirinya kearah yang positif akan lebih berhasil menjalani kehidupan dibandingkan dengan orang yang menunggu orang lain untuk meperhatikan dirinya. Kemampuan memotivasi diri adalah kemampuan memberikan semangat pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat.

4. Mengenali Emosi Orang Lain.

Kemampuan mahasiswa dalam mengenali emosi yang baik dirasakan oleh orang lain kemungkinan dipengaruhi karena sifat naluriah yaitu peka terhadap apa yang sedang dialami oleh temannya. Menurut Goleman 2009: 136 kemampuan mengenali emosi orang lain disebut juga Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh orang lain atau peduli. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa saja yang dibutuhkan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan mampu untuk mendengarkan orang lain. Kemampuan berempati juga merupakan kemampuan memahami perasaan dan masalah orang lain, dan berpikir dengan sudut pandang mereka; Lebih baik dalam mendengarkan orang lain. Mahasiswa yang memiliki kemampuan empati akan lebih mampu menangkap sinyal- sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Mahasiswa yang memiliki kemampuan mengenali emosi oarang lain dengan baik adalah mahasiswa yang dengan sungguh-sungguh belajar memahami dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain.

5. Membina Hubungan

Kemampuan mahasiswa Prodi BK Angkatan 2013 Semester II dalam membina hubungan menunjukkan mahasiswa tersebut terampil dalam berkomunikasi. Menurut Goleman 2009: 158-169, keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Kemapauan mahasiswa dalam membina hubungan memberikan keuntungan bagi mahasiswa itu sendiri. banyaknya relasi yang di bangun oleh