diri individu. Goleman 2009: 77-79 juga berpendapat bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan yang meningkat dengan
intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur
diri sendiri, menemukan cara-cara untuk menangani perasaan takut dan melepaskan kecemasan, rasa takut,
kemurungan, ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari
perasaan-perasaan yang menekan. Menurut Goleman 2009: 404 orang yang memiliki
kemapuan mengelola emosi memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1. Toleransi yang tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah
2. Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian, dan gangguan di ruang kelas
3. Mampua dalam
mengungkapkan amarah
tanpa berkelahi
4. Berkurangnya prilaku agresif dan merusak diri sendiri 5. Memiliki perasaan yang positif terhadap diri sendiri,
sekolah dan keluarga
6. Lebih baik dalam menangani ketegangan jiwa 7. Berkurangnya
kesepian dan
kecemasan dalam
pergaulan
c. Memotivasi Diri sendiri
Goleman 2009: 110 menyatakan kemampuan memotivasi
diri sendiri
merupakan kemampuan
menumbuhkan semangat denagn baik dalam menjalankan suatu aktifitas yang berguna dan memberikan manfaat.
Individu yang baik dalam memotivasi diri adalah individu yang memiliki ketekunan, rajin, ulet, dan dapat menahan
diri terhadap kepuasan, mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusias,
gairah, optimis, dan keyakinan diri. Goleman 2009: 126
–134 mengatakan bahwa orang yang mampu memotivasi dirinya sendiri adalah
orang yang mencapai keadaan Flow. Flow merupakan puncak dari kecerdasaan emosional. Flow merupakan
keadaan seseorang yang memiliki perasaan bahagia sehingga
dapat fokus
pada apa
yang sedang
dikerjakannnya. Menurut Goleman 2009:404 ciri
– ciri orang yang memiliki kemampuan dalam memotivasi diri sendiri
sebagai berikut
1. Lebih bertanggung jawab 2. Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang
dikerjakan dan dapat menaruh perhatian 3. Menguasai diri
4. Meningkatnya prestasi belajar
d. Mengenali Emosi Orang Lain.
Menurut Goleman 2009: 136 kemampuan mengenali emosi orang lain disebut juga empati, yaitu
kemampuan seseorang untuk mengenali dan mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh orang lain atau peduli.
Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang
mengisyaratkan apa saja yang dibutuhkan orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan mampu untuk
mendengarkan orang lain. Kemampuan
berempati juga
merupakan kemampuan memahami perasaan dan masalah orang lain,
dan berpikir dengan sudut pandang mereka; mengharga perasaan orang mengenai berbagai hal.
Goleman 2009: 404, ciri – ciri orang yang
memiliki kemampuan empati dengan baik sebagai berikut 1. Lebih mampu dalam menerima sudut pandang orang
lain
2. Memeprbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain
3. Lebih baik dalam mendengarkan orang lain
e. Membina Hubungan
Menurut Goleman 2009: 158-169, keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam
keberhasilan membina hubungan. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses
dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang
lain. Orang seperti ini populer dalam lingkunganya dan menjadi
teman yang
menyenangakan karena
kemampuannya berkomunikasi. Sejauh mana kepribadian individu berkembang dapat dilihat dari banyaknya
hubungan interpersonal yang dilakukannya. Kemampuan membina hubungan dengan orang lain
salah satunya adalah komunikasi. Komunikasi merupakan keampuan dalam berbicara secara efektif, dapat menjadi
pendengar dan penanya yang baik, membedakan antara apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan seseorang dengan
reaksi atau penilaian kita sendiri. Membuka diri dapat ditunjukkan dengan menghargai keterbukaan dan membina
kepercayaan dalam suatu hubungan, mengetahui situasi