Rumusan Masalah Batasan Masalah

yang mendalam sifatnya dari perubahan prilaku. Chalpin membedakan emosi dengan perasaan feelings adalah pengalaman yang disadari dan diaktifkan. Senada dengan itu menururut Poerbakawatja 1982 dalam Ali dan Asrori 1989:63 emosi adalah suatu respon terhadap perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Goleman 1995 dalam Ali dan Asrori, 2009:63, sesungguhnya ada ratusan emosi yang bersama dengan variasi, campuran, mutasi, dan nuansanya sehingga maknya yang dikandungnya lebih banyak, lebih kompleks. Jadi emosi merupakan elemen penting dalam kehidupan seseorang, karena emosi dapat berfungsi sebagai penggerak dalam arti meningkatkan. Sejumlah teoritikus mengelompokkan mengelompokkan emosi kedalam beberapa golongan berikut ini: a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati b. Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, dan putus asa c. Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, negeri d. Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih f. Terkejut : terkesiap, terkejut g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka h. Malu : malu hati, kesal

2. Kecerdasan Emosi

Solvey dan Mayer dalam Stein dan Book, 2004: 30 yang merupakan pencetus kecerdasan emosi mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai suatu kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehinngga memahami perkembangan emosi dan intelektual. Sejalan dengan pengertian tersebut Stefan dan Book 2004:30 mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai rangkayan kecakapan yang memungkinkan seseorang untuk mempertahankan seluruh kecerdasan yang dimilikinya, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang berfungsi secara efektif setiap hari. Senada dengan gagasan tersebut Bar-On dalam Stefan dan Book 2004: 30 mengartikan kecerdasan emosional sebagai suatu rangkayan kemampuan, kompetensi dan kecakapan non-kognitif yang mempengaruhi kemampuan