Jenis-jenis Konsep Diri Manfaat Penelitian

yang dimiliki. Selain mengetahui dan menilai diri negatif. Konsep diri negatif membuat individu memiliki harapan yang kurang atau malah harapannya itu terlalu tinggi. Contohnya mahasiswa tingkat akhir, apabila memiliki konsep diri negatif maka akan pesimis bahwa sulit untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

B. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum yang membuat seseorang merasa ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya Wiramihardja, 2005. Hurlock 1991 berpendapat bahwa kecemasan datang dari perasaan tidak mampu menghadapi tantangan lingkungan, tidak adanya kepastian dan adanya rasa kurang percaya diri. Nevid, Rathus, dan Greene 2005 mengemukakan kecemasan adalah keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Beberapa hal yang menjadi sumber kecemasan yaitu kesehatan, relasi sosial, dan kondisi lingkungan. Kecemasan tersebut merupakan hal yang normal bahkan adaptif. Kecemasan merupakan respon yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau datang tanpa sebab yaitu: bila bukan merupakan respon terhadap perubahan lingkungan. Nolen 2007 menyatakan bahwa kecemasan itu memiliki gejala fisik seperti , emosi, kognitif dan perilaku Jadi, kecemasan adalah suatu proses emosi tidak menyenangkan yang merupakan respon terhadap suatu ancaman, ketidakpastian yang menimbulkan perasaan tertekan, tegang dan tidak mampu melakukan coping atas perasaan tersebut.

2. Gejala Kecemasan

Nevid, Rathus dan Greene 2005 menyimpulkan gejala kecemasan nampak dalam beberapa cara, sebagai berikut : a. Secara fisik, muncul berupa kegelisahan, kegugupan; tangan atau anggota tubuh yang bergetar atau gemetar; sensasi dari pita ketat yang mengikat disekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit bicara, sulit bernafas, bernafas pendek; jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang;suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah, diare, dan mudah marah. b. Secara perilaku, muncul berupa perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen juga perilaku terguncang. c. Secara kognitif, muncul berupa khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu atau ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan sagera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan; sangat waspada terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian; ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah; berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan; berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, berpikir akan segera mati meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran. Nolen 2007 menyebutkan 4 gejala kecemasan, sebagai berikut : a. Gejala fisik muncul berupa banyak berkeringat, gugup, sakit perut, tangan dan kaki terasa dingin, tidak selera makan, kepala pusing, sulit benafas, jantung berdetak kencang, sering buang air kecil, sulit tidur. b. Gejala emosi muncul berupa sangat mudah tersinggung, mudah

Dokumen yang terkait

IS PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK BAGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 11

II PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK BAGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 3 5

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 13

PENDAHULUAN PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 13

PENUTUP PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

1 7 4

PENULISAN HUKUM/ SKRIPSI KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 3 14

PENDAHULUAN KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 2 17

PENUTUP KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 6 12

DINAMIKA KONSEP DIRI PADA NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SRAGEN.

0 0 11

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAY

0 0 12