Subjek Penelitian Metode Penetapan Subjek Penelitian

a. Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan gambaran seseorang tentang diri. Gambaran diri tersebut membentuk citra diri. Gambaran diri merupakan kesimpulan dari pandangan individu dalam berbagai peran yang dipegang, seperti sebagai orangtua, suami atau istri, karyawan, pelajar. Pandangan individu tentang watak kepribadian yang dirasakan seperti jujur, gembira, bersahabat dan aktif; pandangan tentang sikap; kelebihan dan kelemahan yang dimiliki; kecakapan yang kita kuasai dan berbagai karakteristik lain yang melekat pada diri kita. Pengetahuan diperoleh dengan membandingkan diri dengan orang lain. b. Harapan Aspek harapan merupakan pandangan individu tentang siapa dirinya dan menjadi apa di masa mendatang. Pandangan tersebut mengakibatkan individu mempunyai pengharapan bagi dirinya yang membentuk ideal self. Pada aspek ini lebih menekankan tentang harapan dan tujuan hidup serta bagaimana tujuan itu menggerakkan individu menggapai cita-citanya di masa mendatang. c. Penilaian Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini. Penilaian tersebut dilakukan oleh individu setiap saat. Pada aspek ini penilaian dapat dikatakan sebagai penengah antara pengetahuan dan harapan. Ketika individu mengetahui siapa dirinya dan mempunyai harapan atau tujuan dalam hidupnya, maka seseorang melakukan penilain tentang dirinya. Penilaian seseorang tentang dirinya yang dilakukan setiap saat dapat mempengaruhi konsep dirinya Semakin tinggi skor skala konsep diri yang diperoleh menunjukkan semakin positif konsep diri individu, sebaliknya semakin rendah skor skala konsep diri menunjukkan semakin negatif konsep diri subjek.

2. Skala Kecemasan

Skala Kecemasan disusun berdasarkan acuan teori Nolen 2007 yang menyebutkan 4 gejala sebagai berikut : a. Gejala fisik muncul berupa banyak berkeringat, gugup, sakit perut, tangan dan kaki terasa dingin, tidak selera makan, kepala pusing, sulit benafas, jantung berdetak kencang, sering buang air kecil, sulit tidur. b. Gejala emosi muncul berupa sangat mudah tersinggung, mudah marah, mudah gelisah dan perasaan seperti diteror. c. Gejala kognitif muncul berupa khawatir terhadap sesuatu, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir jernih, merasa takut kehilangan kontrol, sangat waspada hypervigilance, takut akan bahaya yang akan terjadi secara berlenihan exaggeration of danger

Dokumen yang terkait

IS PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK BAGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 11

II PELAYANAN KESEHATAN DAN MAKANAN YANG LAYAK BAGI NARAPIDANA DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 3 5

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 13

PENDAHULUAN PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

0 4 13

PENUTUP PROFESIONALISME PETUGAS LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA WIROGUNAN YOGYAKARTA.

1 7 4

PENULISAN HUKUM/ SKRIPSI KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 3 14

PENDAHULUAN KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 2 17

PENUTUP KERUSUHAN NARAPIDANA DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta).

0 6 12

DINAMIKA KONSEP DIRI PADA NARAPIDANA MENJELANG BEBAS DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SRAGEN.

0 0 11

HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KELAS IIA YOGYAKARTA - DIGILIB UNISAY

0 0 12