Pada gambar proses downlaod diatas ketika PCclient melakukan downlaod
suatu file menggunakan tools IDM, gateway yang digunakan adalah modem1 dan modem2 karena tools IDM akan memecah file menjadi beberapa
bagian kemudian akan didownlad secara bersama-sama. Dari gambar diatas masing-masing gateway memiliki kecepatan 4.7Mbps dan 4.5Mbps dan
selisih antara modem1 dan modem2 tidak terlalu jauh. Sehingga kecepatan downlaod
pada tool IDM adalah kurang lebih 1.15 MBps. Dari sini dapat disimpulkan bahwa load balancing telah berhasil
membagi beban koneksi secara cukup seimbang kepada masing-masing gateway
.
4.4.3 Monitoring hasil pengujian load balancing
Setelah melakukan pengujian browsing dan downlaod, penulis melakukan monitoring terhadap kecepatan internet setelah dilakukan load
balancing dan besar trafik yang dilewatkan pada masing-masing interface
yang dapat terlihat dari banyaknya paket dan besar paket dari masing-masing interface
, yang penulis tandai dengan kotak merah. Kecepatan internet setelah dilakukan load balancing yang diukur
dengan menggunakan tool berbasis web yaitu speedtest.net dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.14 Hasil speedtest setelah load balancing
Dan besar paket yang dilewatkan pada masing-masing interface dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.15 Besar jumlah dan besar paket yang dilewatkan pada tiap
modem
Tabel 4.2 Data Besar jumlah dan besar paket yang dilewatkan pada tiap interface
Tx byte MiB Rx byte MiB
Tx Packets Rx Packets
Modem1 Modem2 Modem1 Modem2 Modem1 Modem2 Modem1 Modem2
1.5 1.9
36.9 35.4
20991 30595
35440 41395
Dari gambar diatas terlihat bahwa selisih besar paket dan jumlah paket yang dilewatkan pada masing-masing interface terjadi perbedaan dari sisi
upload maupun downlaod. Hal ini disebabkan PCC hanya membagi beban
trafik berdasarkan koneksi, dan tiap koneksi tersebut melewatkan besar dan jumlah paket yang berbeda. sehingga walaupun koneksi telah dibagi sama
rata, belum tentu jumlah paket yang dilewatkan pada masing-masing interface juga sama. Tetapi perbedaan jumlah dan besar paket yang dilewatkan masih
dapat ditoleransi karena selisihnya cukup sedikit. Dari analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa laod balancing sudah
berjalan dengan cukup baik.
4.4.4 Pengujian Failover
Pengujian failover berguna untuk mengetahui perilaku sistem jika terjadi pemutusan koneksi pada dalah satu jalur koneksi, Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, pengujian ini terdiri dari tiga bagian yaitu pengujian pada protokol ICMP, TCP dan UDP. Pada pengujian protokol ICMP,
dilakukan dengan cara salah satu client melakukan PING ke suatu situs yang
telah ditentukan yaitu www.usd.ac.id. kemudian memutus salah satu jalur dengan cara mendisable interface yang digunakan sebagai gateway pada saat
melakukan PING. Berikut adalah gambar perilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah
satu koneksi :
Gambar 4.16
Ping ke www.usd.ac.id
Gambar 4.17 Modem2 sebagai gateway ping
Dari gambar diatas terlihat bahwa gateway yang dipakai untuk melakukan ping adalah modem2, hal ini dilihat dari adanya lalu lintas data
pada interface modem2 dengan kecepatan 480bps dari sisi upload dan download
. sedangkan interface modem1 tidak terjadi lalulintas data. Pada saat pengujian, PC client tidak melakukan aktifitas lain selain melakukan
ping. Setelah mengetahui gateway yang digunakan dalam melakukan ping,
selanjutnya penulis akan melakukan pemutusan koneksi dengan cara men- disable interfae Modem2.
Gambar 4.18 Pemutusan jalur koneksi pada interface modem2
Gambar 4.19 Ping setelah pemutusan jalur koneksi pada modem2
Dari gambar diatas terlihat bahwa setelah pemutusan jalur koneksi pada modem2 gateway yang dipakai dalam melakuakan ping berganti
menjadi modem1 ditunjukan dengan tanda panah.
Berikutnya penulis akan mencoba melakukan percobaan perpindahan otomatis dari modem1 ke modem2.
Gambar 4.20 Pemutusan jalur koneksi pada modem1
Setelah melakukan ping, penulis akan memutus jalur koneksi pada modem1, Gambar diatas terlihat bahwa interface yang digunakan dalam
melakukan ping adalah modem1.
Gambar 4.21 Pemutusan jalur koneksi pada modem2
Gambar 4.22 Ping setelah pemutusan jalur koneksi pada modem1
Dari gambar diatas terlihat bahwa setelah pemutusan jalur koneksi pada modem1 gateway yang dipakai dalam melakuakan ping berganti
menjadi modem2 ditunjukan dengan tanda panah. Selanjutnya adalah pengujian dengan protokol TCP yaitu dengan PC
client melakukan downlaod salah satu video pada situs www.youtube.com
kemudian dilakukan pemutusan salah satu koneksi. Berikut adalah gambar perilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah
satu koneksi :
Gambar 4.23 Proses downlaod sebelum pemutusan koneksi
Pada gambar diatas gateway yang digunakan pada proses downlaod adalah modem2, pada proses downlaod penulis hanya mengaktifkan salah
satu interface saja hal ini dimaksudkan agar mempermudah dalam melakukan analisa, karena jika semua interface di aktifkan maka pada proses download
akan menggunakan semua interface. Setelah itu akan dilakukan pemutusan koneksi pada interface modem2.
Gambar 4.24 Proses downlaod setelah pemutusan interface modem2
Setelah melakuakan pemutusan koneksi, ternyata gateway yang digunakan tidak bisa berpindah secara otomatis. Untuk melakukan
perpindahan gateway, proses downlaod harus di pause terlebih dahulu selanjutnya di start kembali. Dari gambar diatas terlihat bahwa gateway yang
digunakan setelah pemutusan koneksi modem2 telah berpindah menjadi modem1. Hal ini berarti bahwa peroses failover untuk perpindahan
modem2 ke modem1 kurang berjalan dengan baik karena harus melakukan pause terlebih dahulu pada proses downlaod.
Selanjutnya akan kembali dilakukan pemutusan koneksi pada interface modem1 :
Gambar 4.25 Proses downlaod setelah pemutusan interface modem1
Setelah melakuakan pemutusan koneksi, ternyata gateway yang digunakan juga tidak bisa berpindah secara otomatis. Untuk melakukan
perpindahan gateway, proses downlaod harus di pause terlebih dahulu. Pada gambar diatas terlihat bahwa setelah pemutusan koneksi interface modem1
gateway telah berpindah ke interface modem2. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa sistem failover pada protokol TCP kurang berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena protokol TCP akan menjalin koneksi, sebelum
pengiriman data. Pengirim akan menginisiasi untuk menjalin koneksi terlebih dahulu dengan penerima yang disebut dengan three-way handshake.
Maka dari itu ketika pada saat proses transmisi data, gateway yang digunakan berganti, maka akan terjadi kegagalan koneksi dan harus
melakukan proses three-way handshake kembali untuk meneruskan proses transmisi data.
Selanjutnya akan melakukan penujian pada protokol UDP yang mengacu pada skenario pada Bab3 yaitu dengan cara melakukan panggilan
video menggunakan situs www.facebook.com.
Berikut adalah gambar perilaku sistem ketika terjadi pemutusan salah satu koneksi :
Pertama penulis melakukan panggilan video menggunakan fasilitas dari www.facebook.com. Setelah panggilangan video berjalan kemudian
penulis akan melakukan pemutusan pada interface modem2.
Gambar 4.26 Interface sebelum pemutusan koneksi
Gambar 4.27 Video call sebelum pemutusan koneksi
Pada gambar diatas terlihat bahwa gateway yang digunakan pada saat pertama kali video call dilakukan adalah interface modem2. Langkah
selanjutnya adalah melakukan pemutusan koneksi pada interface modem2 :
Gambar 4.28 Gateway berpindah menjadi interface modem1
Gambar 4.29 Proses video call sesudah pemutusan koneksi modem2
Setelah pemutusan dilakukan ternyata proses video call tetap berjalan dan tidak terputus. Dari sini dapat disimpulkan bahwa perpindahan gateway
dari interface modem2 ke interface modem1 secara otomatis telah berjalan dengan baik.
Selanjutnya akan dilakukan pemutusan pada interface modem1 :
Gambar 4.30 Gateway berpindah menjadi interface modem2
Gambar 4.31 Proses video call sesudah pemutusan koneksi modem1
Setelah pemutusan interface modem2, ternyata proses video call tetap berjalan Dari sini dapat disimpulkan bahwa perpindahan gateway dari
interface modem1 ke interface modem2 secara otomatis telah berjalan
dengan baik. Dari pengujian protokol UDP diatas dapat berpindah secara otomatis
karena protokol UDP pada saat mengirimkan data tidak melakukan proses three-way handshake
, sehingga pada saat melakukan transmisi data walaupun gateway
yang digunakan berpindah atau berganti UDP akan tetap berjalan. Untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk perpindahaan
gateway penulis melakukan capture paket menggunakan tools wireshark
dengan cara mengurangi waktu dimana paket ping diterima reply dengan waktu dimana paket dikirim request yang diberi tanda kotak merah. Waktu
yang dibutuhkan untuk perpindahan gateway dapat dilihat dari tabel berikut :
Gambar 4.32 Hasil capture wireshark paket ICMP
Gambar 4.33 Hasil capture wireshark paket UDP
Tabel 4.3 Waktu yang dibutuhkan untuk perpindahan gateway
Gateway Waktu
Protokol Modem2 -- modem1
5.8 s ICMP
Modem1 -- modem2 10.6 s
Modem2 -- modem1 -
TCP Modem1 -- modem2
- Modem2 -- modem1
0,2 s UDP
Modem1 -- modem2 1,6 s
Tabel 4.4 Perilaku sistem saat pemutusan salah satu jalur koneksi
PC1 Kondisi ISP
Status Jalur yang digunakan ISP1
ISP2 ISP1
ISP2 PING
www.usd.ac.id UP
UP Reply
UP
Down Reply
Down UP
Reply
Download www.youtube.com
UP UP
-
UP Down
-
Down UP -
Video Call www.facebook.com
UP UP
Reply
UP Down
Reply
Down UP Reply
Berdasarkan hasil dari pengujian failover diatas yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, dapat dianalisa bahwa sistem failover sudah berjalan dengan
baik Pada protokol ICMP dan UDP karena pada saat pemutusan koneksi pada salah satu jalur yang digunakan sistem akan otomatis berpindah pada jalur
yang masih aktif. Tetapi pada protokol TCP sistem tidak bisa berpindah secara otomatis ke jalur yang masih aktif.
Dari sisi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perpindahan gateway
, perpindahan gateway dari modem2 ke modem1 lebih cepat daripada perpindahan dari modem1 ke modem2 hal ini disebabkan dari
kecepatan masing-masing provider dalam melakukan pengiriman data atau respon time
dari masing-masing provider yang berbeda.
4.4.5 Pengujain QOS Quality of Service