Langkah-langkah Implementasi Sistem Pengujian Delay Pengujian Paket Loss Pengujian Jitter

Untuk pengesetan nomor IP pada masing-masing PC client yang digunakan dapat digambarkan pada tabel 3.3 dibawah ini : Tabel 3.3 Konfigurasi IP address No. Nama PC Ethernet Port USB IP address 1. PC router Eth1 Port 1 Port 2 Port 3 192.168.2.224 2. PC client1 Eth1 - 192.168.2.124 3. PC client2 Eth1 - 192.168.2.324 4. PC client3 Eth1 - 192.168.2.424

3.2 Langkah-langkah Implementasi Sistem

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk implementasi : Instalasi MikrotikOS pada PC router Start Konfigurasi load balancing pada PC router Ujicoba Analisis Selasai Diagram 3.1 Diagram alir langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk mengimplementasikan sistem

3.3 Perancangan Instalasi MikrotikOS pada PC router

Instalasi mikrotikOS dilakukan pada PC dengan spesifikasi yang telah di jelaskan pada Tabel 3.2. Penulis menggunakan MikrotikOS versi 5.2 yang telah di burn pada sebuah CD-RW. Pada penginstallan ini, hardsik yang digunakan harus diformat terlebih dahulu dan hanya memiliki satu partisi. Penggunaan PC sebagai router mempunyai kemampuan yang sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan routerboard yang dimiliki Mikrotik, karena memiliki Kemampuan processing dengan speed yang lebih tinggi. PC router juga memiliki beberapa keuntungan yaitu bisa men-support fitur-fitur terbaru dari mikrotik, installasi yang mudah serta dapat menghemat biaya. 3.4 Perancangan Konfigurasi laod balancing Konfigurasi pada implementasi sistem meliputi beberapa tahap yaitu :

3.4.1. Konfigurasi Dasar :

Konfigurasi load balancing memerlukan beberapa tahap, yang pertama adalah melakukan konfigurasi dasar : Yang pertama melakukan konfigurasi interface yang akan digunakan modem USB untuk men-dial internet lewat router mikrotik. Interface ini merupakan PPP point to point protocol, PPP bekerja dengan cara memeriksa apakan kondisi line atau saluran telepon tersedia atau tidak, juga melakukan autotenfikasi password yang digunakan. Dan setelah melalui semua pemeriksaan awal, kemudian menetapkan koneksi dengan ISP dan melakukan permintaan alamat IP. Selanjutnya melakukan konfigurasi IP address pada masing-masing Ethernet dan DNS yang akan digunakan.

3.4.2. Konfigurasi NAT

Setelah pengkonfigurasian IP dan DNS, selanjutnya harus menambahkan konfigurasi NAT network address translation. NAT berguna agar client dapat terhubung dengan internet. NAT akan mengubah alamat sumber paket yaitu alamat client yang memiliki IP address private agar dapat dikenali oleh internet yaitu dengan cara mentranslasikanya menjadi IP address public . Pengaturan NAT ini menggunakan metode Masquerading NAT. Karena provider yang digunakan hanya memberikan satu IP public, jadi semua IP address dari client akan dipetakan kepada satu IP public. Tabel 3.4 Perancangan konfigurasi NAT

3.4.3. Konfigurasi mangle

Mangle berguna untuk untuk melakukan penandaan suatu paket, penandaan yang dilakukan sesuai kondisi dan syarat yang kita inginkan, setelah itu hasil dari penandaan akan digunakan untuk kebutuhan tertentu berdasarkan action yang di pilih. Chain Out.Interface Action scrnat Modem1 Masquerade scrnat Modem2 Masquerade Proses penandaan ini berdasar pada hasil stateful packet inspection, yaitu src-IP, dst-IP, src-port dan dst-port. Dari parameter tersebut kemudian dapat dilakukan connection-mark dan routing-mark, yang kemudian dapat digunakan untuk pengolahan paket yang spesifik. Selain itu terdapat chain yang merupakan tahapan dari proses pengolahan data, sehingga penandaan dapat dilakukan dengan lebih spesifik sesuai dengan chain yang ada. Pada proses mangle ini terdapat metode PCC dimana penandaan connection dilakukan dengan menggunakan hasil hashing. Input Mangle Mark-connection Mangle Mark-routing Policy based routing Output Failover Gambar 3.2 Tahap pengaturan mangle

3.4.4. Pengaturan Routing

Selanjutnya akan menetapkan route, berdasarkan routing mark yang sudah dibuat pada konfigurasi mangle, routing-mark yang pertama akan menggunakan gateway modem1 dan routing-mark yang kedua akan mengunakan gateway modem2. Berikut perancang routing table yang akan dibuat : Tabel 3.5 Perancangan routing tabel Dst-address gateway Routing-mark 0.0.0.00 Modem1 Jalur1 0.0.0.00 Modem2 Jalur2 Start Pc client menjalin koneksi ke Internet Sistem PCC melakukan hashing Hasil Hashing ? Mark connection “modem1-conn” Mark connection “Modem2-conn” Mark route “jalur1” Mark route “jalur2” Penyimpanan entri pada chace End 1 Modem 1 Sebagai gateway Modem2 Sebgai gateway Diagram 3.2 Diagram alir algoritma load balancing dengan metode PCC Keterangan : - 1 0 = Merupakan hasil algoritma hashing, yang akan digunakan sebagai pengingat dimanakah paket akan di tandai koneksi dan routingnya.

3.4.5. Pembuatan Failover

Failover berguna untuk menangani jika terjadi pemutusan koneksi pada salah satu jalurISP. Diharapkan sistem akan melakukan perpindahan gateway secara otomatis ke jalur yang masih tersedia atau aktif. Fitur yang digunakana adalah memanfaatkan proses pemeriksaan gateway dengan mengirimkan ICMP echo request kepada sebuah alamat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kegagalan sebuah jalur. Dengan cara ini maka kegagalan jalur yang disebabkan oleh gagalnya sebuah hop dalam proses transaksi data juga dapat terdeteksi. Dibawah ini merupakan tabel perilaku sistem yang akan dibuat jika terjadi pemutusan salah satu koneksi. Tabel 3.6 Perilaku sistem saat pemutusan koneksi Status Perilaku Sistem ISP1 ISP2 Hidup Hidup Mengarahkan gateway ke ISP1 dan ISP2 Mati Hidup Semua koneksi diarahkan ke gateway ISP2 Hidup Mati Semua koneksi diarahkan ke gateway ISP1 Mati Mati - Start Gateway modem1 ? Mark-route=jalur1 à Gateway=modem1 Mark-route=jalur2 à Gateway=modem2 Gateway modem2 ? no Modem1 sebagai gateway Modem1 aktif ? yes yes Modem2 aktif ? yes Modem2 sebagai gateway yes no no End Diagram 3.3 Diagram alir algoritma failover

3.5 Perancangan sistem Uji

Pada tahap ini penulis membuat perancangan dalam melakukan pengujian terhadap unjuk kerja sistem load balancing menggunakan metode PCC serta pengujian QOS quality of service dari jaringan internet setelah dilakukan load balancing . Untuk melakukan Pengujian, penulis mengguankan beberapa tools, seperti tools winbox, tools downloader seperti IDM Internet download manager, Axence NetTools dan speedtest setelah itu akan dilakukan analisa.

3.5.1. Perancangan pengujian sistem load balancing

Pengujian sistem load balancing akan dilakukan meliputi dua fase, yang pertama adalah pengujian browsing dan yang kedua pengujian downlaod . Pengujian browsing dilakukan dengan cara semua PCclient melakukan browsing ke situs yang sudah di tentukan. Kemuadian dilakuakan analisa menggunakan tools connections dan menu interface yang terdapat di winbox untuk mengetahui penyebaran penandaan koneksi dan besar paket yang dikirim pada masing-masing interface. Jika mark-connection dan besar paket pada masing-masing interface memiliki jumlah koneksi yang sama atau hampir sama, maka bisa diakatakan PCC sudah berjalan dengan baik. Dibawah ini merupakan daftar situs yang akan di akses, penulis hanya menggunakan lima situs, karena dengan lima situs dan tiga client, sehingga akan terjadi beberapa koneksi yang berbeda, dari sini akan terlihat penyebaran jumlah koneksi pada setiap gateway. Dalam pemilihan situs yang digunakan untuk uji coba, penulis melakukan penelitian untuk mencari situs-situs yang memiliki bobot yang sama. Yang dimaksud bobot yang sama adalah situs yang dipilih hanya memiliki satu IP address, memiliki jumlah hop yang sama dalam melewati route yang diambil, dan letak lokasi server pada satu wilayah yaitu Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan kondisi hanya dilakukan pada satu tempat saja dan provider yang digunakan adalah Tri. Penulis menggunakan tools traceroute, ping dan www.site24x7.com dalam melakukan penelitian ini. Hal ini dilakuakan agar tidak mempengaruhi hasil ketika aktifitas browsing dilakukan pada waktu yang berbeda dan mempermudah dalam melakuakan analisa. Gambar 3.3 Pengecekan lokasi web server Tabel 3.7 Situs yang dipilih untuk melakukan ujicoba No. Nama Situs IP address Hop Lokasi 1. www.upnyk.ac.id 203.130.238.86 13 Yogyakarta 2. www.umy.ac.id 103.251.180.11 13 Yogyakarta 3. www.instiperjogja.ac.id 119.82.227.76 13 Yogyakarta 4. www.respati.ac.id 203.190.40.54 13 Yogyakarta 5. www.usd.ac.id 202.94.83.16 13 Yogyakarta Tabel 3.8 Urutan Situs yang Diakses No. PC Client Nama situs 1. PC1 www.upnyk.ac.id 2. PC2 www.instiperjogja.ac.id 3. PC3 www.umy.ac.id 4. PC1 www.respati.ac.id 5. PC2 www.usd.ac.id 6. PC3 www.upnyk.ac.id 7. PC1 www.instiperjogja.ac.id 8. PC2 www.umy.ac.id 9. PC3 www.instiperjogja.ac.id 10 PC1 www.umy.ac.id 11. PC2 www.upnyk.ac.id 12. PC3 www.respati.ac.id 13. PC1 www.usd.ac.id 14. PC2 www.respati.ac.id 15. PC3 www.usd.ac.id Yang kedua merupakan pengujian download, penulis akan melakukan download sebuah file video pada situs www.youtube.com dengan link yang sudah ditentukan, dengan menggunakan tools yang men-support multiple koneksi yaitu IDM internet download manager, pengujian download dilakuakan hanya pada salah satu client saja. Kemuadian dilakuakan analisa menggunakan tools connections dan menu interface yang terdapat di winbox untuk mengetahui penyebaran penandaan koneksi dan besar paket yang dikirim pada masing-masing interface. Sistem load balancing dikatakan berhasil jika pada satu proses download menggunakan semua gateway yang tersedia secara bersama-sama dan kecepatan downlaod tiap gateway berimbang serta besar paket yang dilewatkan pada masing-masing interface juga berimbang.

3.5.2. Perancanagan pengujian failover

Pada pengujian failover penulis akan melakukan pengujian menggunakan beberapa protokol yaitu ICMP, TCP dan UDP. Pengujian protokol ICMP penulis akan melakukan Ping ke sebuah situs yaitu www.usd.ac.id kemudian kita akan lihat gateway digunakan apakah menggunakan modem1 atau modem2, apabila menggunakan modem1 selanjutnya penulis akan memutus koneksi pada modem1 begitu pun dengan sebaliknya, dengan cara mendisable interface pada modem yang akan diputus. Begitu pula dengan pengujian protokol TCP dan UDP sekenario pengujian yang dilakukan tidak jauh berbeda, yang membedakan hanya tools yang digunakan. Pengujian TCP dilakukan dengan men-download sebuah file dengan menggunakan tool IDM setelah itu dilakuakan pemutusan salah satu gateway . Untuk penujian protokol UDP penulis akan melakukan video call antar client yang terdapat pada situs www.facebook.com, kemudian akan dilakukan pemutusan pada salah satu jalur. Failover dikatakan berhasil jika setelah pemutusan jalur yang sebelumnya digunakan dalam melakukan ping, downlaod dan video call sistem akan berpindah secara otomatis ke jalur yang masih aktif. Dibawah ini merupakan tabel perancangan pengujian failover : Tabel 3.9 Perancangan Pengujian Failover PC1 Kondisi ISP Jalur yang digunakan ISP1 ISP2 ISP1 ISP2 PING UP UP Down UP UP Down Downlaod UP UP Down UP UP Down Video Call UP UP Down UP UP Down

3.5.3. Perancangan Pengujian QOS jaringan

Pengujian QOS perlu dilakukan untuk mengukur seberapa bagus kulitas layanan internet yang digunakan pada load balancing. Karena kualitas layanan internet tidak hanya diukur oleh seberapa besar bandwith diberikan, melainkan kualitas layanan internet yang baik juga memiliki karakteristik yang lain seperti waktu delay yang kecil, meminimalkan packetloss dan sebagainya. Parameter yang digunakan untuk mengukur QOS Quality of service adalah paket loss, Jitter, Delay dan Troughput. Pengukuran QOS menggunakan semua PCclient dan dilakuakan secara bersama-sama. Pengujian dilaksanakan pada jam 10.00 - 13.00 WIB dan masing-msing dilakukan sebanyak tiga 3 kali dengan kondisi jalur yang berbeda yaitu ketika kedua jalur dengan status Up dan ketika salah satu jalur Down.

a. Pengujian Delay

Pengujian delay untuk mengukur total waktu yang dibutuhkan dalam proses transmisi paket dari suatu titik ke titik yang lain. Pengujian ini akan menggunakan tools Axence netTools dengan cara semua PC client melakukan ping ke alamat www.usd.ac.id selama 10 menit dengan paket yang dikirim masing-masing sebesar 32 Byte. Setelah itu dilakukan pemutusan salah satu koneksi secara bergantian. Tabel 3.10 Pengujian Delay Jam WIB Delay ms Rata-rata ms Status Gateway Keterangan PC1 PC2 PC3 ISP1 ISP2 10.00 Hidup Hidup 21.00 10.00 Mati Hidup 21.00 10.00 Hidup Mati

b. Pengujian Paket Loss

Pengujian paket loss untuk mengukur seberapa besar paket yang hilang saat dilakukanya proses transmisi. Pengukuran ini juga menggunakan tools Axence netTools. Cara pengujian sama dengan pengujian delay yaitu semua PCclient melakukan ping ke www.usd.ac.id setelah itu dilakukan pemutusan salah satu koneksi secara bergantian dan paket yang dikirim sebesar 32Byte selama 10 menit. Tabel 3.11 Hasil pengujian paket loss 21.00 Jam Packet loss Status Gateway Keterangan PC1 PC2 PC3 ISP1 ISP2 10.00 Hidup Hidup 21.00 10.00 Mati Hidup 21.00 10.00 Hidup Mati 21.00

c. Pengujian Jitter

Pengujian jitter dilakukan untuk mengukur variasi delay atau variasi waktu kedatangan paket. Jitter yang tinggi disebabkan oleh peningkatan trafik data, sehingga menimbulkan antrian. Dalam pengujian ini penulis akan melakukan perhitungan jitter secara manual dengan mengolah data yang sudah didapat pada proses pengujian Delay . Rumus yang akan digunakan : - �� = Total variasi Delay Total paket yang diterima −1 - total variasi delay = delay n - delay n-1 Tabel 3.12 Pengujian Jitter Jam WIB Jitter ms Rata- rata Status Keterangan PC1 PC2 PC3 Modem1 Modem2 10.00 Hidup Hidup 21.00 10.00 Mati Hidup 21.00 10.00 Hidup Mati 21.00

d. Pengujian Throughput