Sistematika Penulisan Router Load Balancing

Pada tahap ini setelah dilakuakn ujicoba, maka sistem laod balancing ini dapat dikatakan berhasil atau tidak berdasarkan parameter- parameter yang akan digunakan. 5. Dokumentasi Pada tahap ini dilakukan pembuatan laporan tugas akhir untuk dijadikan sebagai dokumentasi hasil penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang dilakukan pada tugas akhir ini sebgai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan masalah, Tujuan Penulisan dan Metode penelitian. BAB II : LANDASAN TEORI Berisi landasan-landsan teori yang digunakan pada penulisan tugas akhir ini.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi tentang perancangan sistem, yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengimplementasi dan menganalisis sistem yang akan dibuat. BAB IV : IMPLEMENTASI DAN ANALISA SISTEM Pada Bab ini berisikan tentang penerapan sistem yang terdiri dari pembentukan sistem dan analisa sistem yang telah dibangun. BAB V : KESIMPULAN Bab ini merupakan bab penutup yang mengemukakan hasil analisa dan masukan kepada pihak tempat penelitian. 9 BAB II Landasan Teori

2.1 QOS Quality Of Service

Quality of Service adalah kemampuan sebuah jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik lagi bagi layanan trafik yang melewatinya. QoS merupakan sebuah sistem arsitektur end to end dan bukan merupakan sebuah feature yang dimiliki oleh jaringan. Quality of Service suatu network merujuk ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCPIP internet atau intranet [5]. Dari definisi diatas dapat disimpulkan QoS Quality of Service adalah kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik. Oleh karenanya buruk atau baiknya kualitas dan kemampuan suatu jaringan dapat kita ukur melalui unjuk kerja jaringan tersebut. Beberapa parameter yang dijadikan referensi umum untuk dapat mengukur dan melihat unjuk kerja dari suatu jaringan :

2.1.1. Packet Loss

Packet lost dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, mencakup penurunan signal dalam media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hadware jaringan. Beberapa network transport protokol seperti TCP menyediakan pengiriman paket yang dapat dipercaya. Dalam hal kerugian paket, penerima akan meminta retarnsmission atau pengiriman secara otomatis resends walaupun segmen telah tidak diakui. Walaupun TCP dapat memulihkan dari kerugian paket, retransmitting paket yang hilang menyebabkan throughput yang menyangkut koneksi dapat berkurang. Di dalam varian TCP, jika suatu paket dipancarkan hilang, akan jadi re-sent bersama dengan tiap-tiap paket yang telah dikirim setelah itu. Retransmission ini meyebabkan keseluruhan throughput menyangkut koneksi untuk menurun jauh [6]. Paket loss = �� � � � −�� � � �� � � � x 100 Tabel 2.1 Kategori penilaian paket loss Kategori Degredasi Packet Loss Indeks Sangat Bagus 4 Bagus 3 3 Sedang 15 2 Jelek 25 1 Sumber : TIPHON [7]

2.1.2. Delay Latency

Waktu yang dibutuhkan untuk sebuah paket untuk mencapai tujuan, karena adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute yang lain untuk menghindari kemacetan. Delay dapat di cari dengan membagi antara panjang paket L, packet length bits dibagi dengan link bandwith R,link bandwith bits [6]. Besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagi berikut : Tabel 2.2 Kategori penilaian Latency Kategori Latensy Besar Delay Indeks Sangat bagus 150 ms 4 Bagus 150 - 300 ms 3 Sedang 300 - 450 ms 2 Jelek 450 ms 1 Sumber : TIPHON [7]

2.1.3. Jitter

Jitter Perbedaan waktu kedatangan dari suatu paket ke penerima dengan waktu yang diharapkan. Jitter dapat menyebabkan sampling di sisi penerima menjadi tidak tepat sasaran, sehingga informasi menjadi rusak, jitter dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut [6]. �� = Total variasi delay Total paket yang diterima Total variasi delay diperoleh dari : Total variasi delay = Delay - Rata-rata Delay Tabel 2.3 Kategori penilaian paket Jitter Kategori Degradasi Peak Jitter Indeks Sangat Bagus 0 ms 4 Bagus 0 - 75 ms 3 Sedang 76 - 125 ms 2 Jelek 126 - 225 ms 1 Sumber : TIPHON [7]

2.1.4. Throughput

Pada bagian ini akan dibahas tentang analisa throughput pada jaringan 3GHSDPA . Throughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth . Karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi [6]. Troughput dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut : �ℎ �ℎ = � �ℎ � � �� � � � � �� �� � � � � Tabel 2.4 Kategori penilaian paket Throughput Kategori Throughput Throughput Indeks Sangat Bagus 75-100 4 Bagus 50-75 3 Sedang 25-50 2 Jelek 0- 25 1 Sumber : TIPHON [7] 2.2 TCPIP TCPIP sebuah protocol yang dikembangkan pada tahun 1969 oleh DARPA defence Advanced Research Project Agency yang mendanai riset dan pembuatan paket switching eksperimental yang diberi nama ARPANET. Protocol ini paling popular dan paling banyak digunakan saat ini, alasanya adalah : a. TCPIP menggunakan skema pengalamatan fleksibel yang dapat sekali diroute, bahkan untuk network yang paling besar. b. Hampir semua system operating dan platform dapat menggunakn TCPIP. c. Sejumlah besar utilitas dan tool dapat dipergunakan, sebagianya digabungkan dengan rangakian protocol dan sebagian ditambahkan dalam program untuk memonitoring dan mengatur TCPIP. d. TCPIP merupakan protocol untik internet global. Sistem harus menjalankan TCPIP untuk berhubunagn dengan internet. e. Kebanyakan network tingkat interprise menjalankan TCPIP, dan yang penting bahwa administrator network akrab dengan protokolnya. Model TCPIP mempunyai 4 lapisan layer yaitu lapisan akses jaringan data link, lapisan antara jarinagan network, lapisan host ke host transport, dan lapisan prosesaplikasi application. Lapisan ini bisa dikatakan lapisan yang didapatkan dari lapis standart protocol OSI, dimana rincian protocol-protokol yang ada dapa setiap lapisnya hamper sama. Jadi inti dari dari protocol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP [8].

2.2.1 TCP

TCP dikenal sebagi protocol connection oriented, artinya, protocol yang membutuhkan koneksi terlebih dahulu untuk menghantarkan pesan sampai terjadi proses petukaran antar program applikasi. TCP bertanggung jawab untuk mengirimkan aliran data ke tujuannya secara handal, berurutan dan terdokumentasi secara baik. Ciri-ciri dari connection oriented adalah : a. Semau paket mendapatkan tanda terima acknoledgement dari pengirim. b. Paket yang hilang atau tidak diterima akan dikirim ulang. c. Paket yang atang diurutkan kembali sequence. d. TCP bekerja sama dengan Internet Protocol IP untuk mengirimkan data antar komputer melintasi jaringan atau internet. Jika IP menangani pengahantaran data, maka TCP berperan mengawasi atau menjaga track unit individu data yang dikenal paket. Dalam proses pengiriman data, Secara periodik TCP akan memotong tumpukan data tersebut dan menambahkan sebuah header ke masing-masing potongannya untuk membentuk segment. Kemudian tiap segment tersebut dilewatkan ke lapis IP untuk diproses menjadi datagram dengan menambahkan header IP. Format datagram TCP dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.1 Format Datagram TCP

2.2.2 IP Internet Protokol

Internet Protokol disingkat IP adalah protocol lapisan jaringan network layer dalam OSI Refence model atau protokol lapisan internetwork yang digunakan oleh protocol TCPIP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host-host di jaringan computer berbasis TCPIP. Sebuah paket IP akan membawa data actual yang dikirim memlalui jaringan dari satu titik ke titik lainya. Metode yang digunakan adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi. Selain itu, protocol ini juga tidak menjamin penyampaian data, tapi hal ini diserahkan kepada protokol pada lapisan yang lebih tinggi lapisan transport dalam OSI Reference Model atau lapisan antar host dalam DARPA Refernece Model yakni protokol Transmission Control Protocol TCP. Format datagram IP digunakan Untuk keperluan perutean didalam Internet, IP memecah pesan yang diterimanya dari lapis Host-Host menjadi potongan-potongan dengan ukuran tertentu. Pada setiap potongan pesan, kemudian IP menambahkan header sehingga membentuk datagram IP. Format datagram IP dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.2 Format Datagram IP

2.3 Router

Router merupakan perangkat keras jaringan yang memiliki peranan penting dalam mengatur lalulintas jaringan. Router bertugas untuk menangani proses pengiriman data dari jaringan ke jaringan lain. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta atau tabel routing. Proses routing dilakukan hop by hop . Table routing adalah tabel yang memuat seluruh informasi IP address dari interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi. Routing tabel hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing tabel. Fungsi router antara lain : a. membaca alamat logika source and destination ip address untuk menentukan routing dari suatu jaringan ke jaringan lain b. Menyimpan routing tabel untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN

2.4 NAT Network address Translator

Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan security, dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Saat ini, protokol IP yang banyak digunakan adalah IP versi 4 IPv4. Dengan panjang alamat 4 byte berarti terdapat 2 32 = 4.294.967.296 alamat IP yang tersedia. Jumlah ini secara teoretis adalah jumlah komputer yang dapat langsung koneksi ke internet. [9] Karena keterbatasan inilah sebagian besar ISP Internet Service Provider hanya akan mengalokasikan satu alamat untuk satu pengguna dan alamat ini bersifat dinamik, dalam arti alamat IP yang diberikan akan berbeda setiap kali user melakukan koneksi ke internet. Dengan NAT gateway yang dijalankan di salah satu komputer, satu alamat IP tersebut dapat dibagi ke beberapa komputer yang lain dan mereka bisa melakukan koneksi ke internet secara bersamaan. Network address translator terdiri dari berbagai jenis, yaitu:

2.4.1. Static NAT

NAT Tipe Statis menggunakan table routing yang tetap, atau alokasi translasi alamat ip ditetapkan sesuai dengan alamat asal ke alamat tujuan, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertukaran data dalam suatu alamat ip bila translasi alamat ipnya belum didaftarkan dalam table nat, Translasi Static terjadi ketika sebuah alamat lokal inside di petakan ke sebuah alamat globalinternet outside. Alamat lokal dan global dipetakan satu lawan satu secara Statik. NAT secara statis akan melakukan request atau pengambilan dan pengiriman paket data sesuai denganaturan yang telah ditabelkan dalam sebuah NAT.

2.4.2. Dinamic NAT

Dynamic Network Address Translation dimaksudkan untuk suatu keadaan dimana anda mempunyai IP address terdaftar yang lebih sedikit dari jumlah IP address un-registered. Dynamic NAT menterjemahkan setiap komputer dengan IP tak terdaftar kepada salah satu IP address terdaftar untuk konek ke internet. Hal ini agak menyulitkan para penyusup untuk menembus komputer didalam jaringan anda karena IP address terdaftar yang diasosiasikan ke komputer selalu berubah secara dinamis, tidak seperti pada NAT statis yang dipetakan sama. Kekurangan utama dari dynamis NAT ini adalah bahwa jika jumlah IP address terdaftar sudah terpakai semuanya, maka untuk komputer yang berusaha konek ke Internet tidak lagi bisa karena IP address terdaftar sudah terpakai semuanya. 2.4.3. Masquradeing NAT Masquerading NAT ini menterjemahkan semua IP address tak terdaftar pada jaringan anda dipetakan kepada satu IP address terdaftar. Agar banyak client bisa mengakses Internet secara bersamaan, router NAT menggunakan nomor port untuk bisa membedakan antara paket-paket yang dihasilkan oleh atau ditujukan komputer-komputer yang berbeda. Solusi Masquerading ini memberikan keamanan paling bagus dari jenis-jenis NAT sebelumnya, kenapa? Karena asosiasi antara client dengan IP tak terdaftar dengan kombinasi IP address terdaftar dan nomor port didalam router NAT hanya berlangsung sesaat terjadi satu kesempatan koneksi saja, setelah itu dilepas.

2.5 Firewall

Firewall adalah sistem yang digunakan untuk menjalankan kontrol akses keamanan pada jarinagn internal terhadap jaringan untrusted seperti internet. Umumnya, sebuah firewall diimplementasikan dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang gateway antara jaringan lokal dan jaringan lainnya. Firewall umumnya juga digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Fungsi-fungsi umum firewall adalah sebagai berikut: a. Packet Filtering : memeriksa header dari paket TCPIP tergantung arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP IP dan memutuskan apakah data ini memiliki akses ke jaringan. b. Network Address Translation NAT : biasanya sebuah jaringan memiliki sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri. Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal. c. Application Proxy : firewall bisa mendeteksi protocol aplikasi tertentu yang lebih spesifik. d. Traffic management : mencatat dan memantau trafik jaringan Gambar 2.3 Standar Firewall

2.5.1 Mikrotik sebgai firewall

Selain digunakan sebagi gateway, mikrotik juga berfungsi sebagai firewall bagi komputer lain dan memberikan prioritas bagi komputer lain agar bisa mengakses data Internet maupun data lokal. Dalam fitur firewall terdapat beberapa direktori, yaitu : a. Mangle, untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai identitas paket tersebut b. Address-list, untuk mendefinisikan IP address ke dalam group tertentu c. Filter, untuk menyaring paket yang msuk atau melewati router. Router akan meneruskanya jika paket diizinkan lewat, dan sebaliknya. Didalam direktori filter terdapat perintah chain, yang akan digunakan dalam lab ini adalah chain input dan forward. Ada beberapa chain yang telah ditetapkan pada RouterOS Mikrotik : a. Input, digunakan untuk memproses paket memasuki router melalui salah satu interface dengan alamat IP tujuan yang merupakan salah satu alamat router. b. Forward, digunakan untuk proses paket data yang melewati router. c. Output, digunakan untuk proses paket data yang berasal dari router dan meninggalkan melalui salah satu interface. d. NAT, untuk memetakan suatu IP address ke IP address lain e. Export, untuk membakup semua konfigurasi di dalam direktori firewall f. Connection, untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif, seperti IP address asal dan tujuan beserta port yang digunakan, jenis protokol yang dipakai. g. Service-port, untuk mengaktifkan dan mengubah nomor port aplikasi

2.6 Load Balancing

Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi [4]. Dengan mempunyai banyak link maka optimalisasi utilisasi sumber daya, throughput , atau respone time akan semakin baik karena mempunyai lebih dari satu link yang bisa saling membackup pada saat network down dan menjadi cepat pada saat network normal jika memerlukan realibilitas tinggi yang memerlukan 100 koneksi uptime dan yang menginginkan koneksi upstream yang berbeda dan dibuat saling membackup [10]. Pada dasarnya, Net Balancer mendistribusikan permintaan yang berasal dari LAN dengan menggunakan metode tertentu ke beberapa gateway internet. Dengan kata lain, jika pada suatu titik waktu tertentu hanya ada satu pengguna LAN maka hanya membuat satu koneksi TCP misalnya ia hanya menjalankan satu ‐download dari Web, lalu lintas ‐nya akan mengalir dari satu gateway, sehingga tidak akan mendapat manfaat dari Load Balancing ini. Sebaliknya, jika LAN penuh sesak dengan pengguna, maka setiap permintaan dari LAN menuju WAN pada waktu yang sama, secara keseluruhan, hubungan mereka akan memiliki akses ke bandwidth yang lebih tinggi, sama dengan jumlah dari bandwidth akses tunggal. Dapat disimpulkan bahwa satu sambungan ini tidak pernah memiliki lebih banyak bandwidth daripada apa yang ditawarkan oleh satu link, sedangkan beberapa koneksi simultan, akan rata ‐rata, semuanya memiliki akses ke bandwidth yang lebih besar, yang akan meregangkan pada jumlah bandwidth internet semua link yang seimbang. Gambar 2.4 Load balancing dengan dua ISP Ada berbagai metode load balancing, antara lain static route dengan address list , Equal CostMulti Path ECMP, Nth dan Per Connection Classifier PCC. Setiap metode load balancing tersebut memiliki kekurangan maupun kelebihan tersendiri,