Implikatur Percakapan Umum IPU

Bertus. Bertus sebagai mitra tutur dapat menginterpretasikan implikatur tuturan tersebut dengan melihat struktur kata yang digunakan. c. Implikatur Percakapan Umum Laporan Memberitahu Laporan artinya memberitahukan; segala sesuatu yang dilaporkan KBBI, 2005: 540. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan umum laporan adalah suatu percakapan yang wujudnya berupa pemberitahuan dan mengandung implikatur percakapan umum di dalamnya. Perhatikan contoh implikatur percakapan umum laporan memberitahu berikut. 18 Bapak Ina : “Ya, mungkin kalian cuma salah menerjemahkan kata-kata. Ya, namanya masih muda, masih goblok-goblok” Dika : “Ya tapi kan, dulu Sindi yang paling pinter aja nggak bisa mecahin kasus itu Om” Bapak Ina : “Ya, baguslah kalau kamu itu sadar. Kalau kalian itu pada goblok. Ya?” Konteks percakapan Dika tidak dapat memecahkan kasus ancaman pembunuhan kepala sekolah ketika SMA. Bapak Ina tahu penyebab tidak terpecahkannya kasus itu 19 Dika SMA : “E…dinner Oh iya gue juga nemuin kalok ternyata dia keringetnya banyak banget. Gue ambil sampelnya di lapangan tadi” Ina : “Dik…ketek lu aja basah terus. Thanks, ya” Konteks percakapan terjadi ketika Dika menghasut Ina agar menjauhi Michael. Dika menyukai Ina Implikatur percakapan data 18 dapat dilihat melalui tuturan Dika “Ya tapi kan, dulu Sindi yang paling pinter aja nggak bisa mecahin kasus itu Om” implikasinya memberi penegasan berupa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI informasi bahwa kasus yang ditanganinya memang sulit sehingga orang sepintar Sindi pun tidak dapat memecahkan kasus tersebut. Secara tidak langsung Dika juga menyampaikan bahwa kemampuan Sindi lebih baik dari Dika dan Bertus. Mitra tutur dapat menginterpretasikan maksud dalam tuturan Dika dengan melihat struktur kata yang digunakan. Tuturan “paling pintar” dalam tuturan Dika telah mewakili sebuah informasi bahwa kemampuankepintaran Dika dan Bertus masih di bawah Sindi. Implikatur percakapan data 19 dapat dilihat melalui tuturan Ina “Dik…ketek lu aja basah terus. Thanks, ya”. Tuturan tersebut mengimplikasikan penegasan bahwa menurut Ina normal jika ketek seseorang terutama Michael basah sebab Dika pun demikian. Tuturan Ina tersebut sekaligus memberitahukan kepada Dika bahwa Ina tidak merasa bermasalah dengan keringat Michael. Implikatur dalam tuturan Ina dapat diinterpretasikan maknanya dengan melihat konteks percakapan yang terjadi. d. Implikatur Percakapan Umum Penyangkalan Penyangkalan berasal dari kata dasar sangkal yang artinya bantah; tidak membenarkan. Penyangkalan yaitu proses, cara, perbuatan menyangkal KBBI, 2005: 995. Peneliti menimpulkan bahwa implikatur percakapan umum penyangkalan adalah percakapan penyangkalan yang mengandung implikatur percakapan umum. Perhatikan contoh implikatur percakapan umum penyangkalan berikut. 20 Sindi SMA : “Ber…gue kan udah bilang, seharusnya emang kita datangin aja alamatnya” Bertus SMA : “Sebenernya gue pengen ngomong kayak gitu dari tadi” Sindi SMA : “Terserah lu deh Ber” Konteks percakapan Bertus tidak mengindahkan saran Sindi untuk mendatangi alamat dalam surat kaleng padahal sarannya tersebut benar Implikatur percakapan data 20 dapat dilihat dalam tuturan Sindi “Ber…gue kan udah bilang, seharusnya emang kita datangin aja alamatnya” implikasinya berupa pernyataan bahwa Sindi sebelumnya telah menyarankan hal yang benar namun Bertus tidak mempercayainya. Implikasi dalam tuturan tersebut dapat diinterpretasikan oleh Bertus meskipun tidak melihat konteks percakapan yang terjadi. Oleh karena itu Bertus menyangkal apa yang dituturkan Sindi. Bertus menyangkal bahwa tadinya ia tidak mempercayai saran Sindi. Melalui pemaparan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan data 20 merupakan implikatur percakapan umum penyangkalan. e. Implikatur Percakapan Umum Ejekan Ejekan memiliki arti perbuatan mengejek; olok-olok; sindiran KBBI, 2005: 286. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan umum ejekan adalah suatu percakapan yang wujudnya berupa percakapan mengejek dan mengandung implikatur percakapan umum di dalamnya. Perhatikan contoh implikatur percakapan umum ejekan berikut. 21 Bapak Ina : “Bentar ya. Ee…iya, saya mau pesen nasi padang. Mau? menawarkan kepada Dika, Em 2 Berbicara di telepon. He’eh Pakai cabe nggak? tanya kepada Dika” Dika : “Enggak Om” Bapak Ina : “Cemen banget, masak nggak pakai cabe sih?” Dika : “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak Om. Tapi kalau bisa nggak pedes” Konteks percakapan Bapak Ina memesan makanan padang yang pedas, Dika tidak menyukai makanan pedas namun takut mengatakannya karena Bapak Ina galak Wujud percakapan data 21 adalah percakapan ejekan, Bapak Ina mengejek Dika dengan istilah “cemen”. Implikatur percakapan data 21 dapat dilihat melalui tuturan Dika “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak Om. Tapi kalau bisa nggak pedes” yang implikaturnya ia tidak suka dan tidak mau makan pedas. Mitra tutur dapat menginterpretasikan maksud tuturan tersebut dengan melihat struktur kata yang dipakai dalam tuturannya. “…pakai cabe yang banyak, Om. Tapi kalau bisa nggak pedes” intinya bahwa yang diinginkan Dika adalah makanan yang tidak pedas. Melalui pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa data 21 mengandung implikatur percakapan umum ejekan. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat lima jenis implikatur percakapan umum IPU pada percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Lima jenis implikatur percakapan umum IPU, yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IPU permintaan, IPU tuduhan, IPU laporan memberitahu, IPU penyangkalan, dan IPU ejekan. Pemaparan pada masing-masing jenis implikatur percakapan umum IPU di atas memudahkan pembaca memahami implikatur percakapan umum IPU secara lebih spesifik. Melalui pengklasifikasian jenis implikatur percakapan umum IPU seperti di atas, diketahui bahwa implikatur percakapan umum IPU memiliki beberapa ciri penanda. Ciri penanda tersebut, yaitu implikatur percakapan umum IPU tidak memerlukan konteks tuturan untuk menginterpretasikan maksud yang terkandung di dalamnya dan penginterpretasian makna dapat dilakukan hanya dengan mengamati struktur kata yang dipakai penutur. Selain ciri penanda yang dipaparkan di atas, implikatur pecakapan umum IPU memiliki ciri melanggar maksim seperti yang telah dikemukakan dalam implikatur percakapan khusus IPK sebelumnya. Implikatur percakapan umum IPU pada percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika terbukti melanggar maksim, khususnya maksim tindakan dan maksim kualitas. Perhatikan contoh jenis implikatur percakapan umum IPU yang terbukti melanggar maksim tindakan berikut. a. Implikatur Percakapan Umum Permintaan 15 Dika : “Om…ini lampunya nggak mau dinyalain aja, Om?” Bapak Ina : “Oh…iya ya, sampek lupa. Ngobrol sampek kemalaman. Siti memanggil pembantunya Lampu” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konteks percakapan Bapak Ina tidak sadar bahwa kondisi ruang gelap karena lampu belum dinyalakan. Dika takut dengan Bapak Ina c. Implikatur percakapan Umum Laporan 19 Dika SMA : “E…dinner Oh iya gue juga nemuin kalok ternyata dia keringetnya banyak banget. Gue ambil sampelnya di lapangan tadi” Ina : “Dik…ketek lu aja basah terus. Thanks, ya” Konteks percakapan terjadi ketika Dika menghasut Ina agar menjauhi Michael. Dika menyukai Ina e. Implikatur Percakapan Umum Ejekan 21 Bapak Ina : “Bentar ya. Ee…iya, saya mau pesen nasi padang. Mau? menawarkan kepada Dika, Em 2 Berbicara di telepon. He’eh Pake cabe nggak? tanya kepada Dika” Dika : “Enggak Om” Bapak Ina : “Cemen banget, masak nggak pake cabe sih?” Dika : “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak, Om. Tapi kalau bisa nggak pedas” Konteks percakapan Bapak Ina memesan makanan padang yang pedas, Dika tidak menyukai makanan pedas namun takut mengatakannya karena Bapak Ina galak Implikatur percakapan umum permintaan pada data percakapan 15 melanggar maksim tindakan. Hal ini dapat dibuktikan melalui tuturan “Om…ini lampunya nggak mau dinyalain aja, Om?” implikasinya menyampaikan informasi bahwa lampu belum dinyalakan dan situasi gelap. Secara tidak langsung Dika meminta agar lampu dinyalakan. Tuturan tersebut menimbulkan ketaksaan. Kalimat Dika merupakan kalimat pertanyaan tetapi maksudnya berupa pernyataan. Selaras dengan maksim tindakan, akan lebih baik jika Dika menuturkan “Om, lampunya belum dinyalakan” yang merupakan kalimat pernyataan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Implikatur percakapan umum laporan pada data 19 melanggar maksim tindakan. Hal ini dibuktikan melalui tuturan “E…dinner Oh iya gue juga nemuin kalok ternyata dia keringetnya banyak banget. Gue ambil sampelnya di lapangan tadi”. Ditegaskan bahwa di dalam maksim tindakan hendaklah cerdik membuat ungkapan atau percakapan. Sebagaimana diketahui bahwa tuturan Dika merupakan bentuk ungkapan yang tidak jelas maksudnya. Ia menemukan sampel keringat Michael di lapangan, hal itu tentu wajar karena saat sesorang beraktivitas di lapangan tentu ia akan berkeringat. Ia membuat ungkapan tidak jelas yang akhirnya melanggar maksim tindakan. Implikatur percakapan umum ejekan pada data percakapan 21 melanggar maksim tindakan. Hal ini dapat dibuktikan melalui tuturan Dika “Eh…iya Om. Maksud saya pakai cabe yang banyak, Om. Tapi kalau bisa nggak pedas” yang implikasinya ia tidak ingin makan pedas. Tuturan tersebut tentu melanggar maksim tindakan karena terkesan panjang lebar yang tidak perlu. Dika menuturkan “Pakai cabe yang banyak, Om” tetapi kemudian ia menuturkan lagi “Tapi kalau bisa nggak pedas”, kedua tuturan tersebut mengandung makna berlainan sehingga jika dituturkan bersama akan menimbulkan ketidakjelasan. Pemaparan tersebut membuktikan bahwa implikatur percakapan umum ejekan pada data percakapan 21 melanggar maksim tindakan. Perhatikan contoh jenis implikatur percakapan umum IPU yang terbukti melanggar maksim kualitas berikut. b. Implikatur Percakapan Umum Tuduhan 17 Bertus SMA : “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk ketua OSIS?” Ibu kantin : “Kalau itu Ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon makanan ini memang Ibu. Eh Bertus…kamu masih banyak hutang di sini” Bertus SMA : “Maaf, ya Bu sambil membayar hutang” Konteks percakapan Bertus belum membayar hutangnya kepada Ibu Kantin d. Implikatur Percakapan Umum Penyangkalan 20 Sindi SMA : “Ber…gue kan udah bilang, seharusnya emang kita datangin aja alamatnya” Bertus SMA : “Sebenernya gue pengen ngomong kayak gitu dari tadi” Sindi SMA : “Terserah lu deh Ber” Konteks percakapan Bertus tidak mengindahkan saran Sindi untuk mendatangi alamat dalam surat kaleng padahal sarannya tersebut benar Implikatur percakapan umum tuduhan pada percakapan data 17 melanggar maksim kualitas. Hal ini dapat dibuktikan melalui tuturan Bertus “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk ketua OSIS?” yang implikasinya menuduh Ibu Kantin sebagai pelaku pengirim surat kaleng. Bertus menuturkan sebuah tuduhan kepada Ibu Kantin tanpa memiliki bukti. Hal tersebut jelas melanggar maksim kualitas yang mengharuskan penutur membuat informasi yang benar. Implikatur percakapan umum penyangkalan pada percakapan data 20 melanggar maksim kualitas. Hal ini dapat dibuktikan melalui tuturan Sindi “Ber…gue kan udah bilang, seharusnya emang kita datangin aja alamatnya” yang implikasinya menyalahkan Bertus. Artinya, sebelum Sindi menuturkan demikian tentu Bertus telah menuturkan sesuatu yang salah. Selaras dengan maksim kualitas, seharusnya penutur membuat sesuatu informasi yang benar dan tidak mengatakan sesuatu yang diyakini salah. Pemaparan tersebut membuktikan bahwa implikatur percakapan umum penyangkalan data percakapan 20 melanggar maksim kualitas.

1.3 Implikatur Percakapan Berskala

Yole 2006: 71-74 menyatakan bahwa informasi tertentu selalu disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Ini secara khusus tampak jelas dalam istilah- istilah untuk mengungkapkan kuantitas, seperti: semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, dan selalu, sering, kadang-kadang. Ketika sedang bertutur, seorang penutur memilih kata dari skala itu yang paling informatif dan benar kualitas dan kuantitas. Peneliti mengelompokkan jenis implikatur percakapan berskala IPB yang ditemukan pada percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika sesuai ciri penanda dan wujud percakapannya. Perhatikan beberapa contoh percakapan berikut yang mengandung implikatur percakapan berskala IPB. a. Implikatur Percakapan Berskala Laporan memberitahu Laporan artinya memberitahukan; segala sesuatu yang dilaporkan KBBI, 2005: 540. Peneliti menyimpulkan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI implikatur percakapan berskala laporan adalah suatu percakapan yang wujudnya berupa pemberitahuan dan mengandung implikatur percakapan berskala di dalamnya. Perhatikan contoh implikatur percakapan berskala laporan memberitahu berikut. 22 Dika SMA : “Kita ngapain sih di sini?” Bertus SMA : “Di Jakarta, rata-rata dalam sehari terjadi 258 kejahatan dan sebagian besarnya terjadi di jalanan. Kita tungguin aja, palingan bentar lagi juga ada kasus” Kakek Tua : “Assalamualaikum?” Bertus SMA : “Wa’alaikumsalam hati-hati ya kek, awas mati Di jalan banyak kejahatan” Konteks percakapan Bertus dan Dika mencari kasus untuk ditangani. Bertus yakin akan mendapatkan kasus dengan mengamati jalanan di depan sekolah Implikatur percakapan data 22 dapat dilihat melalui tuturan Bertus “Di Jakarta, rata-rata dalam sehari terjadi 258 kejahatan dan sebagian besarnya terjadi di jalanan. Kita tungguin aja, palingan bentar lagi juga ada kasus” implikasinya memberitahu Dika bahwa kejahatan akan terjadi di tempat itu di depan sekolah. Penggunaan pilihan kata “sebagian besarnya” merupakan salah satu ciri penanda bahwa implikatur percakapan data 22 merupakan implikatur percakapan berskala IPB. “Sebagian besarnya” menunjukkan skala nilai bahwa kejahatan “lebih besar” terjadi dijalanan daripada di tempatlokasi lain. Implikatur percakapan data 22 merupakan implikatur percakapan berskala laporan memberitahu. b. Implikatur Percakapan Berskala Permintaan Permintaan berasal dari kata dasar minta, artinya berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu; mohon KBBI, 2005: 745. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan berskala permintaan artinya suatu percakapan yang wujudnya berupa percakapan permintaan dan di dalamnya mengandung implikatur percakapan berskala. Perhatikan contoh implikatur percakapan berskala permintaan berikut. 23 Jimmy : “Eh sorry, kayaknya kita butuh ruangan lagi deh” Vani : “Lah buat apa?” Jimmy : “Ya, buat piala. Elu sendiri kan tahu kalau club basket kita udah keseringan menang” Vani : “Oh, ruangannya sih ada tapi kayaknya gue harus tanya ke kepala sekolah dulu deh bisa apa enggak” Konteks percakapan terjadi di ruang OSIS, Jimmy yang terkenal lebih mudah mendapatkan ruangan daripada grup detektif Implikatur percakapan pada percakapan data 23 dapat dilihat melalui tuturan Jimmy “Ya buat piala. Elu sendiri kan tahu kalau club basket kita udah keseringan menang” implikasinya menyombongkan diri dengan memberitahukan kemenangan club- nya. Penggunaan pilihan kata “keseringan” menunjukkan skala nilai bahwa club basketnya “sering” atau “tidak hanya sekali, beberapa, atau kadang-kadang” saja mendapatkan kemenangan. Implikatur percakapan yang terbentuk dari percakapan data 23 adalah implikatur percakapan berskala laporan memberitahu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Implikatur Percakapan Berskala Tuduhan Tuduhan berasal dari kata dasar tuduh. Tuduhan artinya hasil menuduh; hal yang dituduhkan; dakwaan KBBI, 2005: 1215. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan berskala tuduhan artinya suatu percakapan yang wujudnya tuduhan dan mengandung implikatur percakapan berskala. Perhatikan contoh implikatur percakapan berskala tuduhan berikut. 24 Kepsek : “Kepala ekskul basket itu? Yang rambutnya wangi itu?” Dika SMA : “Ya, betul Bu” Kepsek : “Nggak mungkin, masak?” Dika SMA : “Berikan saya beberapa hari, saya bisa buktikan Bu” Konteks percakapan Dika menuduh Michael sebagai pelaku ancaman pembunuhan kepala sekolah. Michael siswa berprestasi dan terkenal sehingga kepala sekolah agak ragu Implikatur percakapan yang terkandung pada data 24 adalah implikatur percakapan berskala tuduhan. Dika menuduh Michael sebagai pelaku ancaman pembunuhan terhadap kepala sekolah. Kepala sekolah tidak lantas percaya begitu saja atas tuduhan tersebut mengingat bahwa Michael merupakan siswa terkenal yang baik di sekolahan. Tuturan yang membuktikan bahwa data 24 merupakan implikatur percakapan berskala terdapat pada tuturan Dika “Berikan saya beberapa hari, saya bisa buktikan Bu”. Pilihan kata “beberapa” menunjukkan skala lebih dari satu. Implikasi dalam tuturan tersebut adalah Dika belum dapat membuktikan tuduhannya dan meminta tambahan waktu kepada kepala sekolah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI untuk membuktikannya. Melalui pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa implikatur data 24 merupakan implikatur percakapan berskala tuduhan. Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat tiga jenis implikatur percakapan berskala IPB pada percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika. Tiga jenis implikatur percakapan berskala IPB, yaitu IPB laporan, IPB permintaan, dan IPB tuduhan. Pemaparan pada masing-masing jenis implikatur percakapan berskala IPB di atas memudahkan pembaca memahami implikatur percakapan berskala IPB secara lebih spesifik. Melalui pengklasifikasian jenis implikatur percakapan berskala IPB seperti di atas, diketahui bahwa implikatur percakapan berskala IPB memiliki beberapa ciri penanda. Ciri penanda tersebut, yaitu implikatur percakapan berskala IPB dapat menghiraukanmengabaikan konteks dalam menginterpretasikan makna implikaturnya dan menggunakan istilah-istilah untuk mengungkapkan kuantitas, seperti: semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, dan selalu, sering, kadang-kadang. Mengenai pelanggaran maksim, ciri penanda implikatur percakapan berskala IPB berbeda dengan implikatur percakapan khusus IPK dan implikatur percakapan umum IPU. Implikatur percakapan berskala IPB tidak selalu melanggar maksim. Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menemukan bahwa data percakapan 22 dan 23 melanggar maksim kuantitas sedangkan data 24 tidak melanggar maksim. Perhatikan contoh jenis implikatur percakapan berskala IPB yang terbukti melanggar maksim kuantitas berikut. a. Implikatur Percakapan Berskala Laporan 22 Dika SMA : “Kita ngapain sih di sini?”