Instrumen Penelitian Teknik Analisis Data
Gambar tersebut merupakan jejak kasus ancaman pembunuhan terhadap kepala sekolah. Dika mengamati gambar grafity tersebut, ia menyadari bahwa
gambar tersebut bukanlah gambar iblis melainkan gambar marmut merah jambu. Gambar yang sama persis terdapat pada sapu tangan pemberian Sindi
semasa mereka masih SMA. Dika menyadari bahwa kasus ancaman pembunuhan terhadap kepala
sekolah adalah sebuah kekeliruan. Kasus tersebut sebenarnya sengaja dibuat oleh Sindi, salah satu anggota Grup Detektif Tiga Sekawan yang ditujukan
untuk Dika. Melalui kasus itu, Sindi ingin menyampaikan pesan bahwa sebenarnya ia menyukai Dika. Dika tidak pernah menyadari hal tersebut,
kesalahpahaman justru muncul lantaran kepala sekolah menyangka kasus itu adalah ancaman pembunuhan terhadap dirinya.
Akhirnya, Dika memutuskan untuk mencari keberadaan Sindi. Tepat di acara pernikahan Ina, Dika sengaja hadir untuk bertemu dengan Sindi. Ia tahu
bahwa Sindi akan hadir dalam acara pernikahan tersebut. Setelah mereka berdua bertemu, Dika pun langsung memaparkan hipotesanya mengenai kasus
ancaman pembunuhan terhadap kepala sekolah kepada Sindi. Dika ingin memastikan dan memperoleh kebenaran bahwa pesan dalam kasus tersebut
sengaja dibuat Sindi untuk dirinya. Sindi mengiyakan kebenaran hipotesa tersebut. Sindi juga memaparkan bagaimana ia sebenarnya sangat menyukai
Dika sejak mereka masih SMA. Selama 11 tahun Sindi masih menantikan Dika sebagai cinta pertamanya. Kasus ancaman pembunuhan terhadap kepala
sekolah yang bertahun-tahun tidak terpecahkan akhirnya terungkap hari itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dika dan Sindi pun akhirnya menjalin hubungan “pacaran” setelah keduanya saling terbuka akan perasaan masing-masing.