Sinopsis Film Marmut Merah Jambu Karya Raditya Dika

berdasarkan jenis-jenis dan fungsi implikatur percakapannya. Berikut ini merupakan pemaparan jenis-jenis implikatur dan fungsi implikatur yang ditemukan oleh peneliti.

1. Jenis-jenis implikatur percakapan

Implikatur percakapan yang ditemukan dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika telah diklasifikasi dan diidentifikasi oleh peneliti. Implikatur percakapan diklasifikasi berdasarkan jenis-jenisnya menggunakan landasan teori para ahli seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya. Setiap jenis implikatur percakapan yang ditemukan dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika dipaparkan sebagai berikut.

1.1 Implikatur Percakapan Khusus IPK

Menurut Yule 2006: 74 implikatur percakapan khusus IPK adalah percakapan yang terjadi dalam konteks yang sangat khusus di mana pendengar mengasumsikan informasi secara lokal. Oleh karena itu, implikatur percakapan khusus IPK membutuhkan konteks dan latar belakang pengetahuan khusus untuk membuat kesimpulan yang diperlukan. Implikatur percakapan khusus IPK muncul karena faktor khusus yang melekat di dalam konteks tuturan dan bukan dibawa oleh kalimat yang dipakai. Peneliti menemukan beberapa data percakapan antartokoh dalam film Marmut Merah Jambu karya Raditya Dika yang mengandung implikatur percakapan khusus IPK. Data-data implikatur percakapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI khusus IPK tersebut diklasifikasi menjadi beberapa jenis sesuai ciri penanda dan wujud percakapannya. Perlu diketahui bahwa implikatur dalam suatu percakapan tidak terungkap atau tampak pada proposisi makna tuturan. Melalui pengklasifikasian jenis implikatur ini peneliti ingin menunjukkan bahwa implikatur yang terkandung dalam percakapan pasti berbeda dengan makna tuturannya. Hal ini karena hubungan proposisi dengan tuturan-tuturan yang mengimplikasikannya itu tidak bersifat mutlak harus ada Rahardi, 2003: 85. Perhatikan implikatur percakapan khusus IPK berikut. a. Implikatur Percakapan Khusus Hiperbolis Hiperbolis artinya bersifat berlebih-lebihan KBBI, 2005: 403. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan khusus hiperbolis adalah suatu percakapan yang didalamnya mengandung implikatur percakapan khusus dan dituturkan secara berlebih- lebihan. Perhatikan contoh implikatur percakapan khusus hiperbolis berikut. 1 Bertus SMA : “Hallo? Lu mau nggak jadi pacar gue?” Siswa A : “Mendingan gue mati” Konteks percakapan melalui telepon, Bertus menembak Siswa A. Bertus jelek dan Siswa A tidak menyukainya Percakapan data 1 mengandung implikatur percakapan khusus hiperbolis. Implikatur pada percakapan data 1 dapat dilihat melalui tuturan Siswa A “Mendingan gue mati” yang mengimplikasikan dia tidak ingin atau menolak menjadi pacar Bertus, menjadi pacar Bertus sangatlah buruk sehingga dia lebih “memilih mati”. Maksud sebenarnya dari tuturan “Mendingan gue mati” bukanlah Siswa A akan mengakhiri hidupnya tetapi Siswa A menolak menjadi pacar Bertus. Penolakan tersebut dituturkan dalam bentuk tuturan yang melebih-lebihkan maksud sebenarnya. Bertus dapat menginterpretasikan implikatur pada tuturan Siswa A lantaran ia tahu konteks percakapan yang terjadi. Bertus sudah sering ditolak sebelumnya sehingga ia mengasumsikan informasi yang dituturkan Siswa A secara lokal. Bertus tahu bahwa tuturan “Mendingan gue mati” tidak sama dengan arti sesungguhnya secara umum. Pemaparan tersebut membuktikan bahwa data 1 merupakan implikatur percakapan khusus hiperbolis. b. Implikatur Percakapan Khusus Ejekan Ejekan memiliki arti perbuatan mengejek; olok-olok; sindiran KBBI, 2005: 286. Peneliti menyimpulkan bahwa implikatur percakapan khusus ejekan adalah suatu percakapan yang mengandung implikatur percakapan khusus dan dituturkan dalam bentuk percakapan ejekan antarpenutur. Perhatikan contoh implikatur percakapan khusus ejekan berikut. 2 Bertus SMA : “Nembak cewek itu harus banyak, biar kemungkinan diterimanya itu banyak. Kalau gue nembak 100 cewek dengan probilitas 10, gue mungkin diterima 10 kali. Lu nggak belajar Matematika apa?” Dika SMA : “Ber…tapi yang namanya dua unsur itu harus cocok-cocokan, lu nggak belajar Kimia apa?” Bertus SMA : “Halah…lu nggak usah sok pinter deh. Liat ni…liat” Konteks percakapan Bertus ingin meminta salah 1 siswa menjadi pacarnya. Bertus dan Dika adalah siswa aneh yang sering ditolak saat menyatakan cinta 3 Dika SMA : “Ber emangnya kenapa sih, populer dan urusan cewek sekarang jadi penting banget buat elu?” Bertus SMA : “Dik…gini gini, lu tahu kan? Di SMA itu kita bisa ketemu sama jodoh kita, semakin lama kita ketemu sama jodoh kita, semakin lama kita nikah” Dika SMA : “Ber…lu aja sunat nggak berani-berani, udah ngomongin nikah” Konteks percakapan Bertus dan Dika siswa aneh dan tidak terkenal sehingga mereka sulit mendapatkan pacar di sekolah 4 Bapak Ina : “Haduuuh…haduuuh. Goblok Goblok kok dipelihara. He…grup detektif itu kenapa dibikin lagi? Kamu pernah, ya? Jatuh dari angkot, kepalanya duluan, kena aspal? Pernah, ya?” Dika : “Nggak pernah, Om” Konteks percakapan Dika membuat grup detektif aneh yang sudah tidak popular di zamannya ketika SMA agar ia menjadi terkenal Percakapan data 2 mengandung implikatur percakapan khusus ejekan. Tuturan Dika pada data 2 “Ber…tapi yang namanya dua unsur itu harus cocok-cocokan, lu nggak belajar Kimia apa?” mengimplikasikan peringatan kepada Bertus bahwa untuk diterima saat menembak kedua belah pihak harus saling memiliki ketertarikan. Mereka saling mengejek dengan mengaitkan cara menyatakan cinta sesuai rumus Matematika dan Kimia. Meskipun mereka membicarakan mengenai mata pelajaran, mereka saling mengetahui bahwa percakapan yang terjadi diantara mereka memiliki hubungan yang tidak terungkap secara literal. Implikatur percakapan pada data 3 dapat dilihat melalui tuturan Dika “Ber…lu aja sunat nggak berani-berani, udah ngomongin nikah”, tuturan tersebut berupa ejekan Dika untuk Bertus yang belum berani sunat namun implikasinya berupa penegaskan bahwa belum sepantasnya Bertus berpikir ataupun membicarakan pernikahan. Bertus dapat menginterpretasikan maksud dalam tuturan Dika karena mengetahui konteks percakapan yang terjadi. Pemaparan tersebut membuktikan percakapan data 3 merupakan implikatur percakapan khusus ejekan. Pada percakapan data 4 Bapak Ina menuturkan “Haduuuh…haduuuh. Goblok Goblok kok dipelihara. He…grup detektif itu kenapa dibikin lagi?...” implikasinya kesal terhadap Dika. Ia mengungkapkan kekesalan atas tingkah Dika dengan mengejeknya menggunakan kata goblok. Pertanyaan yang diajukan Bapak Ina seputar jatuh dari angkot hanya kiasan untuk mengejek Dika. Hubungan “Jatuh dari angkot kepalanya duluan” dimaksudkan untuk mengungkapkan betapa bodohnya Dika dimata Bapaj Ina. Grup detektif seharusnya tidak dibuat lagi karena itu tindakan bodoh. Konteksnya Dika ketika SMA selalu melakukan hal-hal keliru dan bodoh untuk menjadi terkenal. c. Implikatur Percakapan Khusus Permintaan Permintaan berasal dari kata dasar minta, artinya berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu; mohon KBBI, 2005: 745.