Penelitian Terdahulu yang Relevan
Merah Jambu karya Raditya Dika. Agar pembahasan tidak menyimpang dan melebar ke hal-hal lain, maka peneliti berfokus pada implikatur
khususnya implikatur percakapan. Implikatur berarti sesuatu yang diimplikasikan. Menurut Mey dalam
Nadar, 2009: 60 implikatur “implicature” berasal dari kata kerja to imply
sedangkan kata bendanya adalah implication. Kata kerja ini berasal dari bahasa Latin plicare yang berarti to fold “melipat”, sehingga untuk
mengerti apa yang dilipat atau yang disimpan tersebut haruslah dilakukan dengan cara membukanya. Dalam rangka memahami apa yang
dimaksudkan oleh seorang penutur, lawan tutur harus selalu melakukan interpretasi pada tuturan-tuturannya.
Dijelaskan oleh Yule 2006 dalam bukunya Pragmatik bahwa bicara mengenai implikatur, ternyata implikatur sangat erat kaitannya dengan
prinsip kerja sama. Bentuk kerja sama yang dimaksudkan dalam hal ini ialah kerja sama yang sederhana di mana orang-orang yang sedang
berbicara umumnya tidak diasumsikan untuk berusaha membingungkan, mempermainkan, atau menyembunyikan informasi yang relevan satu sama
lain. Dalam banyak peristiwa, jenis kerja sama ini hanya merupakan titik awal untuk menjelaskan apa yang dikatakan.
Pada saat makan siang bersama, seorang wanita bertanya kepada wanita lain sejauh mana ia menyukai hamburger yang sedang ia makan,
dan menerima jawaban dalam 1; 1 A hamburger is a hamburger.
hamburger ya hamburger PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari perspektif logika murni, jawaban dalam 1 tampak tidak memiliki nilai komunikatif karena menyatakan sesuatu yang sangat jelas. Jika
ungkapan-ungkapan itu digunakan dalam percakapan, dengan jelas penutur bermaksud untuk menyampaikan informasi yang lebih banyak dari
pada yang dikatakan. Jika seorang pendengar mendengar ungkapan dalam 1, pertama-tama dia harus berasumsi bahwa penutur sedang
melaksanakan kerja sama dan bermaksud untuk menyampaikan informasi. Informasi itu tentunya memiliki makna lebih banyak dari pada sekedar
kata-kata itu. Makna ini merupakan makna tambahan yang disampaikan, yang disebut dengan implikatur.
Istilah implikatur berantonim dengan eksplikatur. Menurut Grice dalam Abdul Rani, dkk, 2006: 177 implikatur adalah makna tidak
langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan eksplikatur. Menggunakan implikatur dalam percakapan berarti
menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Grice dalam Abdul Rani, dkk., 2006: 171 juga menjelaskan bahwa
implikatur terdiri dari dua macam, yaitu implikatur konvensional convensional implicature dan implikatur percakapan conversation
implicature. a. Implikasi Konvensional
Menurut Grice dalam Abdul Rani, dkk., 2006: 171 implikatur konvensional yaitu implikatur yang ditentukan oleh “arti konvensional
kata-kata yang dipakai”. Lain lagi menurut Yule 2006: 78, ia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatakan bahwa implikatur konvensional kebalikan dari implikatur percakapan yaitu implikatur konvensional tidak harus terjadi dalam
percakapan, dan tidak tergantung pada konteks khusus untuk menginterpretasikannya.
Seperti halnya
presupposisi leksikal,
implikatur konvensional diasosiasikan dengan kata-kata itu digunakan. Kata penghubung “tetapi” dalam bahasa Inggris adalah salah satu dari
kata-kata ini. Perhatikan contoh berikut. 1 Cicik menyarankan baju warna merah muda, tetapi saya memilih
warna hitam. Implikatur konvensional “tetapi” seperti pada contoh di atas
menunjukkan bahwa situasi pada waktu itu diharapkan berbeda, atau mungkin sebaliknya di waktu yang akan datang.
Implikatur konvensional tidak sangat tergantung pada konteks khusus untuk
menginterpretasikan makna tuturan. b. Implikasi Percakapan
Rahardi 2003: 85 menyatakan bahwa di dalam sebuah pertuturan yang sesungguhnya, si penutur dan sang mitra tutur dapat secara lancar
berkomunikasi karena mereka berdua memiliki semacam kesamaan latar belakang pengetahuan tentang sesuatu yang dipertuturkan itu.
Juga, diantara penutur dan sang mitra tutur terdapat semacam kontrak percakapan yang tidak tertulis, bahwa apa yang sedang dipertuturkan
itu sudah saling dimengerti dan saling dipahami. Grice 975 dalam artikelnya yang berjudul “Logic and Conversation” menyatakan bahwa
sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI