Fungsi Implikatur Percakapan Berskala IPB
percakapan umum IPU. Ciri penanda implikatur percakapan berskala IPB,
yaitu implikatur
percakapan berskala
IPB dapat
menghiraukanmengabaikan konteks dalam menginterpretasikan makna implikaturnya dan menggunakan istilah-istilah untuk mengungkapkan
kuantitas, seperti: semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, dan selalu, sering, kadang-kadang Yole, 2006: 71-74 dan implikatur
percakapan berskala IPB tidak selalu melanggar maksim. Jenis implikatur percakapan khusus IPK dibagi lagi menjadi enam
jenis sesuai makna tuturan dan ciri penandanya, yaitu IPK hiperbolis, IPK ejekan, IPK permintaan, IPK penolakan, IPK tuduhan, dan IPK
kesepakatan. Implikatur percakapan umum IPU dibagi menjadi lima, yaitu IPU permintaan, IPU tuduhan, IPU laporan memberitahu, IPU
penyangkalan, dan IPU ejekan. Implikatur percakapan berskala IPB dibagi menjadi tiga, yaitu IPB permintaan, IPB laporan memberitahu,
dan IPB ejekan. Perhatikan beberapa implikatur percakapan berikut sebagai contoh
pembanding. 11
Dika SMA : “Jadi pelakunya?”
Bertus SMA : “Siapa yang tidak pernah kita duga nulis surat
kaleng? Ayo kita sebutin bareng. Ibu kantin” Sindi SMA
: “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga kali”
Konteks percakapan Bertus, Dika, dan Sindi sedang mencari tahu pelaku pengiriman surat kaleng kepada ketua OSIS. Bertus siswa
aneh, jelek, dan bodoh menuduh Ibu Kantin tanpa bukti. Sindi anggota grub detektif yang paling pintar
15 Dika
: “Om…ini lampunya nggak mau dinyalain aja, Om?” Bapak Ina
: “Oh…iya ya, sampek lupa. Ngobrol sampek kemalaman.
Siti memanggil
pembantunya Lampu”
Konteks percakapan Bapak Ina tidak sadar bahwa kondisi ruang gelap karena lampu belum dinyalakan. Dika takut dengan Bapak
Ina
22 Dika SMA : “Kita ngapain sih di sini?”
Bertus SMA : “Di Jakarta, rata-rata dalam sehari terjadi 258 kejahatan dan sebagian besarnya terjadi di jalanan.
Kita tungguin aja, palingan bentar lagi juga ada kasus”
Kakek Tua : “Asalamualaikum…”
Bertus SMA : “Walaikmsalam…hati-hati ya kek, awas mati di jalan banyak kejahatan”
Konteks percakapan Bertus dan Dika mencari kasus untuk ditangani. Bertus yakin akan mendapatkan kasus dengan mengamati
jalanan di depan sekolah
Data percakapan 11 memperlihatkan bahwa percakapan tersebut mengandung implikatur percakapan khusus IPK. Hal ini dapat dilihat
dari tuturan Sindi “Ber…gue tahu elu bego, tapi nggak gini-gini juga kali” implikasinya bahwa selain Bertus “bego bodoh” ia juga sering membuat
keputusan dan dugaan yang salahkeliru. “Nggak gini-gini juga kali” merupakan penegasan bahwa Sindi tidak sependapat sekaligus
menyalahkan hipotesa Bertus. Bertus dan orang-orang yang terlibat dalam percakapan tersebut dapat menginterpretasikan maksud Sindi lantaran
melihat konteks situasional dan latar belakang percakapan yang terjadi. Konteks percakapan tersebut terjadi dalam situasi bingung saat mereka
sedang mencari pelaku penulis surat kaleng. Hal ini membuktikan pentingya konteks percakapan untuk meninterpretasikan maksud Sindi.
Para penutur yang terlibat dalam percakapan saat itu jugs memiliki latar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belakang pengetahuan sama tentang Bertus yang memang sering kali melakukan kesalahankekeliruan dengan membuat praduga sembarangan.
Data 11 melanggar maksim hubungan. Melalui pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa percakapan pada data 11 merupakan implikatur
percakapan khusus IPK. Data percakapan 15 mengandung implikatur percakapan umum IPU.
Hal ini dapat dibuktikan melalui pemaparan berikut; apa yang disampaikan Dika tidak hanya sekedar menanyakan apakah lampunya tidak ingin
dinyalakan tetapi memiliki informasi lebih dari sekedar kata-kata yang disampaikannya. Tuturan Dika tersebut mengandung sebuah implikatur.
Pertanyaan “Om…ini lampunya nggak mau dinyalain aja, Om?” memberikan informasi bahwa lampu belum dinyalakan, situasi gelap,
danatau Dika menginginkan agar lampu dinyalakan. Mitra tutur yang menjadi lawan bicara Dika mengerti maksud yang diinginkan Dika tanpa
melihat konteks, sehingga ia pun langsung meminta Siti pembantunya untuk menyalakan lampu. Kata “lampu” juga merupakan struktur kata
kunci yang ditangkap oleh mitra tutur. Data 15 melanggar maksim tindakan. Pemaparan tersebut cukup membuktikan bahwa percakapan di
atas merupakan implikatur percakapan umum IPU. Data percakapan 22 di atas mengandung implikatur percakapan
berskala. Pertama, Bertus menggunakan pilihan kata “sebagian besarnya” yang merupakan salah satu ciri penanda implikatur berskala. Hal itu
menunjukkan bahwa skala yang dimaksudkan dalam percakapan itu “tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua”. “Sebagian besar” berarti masih ada “beberapa, sebagian kecil, dan tidak semua” kejahatan terjadi di jalanan tetapi tetap saja skala nilai
kejahatan yang terjadi di jalanan lebih besar daripada kejahatan di tempat lain. Selain itu, pilihan kata kedua yang menunjukkan implikatur berskala
adalah “banyak kejahatan” yang disampaikan oleh Bertus untuk Kakek Tua yang lewat di jalan. Tuturan itu merupakan tuturan yang mengandung
maksud untuk memberikan peringatan kepada kakek tua yang lewat di jalan bahwa banyak kejahatan yang mungkin akan menimpanya. Terdapat
informasi tertentu yang disampaikan dengan memilih sebuah kata yang menyatakan suatu nilai dari suatu skala nilai. Data 22 tidak melanggar
maksim, melainkan selaras dengan maksim kuantitas. Selaras dengan pendapat Yole 2006: 71-74, maka dapat disimpulkan bahwa data 22
termasuk implikatur percakapan beskala IPB. 6
Bertus SMA : “Perlu banget? ketika Dika mengambil bekas makanan Michael di kantin”
Dika SMA : “Kan waktu itu gue yang mecahin kasus surat
kalengnya Kak Dara. Lu percaya deh sama gue” Konteks percakapan Dika dan Bertus sedang marahan. Dika merasa
Bertus benar dengan idenya sehingga ia ingin berbaikan dengan Bertus
17 Bertus SMA : “Bu…apakah Ibu yang menulis surat kaleng untuk ketua OSIS?”
Ibu kantin : “Kalau itu Ibu nggak tahu, tapi kalau yang nulis bon
makanan ini memang Ibu. Eh Bertus…kamu masih banyak hutang di sini”
Bertus SMA : “Maaf, ya Bu sambil membayar hutang” Konteks percakapan Bertus belum membayar hutangnya kepada Ibu
Kantin
23 Jimmy
: “Eh sorry kayaknya kita butuh ruangan lagi deh” Anggota OSIS
: “Lah buat apa?” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI