Terapi Farmakologi Autoimmune Hemolytic Anemia AIHA

yaitu peningkatan laktat dehidrogenaseLDH, peningkatan bilirubin indirect, dan tes positif antiglobulin langsung DAT Lechner and Jager, 2010. c. Tes Coombs Tes Coombs merupakan tes yang paling banyak digunakan dalam diagnosis AIHA. Direct Coombs test atau direct antiglobulin test DAT digunakan untuk mendeteksi antibodi pada permukaan sel darah merah, sedangkan indirect coombs test mengidentifikasi antibodi anti-eritrosit pada serum Sills, 2003. Jika hasil tes DAT menunjukan hasil positif dan adanya IgG saja atau IgG dan C3d, kemungkinan besar termasuk dalam wAIHA. Sedangkan jika hasil DAT positif dan hanya terdapat C3d saja, maka kemungkinan besar termasuk dalam cAIHA Hoffmanet al, 2014.

5. Terapi Farmakologi

Tabel III. Terapi yang Disarankan untuk wAIHA dan cAIHA Primer Maupun Sekunder Lechner et al, 2010 a. Terapi wAIHA. Gambar 4. Algoritma Terapi WAIHA pada Pasien Dewasa Zanella et al, 2014 1. Kortikosteroid Firstline pengobatan untuk diagnosis utama WAIHA adalah steroid. Setelah tujuan pengobatan tercapai, dosis steroid dikurangi secara bertahap, sehingga mengurangiefek samping Lechner et al, 2010. Kortikosteroid yang sering digunakan yaitu prednison dengan dosis 1-1,5 mgkghari selama 1-3 minggu, kemudian dilakukan tappering dosis sesuai keadaan pasien. Untuk pasien yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengalami hemolisis cepat atau severe anemia dapat diberikan metilprednisolon injeksi dengan dosis 250-1000 mghari 1-3 hari Zanella et al, 2014. 2. Rituximab Rituximab merupakan pilihan secondline terapi lain bagi pasien yang tidak memenuhi syarat atau yang menolak splenectomy. Regimen standarnya 375mgm 2 pada hari1, 8, 15, 22 untuk 4 dosis. Pengobatan rituximab kontraindikasi pada pasien dengan infeksi virus hepatitis B yang tidak diobati Lechner et al, 2010. 3. Imunosupresan Imunosupresan sering direkomendasikan juga sebagai pengobatan secondline. Imunosupresan yang biasa digunakan yaitu azathioprine 100-150 mghari dan siklofosfamid 100 mghari menunjukan respon yang baik 40-60 kasus Zanella et al, 2014. Selain itu imunosupresan lain yang memberikan efek baik pada pasien AIHA yaitu siklosporin dan mikofenolat mofetil Zeerleder, 2011. 4. Last-line Dosis tinggi siklofosfamid telah digunakan sebagai pengobatan untuk pasien sangat mengalami kekambuhan. Terapi yang lain yaitu dengan menggunakan Alemtuzumab. Alemtuzumab telah efektif pada beberapa pasien, tetapi memiliki toksisitas tinggi Zanella et al, 2014. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Terapi cAIHA. Gambar 5. Algoritma Terapi CAIHA pada Pasien Dewasa Goldman and Schafer, 2015 Pasien cold agglutinin biasanya kurang efektif jika diberikan terapi obat. Terapi suportif seperti menjauhkan dari paparan dingin khususnya bagian kepala, wajah, ujung tangan dan kaki. Selain itu transfusi darah dapat diberikan, dengan transfusi prewarmed suhu mendekati 37 o C Goldman et al, 2015. Beberapa pasien diberikan terapi kortikosteroid tetapi hanya 15 yang menunjukan hasil yang baik. Terapi yang sejauh ini memberikan efek paling baik adalah terapi menggunakan kombinasi fludarabine-rituximab dengan hasil sekitar 76 pasien menunjukan hasil yang baik Berentsen, 2011.

6. Terapi Suportif

Dokumen yang terkait

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

2 39 174

Analisa Drug Related Problems (DRPs) pada Pasien Rawat Inap Penyakit Ginjal Kronik dengan Penyakit Penyerta di Rumkital Dr. Mintohardjo Tahun 2014

1 17 174

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PASIEN GANGGUAN LAMBUNG DI INSTALASI RAWAT Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Gangguan Lambung di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Tahun 2015.

0 2 12

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS “Y” Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

4 37 21

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMs (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)Potensial pada Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap RS "Y" Periode Tahun 2015.

0 7 13

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien dewasa dengan diagnosis Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) di Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2009-2014.

3 18 145

Evaluasi Drug Related Problems (DRPS) pada pasien Autoimmune Hemolytic anemia (AIHA) dengan komplikasi Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di instalasi rawat inap RSUP dr. Sardjito Yogyakarta periode tahun 2009-2014.

1 11 117

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) anak rawat inap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2009-2014.

1 9 161

Evaluasi drug related problems (DRPs) pada pasien anak dengue shock syndrome (DSS) di instalasi rawat inap RSUP. Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2008 - USD Repository

1 1 98

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien asma pediatri rawat inap : studi kasus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta tahun 2013 - USD Repository

0 0 141