Kerusakan Hati Hepatotoksin Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase

Gambar 5. Hati tikus dan pembagian lobus Rogers dan Dintzis, 2012 3. Fisiologi hati Hati memiliki fugsi mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh dan akan dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan. Selain itu hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine. Hati juga berperan untuk menghasilkan enzim glikogenik untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Hati juga sebagai pembentuk ureum dari asam amino yang diterima hati kemudian dikeluarkan melalui darah menuju ginjal untuk dikeluarkan dalam bentuk urine. Dan hati berfungsi untuk menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air Syaifuddin, 2006.

C. Kerusakan Hati

Kerusakan hati dapat mengakibatkan beberapa penyakit. Beberapa dianataranya, yaitu: perlemakan hati steatosis, nekrosis, kolestasis, dan sirosis Hodgson, 2010. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Perlemakan hati Merupakan akibat dari toksin, malnutrisi protein, diabetes mellitus, obesitas, dan anoksia. Timbunan trigliserida dalam hati dapat disebabkan karena defek dari mulai masuknya asam lemak dalm hati sampai keluarnya lemak dari hati sebagai lipoprotein Sudiono, Kurniadhi, Hendrawan, Djimantoro, 2001. b. Nekrosis Merupakan keadaan pada kematian jaringan. Dapat dikategorikan nekrosis keoagulaif yang terjadi karena kekurangan suplai darah karena infark pada organ, nekrosis likuefaktif, tipe khusus, dan apoptosis Tambayong, 2000. c. Kolestasis Merupakan kelainan mekanisme pengangkutan empedu kolestasis yang terjadi karena obstruksi atau terjadinya efek samping karena terganggunya struktur hati karena kerusakan sel hati Jeyaratnam dan Koh, 2009. d. Sirosis Merupakan penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar Baradero, Dayrit, Siswandi, 2008.

D. Hepatotoksin

Hepatotoksin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: hepatotoksin intrinsik dan hepatotoksin indiosinkratik. Hepatotoksin intrinsik merupakan senyawa yang mempunyai efek hepatotoksik hampir pada seluruh populasi yang terpejankan senyawa tersebut. Senyawa ini bergantung pada dosis pemberian, sedangkan hepatotoksin indiosinkratik merupakan senyawa yang mempunyai efek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hepatotoksik pada sebagian kecil populasi yang terpejankan senyawa tersebut. Beberapa bergantung pada dosis pemberian Friedman and Keeffe, 2012.

E. Alanin Aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase

AST Alanin aminotransferase ALT dan Aspartat Aminotransferase AST meupakan serum yang sering digunakan dalam uji fungsi hati. Jika kedua enzim ditemukan di dalam serum, maka mengindikasikan adanya kerusakan fungsi hati McPhee dan Ganong, 2007. Konsentrasi enzim ALT terbesar terdapat pada hati yang merupakan petunjuk spesifik adanya nekrosis dibandingkan AST yang terdapat pada hampir semua jaringan, otot rangka, dan hati Zimmerman, 1999. Sebagai parameter krusakan hati, serum ALT dan AST dalam darah memiliki kisaran kadar sebagai patokan ukuran. Pada tikus putih menurut Pilichos et., al. 2004 kadar serum AST, yaitu berkisar antara 19,3-68,9 UL sedangkan kadar serum ALT 29,8-77,0 UL.

F. Karbon tetraklorida

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50% daun jarong (Stachytarpheta indica (l.) vahl.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 90% daun jarong (Stacytarpheta indica vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 133

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 127

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 0 52

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 0 47

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112