Anatomi dan Fisiologi Hati

15-30 cm. Daun pelindung menempel kuat pada kelopak, bertepi lebar serupa selaput. Kelopak bergigi empat, panjang 0,5 cm. Tabung dasar bunga berbentuk bantal. Buah berbentuk garis baji, panjang 0,5 cm, pecah dalam 2 kendaga. Terutama di daerah dengan musim kemarau yang tegas, di tempat yang cerah atau sedikit, 1-1,250 m Van Steenis, 1992.

5. Kandungan kimia

Jarong mengandung senyawa kimia berupa terpenoid, flavonoid, glikosida, dan flavonoid Chowdhury, 2003.

B. Anatomi dan Fisiologi Hati

1. Anatomi hati manusia Hati manusia terletak dibawah diafragma di sisi kanan rongga perut. Hati terbagi atas dua lapisan utama, yaitu permukaan atas yang berbentuk cembung dan permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transfersus. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri hati dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi menjadi empat belahan, yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudat, dan lobus quadratus Syaifuddin, 2006. Organ hati di dalam tubuh manusia memiliki berat sekitar 1500 g, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, berwarna merah kecokelatan dengan konsistensi lunak. Hati merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar di dalam tubuh yang memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan yang sudah dicerna Wibowo dan Paryana, 2009. Letak dan pembagian lobus hati dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2. Letak hati dalam tubuh manusia Rogers dan Dintzis, 2012 Gambar 3. Anatomi hati manusia Rogers dan Dintzis, 2012 Hati memiliki dua jalur peredaran darah, yaitu arteri hepatika dan vena porta. Pada arteri hepatika, darah yang keluar dari aorta dan memberi seperlima darah pada hati dan darah ini memiliki kejenuhan 95-100. Kemudian darah yang masuk ke hati kemudian membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kapiler vena, kemudian akan keluar melalui vena hepatika. Pada vena porta yang terbentuk dari lienalis dan vena mesentrika superior menghantarkan empat perlima darahnya ke hati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70 karena beberapa oksigen telah diambil oleh limfase dan usus. Kegunaan darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus. Besar diameter vena porta lebih kurang 1 mm dan satu dengan yang lain terpisah dengan jaringan ikat yang membuat cabang pembuluh darah ke hati 2. Anatomi hati tikus Pada tikus, hati mempunyai berat 6 g 6 dari berat tubuh. Bagian hati berada pada subdiaphragmatic regional. Hati tikus dibagi menjadi empat bagian lobus, yaitu lobus kanan, lobus kiri, lobus medial, dan lobus caudate. Lobus kanan memiliki septum transversal yang membagi menjadi dua. Pada lobus medial berada pada bagian perut dan merupakan bagian yang paling menonjol pada bagian rongga perut. Lobus kiri merupakan bagian lobus terbesar dan merupakan bagian yang paling sering digunakan sampel pemeriksaan histologis, sedangkan lobus caudate merupakan lobus kecil. Sirkulasi darah tikus mirip dengan manusia Rogers dan Dintzis, 2012. Hati tikus digambarkan seperti gambarkan pada gambar 4 dan gambar 5. Gambar 4. Letak hati tikus dalam tubuh Rogers dan Dintzis, 2012 Gambar 5. Hati tikus dan pembagian lobus Rogers dan Dintzis, 2012 3. Fisiologi hati Hati memiliki fugsi mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh dan akan dikeluarkan sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan. Selain itu hati mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine. Hati juga berperan untuk menghasilkan enzim glikogenik untuk mengubah glukosa menjadi glikogen. Hati juga sebagai pembentuk ureum dari asam amino yang diterima hati kemudian dikeluarkan melalui darah menuju ginjal untuk dikeluarkan dalam bentuk urine. Dan hati berfungsi untuk menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air Syaifuddin, 2006.

C. Kerusakan Hati

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50% daun jarong (Stachytarpheta indica (l.) vahl.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 90% daun jarong (Stacytarpheta indica vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 133

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 127

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 0 52

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida

0 0 47

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112