8
kerap menyempit, kulit dinding luar rapuh dan berwarna coklat muda. Daging buah berwarna kuning sampai coklat kekuningan dan rasanya asam. Dalam satu buah
terdapat 1 - 12 biji yang memiliki panjang sampai 18 mm, bentuk tidak teratur, warna kemerah-merahan, coklat tua atau hitam mengkilap. Inti biji :lurus ada putih
lembaga Nuraini, 2011.
2.2 Simplisia dan Ekstrak 2.2.1 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan Ditjen POM, 2000.
2.2.2 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan masa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi standar yang telah ditetapkan Ditjen POM, 1995.
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Menurut Ditjen POM 2000 metode ekstraksi dengan
menggunakan pelarut dapat dibagi kedalam dua cara, yaitu: a.
Cara dingin, yaitu: 1.
Maserasi adalah proses pengekstraksian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan
Universitas Sumatera Utara
9
kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic berarti dilakukan pengadukan
yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya. 2.
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai
diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1 - 5 kali bahan. b.
Cara panas 1.
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3 - 5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
2. Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3 Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40 - 50°C.
4 Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana
infus tercelup dalam penangans air mendidih, temperatur terukur 90°C selama 15 menit.
Universitas Sumatera Utara
10
5 Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30 menit dan temperatur
sampai titik didih air.
2.3 Uraian Saluran Pencernaan