37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Bahan Tumbuhan 4.1.1 Identifikasi bahan tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan oleh Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LIPI Bogor, Indonesia, menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah asam jawa Tamarindus indica L. suku Leguminosae.
4.1.2 Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia biji asam jawa yaitu berbentuk tidak teratur dengan panjang sekitar 1,6 cm, memiliki ketebalan ± 0,3 cm, keras dan warna
coklat kemerahan atau hitam mengkilap yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia biji asam jawa terlihat adanya parenkim,
pembuluh kayu dan pati yang dapat dilihat pada Lampiran 3 Menurut Kemenkes RI 2011, suatu simplisia dan ekstrak yang akan
digunakan sebagai bahan baku obat harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum dalam monografi terbitan resmi Kementerian Kesehatan RI Farmakope
Herbal Indonesia. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia biji asam jawa dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
38
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisia biji asam jawa
No Karakteristik serbuk simplisia
Kadar 1
Kadar air 7,98
2 Kadar sari larut dalam air
11,77 3
Kadar sari larut dalam etanol 24,87
4 Kadar abu total
1,30 5
Kadar abu tidak larut dalam asam 0,80
Karakteristik serbuk simplisia biji asam jawa tidak tercantum pada buku Materia Medika Indonesia. Namun kadar air simplisia memenuhi syarat berdasarkan
persyaratan umum pada Materia Medika Indonesia, dimana kadar air tidak lebih dari 10. Kadar air simplisia yang diperoleh adalah 8,98. Penetapan kadar sari larut air
untuk mengetahui banyaknya sari larut dalam pelarut air. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, gula, gom, protein, enzim, zat warna, dan
asam organik. Kadar sari larut air diperoleh 11,77. Kadar sari larut etanol yang diperoleh 24,87. Penetapan kadar sari dilakukan untuk mengetahui kandungan
senyawa kimia yang larut dalam air maupun dalam etanol Ramadhana, 2012. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, antrakinon,
steroida, flavonoida, klorofil, dan dalam jumlah sedikit yaitu lemak dan saponin Depkes, 1986. Penetapan kadar abu total bertujuan untuk mengetahui kadar
senyawa-senyawa anorganik seperti oksida logam Mg, Ca, Pb, dan Si. Pada penetapan kadar abu tidak larut asam, senyawa anorganik yang tidak larut adalah
silika. Besarnya kandungan logam tersebut, dapat membahayakan kesehatan Ramadhana, 2012. Hasil yang didapat untuk kadar abu total adalah 1,3 dan kadar
abu tidak larut asam adalah 0,80. Hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak etanol biji asam jawa dapat dilihat
pada Tabel 4.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.2 Hasil karakterisasi ekstrak etanol biji asam jawa
No Karakteristik ekstrak
Kadar 1
Kadar air 3,98
2 Kadar abu total
6,38 3
Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,92
Kadar air yang diperoleh pada hasil karakterisasi ekstrak adalah 3,98 sehingga ekstrak yang diperoleh merupakan ekstrak kental karena masih
mengandung sedikit air.
4.1.3 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak