Jenis-jenis diare Uraian Diare

16 2. Perubahan motilitas usus 3. Peningkatan osmolaritas luminal 4. Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan

2.4.1 Jenis-jenis diare

Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan beberapa jenis diare sebagai berikut: a. Diare akibat virus yang disebabkan antara lain oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel mukosa usus dan menjadi rusak sehingga kapasitas absorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang peranan. Diare yang terjadi dapat bertahan terus sampai beberapa hari setelah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam 3 - 6 hari. b. Diare bakterial invasif bersifat menyerbu. Kuman pada keadaan tertentu menjadi invasif ke dalam mukosa, dimana terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin. Enterotoksin ini dapat diserap ke dalam darah dan menimbulkan gejala hebat, seperti demam tinggi, nyeri kepala dan kejang-kejang. Selain itu mukosa usus yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah dan berlendir. Penyebab dari pembentuk enterotoksin ialah bakteri E. coli spec, Shigella, Salmonella dan Campylobacter. Dia re ini bersifat “self-limiting”, artinya akan sembuh dengan sendirinya dalam ± 5 hari tanpa pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-sel mukosa baru. c. Diare parasit, akibat protozoa seperti Entamoeba hystolica dan Giardia lamblia, yang membentuk enterotoksin juga. Diare akibat parasit biasanya bercirikan mencret cairan yang intermiten bertahan labih lama dari satu minggu. Gejala Universitas Sumatera Utara 17 lainnya dapat berupa nyeri perut, demam, anoreksia, nausea, muntah-muntah dan rasa letih. d. Akibat penyakit, misalnya colitis ulcerosa, p. Crohn, Irritable Bowel Syndrom IBS, kanker kolon dan infeksi HIV. Juga akibat gangguan-gangguan seperti alergi terhadap makananminuman, protein susu sapi, serta intoleransi untuk laktosa karena defisiensi enzim laktase. e. Akibat obat, yaitu digoksin, kinidin, garam-Mg, litium, sorbitol, β-bloker, ACE inhibitors, reserpin, sitostatik dan antibiotik berspektrum luas. Semua obat ini dapat menimbulkan diare “baik” tanpa kejang perut dan perdarahan. Adakalanya juga akibat penyalahgunaan laksansia dan penyinaran dengan sinar X radioterapi. f. Akibat keracunan makanan. Keracunan makanan didefinisikan sebagai penyakit yang bersifat infeksi atau toksis dan diperkirakan atau disebabkan oleh mengkonsumsi makanan tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak memadainya kebersihan pada waktu pengolahan, penyimpanan dan distribusi dari makananminuman dengan akibat pencemaran meluas Tan dan Rahardja, 2007. Berdasarkan mekanisme patofisiologinya, pengelompokan diare secara klinis Sukandar, dkk., 2008 yaitu: a. Secretory diarrhea, terjadi ketika zat meningkatkan sekresi atau mengurangi penyerapan air dalam jumlah besar dan elektrolit. Zat yang menyebabkan kelebihan sekresi termasuk peptida intestinal vasoaktif VIP merangsang sekresi getah usus, tidak terserapnya lemak makanan, pencahar, hormon seperti secretin, racun bakteri dan garam empedu yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara 18 b. Osmotic diarrhea, disebabkan oleh absorpsi zat-zat yang mempertahankan cairan intestinal. c. Exudative diarrhea, disebabkan oleh penyakit infeksi saluran pencernaan yang mengeluarkan mukus, protein atau darah ke dalam saluran pencernaan. d. Motilitas usus dapat berubah dengan mengurangi waktu kontak di usus halus, pengosongan usus besar yang prematur dan pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Berdasarkan waktu terjadinya, pengelompokan diare Navaneethan dan Giannella, 2011 antara lain: a. Diare akut Diare ini berlangsung selama kurang dari dua minggu. Penyebabnya adalah infeksi bakteri, virus, atau parasit, keracunan atau alergi terhadap makanan, reaksi obat seperti magnesium yang terdapat pada antasida, antibiotik, misoprostol, H2 reseptor bloker dan proton pum inhibitor. b. Diare persisten Diare ini berlangsung selama dua sampai empat minggu. Diare persisten merupakan kelanjutan dari diare akut, yang umumnya disebabkan karena infeksi bakteri, virus, atau parasite. c. Diare kronik Diare ini berlangsung selama lebih dari empat minggu. Penyebabnya adalah irritable bowel syndrome IBS, inflammatory bowel disease IBD, kanker kolon, malabsorpsi lemak atau karbohidrat. karena penyakit kanker kolon dan rektum atau penyakit yang berhubungan dengan gastrointestinal.

2.4.2 Obat antidiare