Jenis Penelitian METODE PENELITIAN

38

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengembangan atau research and development RD . Menurut Sugiono 2010: 407 metode penelitian pengembangan atau research and development RD adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Borg Gall dalam Setyorini, 2013: 222 pengertian dari penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Trianto 2011: 206 juga mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan atau research and development RD adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk atau membuat produk baru yang dapt diuji kefektifan produk tersebut. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini dan pengembangan ini mengadopsi dua model. Model yang pertama adalah langkah pengembangan Sugiyono 2010: 409-426 dan model yang kedua menggunakan langkah pengembangan Borg and Gall dalam Setyorini, 2013: 237-239. Langkah pelaksanaan pengembangan Sugiyono 2010: 409-426 adalah sebagai berikut ini: 1. Potensi dan masalah Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki kelebihan. Tetapi potensi yang tidak dimanfaatkan dengan baik akan menjadi suatu masalah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah tidak harus dicari, melainkan dapat berdasarkan laporan penelitian sudah dilaksanakan oleh orang lain. 2. Pengumpulan Data Langkah setelah potensi dan masalah adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan suatu produk. Dalam pengumpulan informasi diperlukan metode penelitian yang tergantung pada masalah dan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. 3. Desain Produk Desain produk merupakan langkah untuk merancang produk yang akan dihasilkan. Desain produk ini bersifat hipotenik karena keefektifan dari produk masih belum bisa dibuktikan. Sehingga masih diperlukan pengujian terhadap produk tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Validasi Desain Validasi desain adalah proses kegiatan untuk menilai keefektifan rancangan produk yang dibuat. Validasi desain bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari suatu desain produk tersebut, sehingga kelemahan dari desain dapat diperbaiki. Validasi produk dapat dilakukan oleh beberapah ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang produk tersebut. 5. Revisi Desain Revisi desai adalah perbaikan dari kelemahan-kelemahan dari suatu produk yang sudah divalidasi oleh para ahli agar mendapatkan hasil produk yang lebih baik. 6. Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan dengan cara menguji produk untuk menbandingkan keefektifan produk yang dihasilkan. Uji coba produk dilakukan oleh beberapa kelompok terbatas. 7. Revisi Produk Revisi produk bertujuan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada setelah melakukan uji coba produk. Revisi akan terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang baik. 8. Uji Coba Pemakaian Setelah melakukan uji coba produk dan revisi produk, selanjutnya menerapkan produk dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba pemakaian ini harus dinilai kelemahan dan hambatan yang muncul untuk melakukan perbaikan lebih lanjut. 9. Revisi Produk Revisi produk dilakukan apabila uji coba pemakaian produk masih mendapatkan beberapa masukan yang harus diperbaiki. 10. Pembuatan Produk Massal Pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang dihasilkan sudah diujicobakan dan dinyatakan baik dan layak untuk diproduksi dalam jumlah banyak. Langkah pelaksanaan pengembangan Borg and Gall dalam Setyorini, 2013: 237-239 adalah sebagai berikut ini: 1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Penelitian dan pengumpulan informasi, yang meliputi kajian pustaka, pengamatan atau observasi kelas, dan persiapan laporan awal. Penelitian awal atau analisis kebutuhan penting dilakukan guna memperoleh informasi awal untuk melakukan pengembangan. Misalnya dengan pengamatan kelas untuk melihat kondisi riil lapangan. Kajian pustaka dan literatur pendukung terkait sangat diperlukan sebagai landasan melakukan pengembangan. 2. Perencanaan Perencanaan yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk menentukan urutan bahan, dan ujicoba skala kecil.hal yang sangat penting dalam tahap ini adalah merumuskan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tujuan khusus yang ingin dicapai oleh produk yang dikembangkan. Tujuan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang kukuh untuk mengembnagkan produk, sehingga produk yang diujicobakan sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai. 3. Pengembangan Format Produk Awal Pengembangan format produk awal yang mencakup penyiapan bahan- bahan pembelajaran, handbooks , dan alat evaluasi. Format pengembangan program yang dimaksud adalah berupa bahan cetak, seperti modul dan bahan ajar yang berupa buku teks, urutan proses atau prosedur dalam rancanagn sistem pembelajaran, yang dilengkapi dengan video atau compact disk . 4. Uji Coba Awal Uji coba awal yang dilakukan pada 1-3 sekolah, yang melibatkan 6-12 subjek dan data hasil wawancara, observasi dan angket dikumpulkan dan dianalisis. Uji coba ini dilakukan terhadap format program yang dikembangkan apakah sesuai dengan tujuan khusus. Hasil analisis dari uji coba awal ini menjadi bahan masukan untuk melakukan revisi produk awal. 5. Revisi Produk Revisi produk yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba awal. Hasil ujicoba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan. Berdasarkan data tersebut apakah masih diperlukan untuk melakukan evaluasi yang sama dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengambil situs yang sama pula. Produk yang telah direvisi kemudian diadakan uji coba. 6. Uji Coba Lapangan Produk yang telah direvisi berdasarkan hasil uji coba skala kecil, kemudian diujicobakan lagi kepada unit atau subyek coba yang lebih besar. Uji coba lapangan dilakukan terhadap senbanyak 5-15 sekolah dengan melibatkan 30-100 subjek. Uji coba ini dikategorikan skala sedang. Data kuantitatif hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan khusus yang ingin dicapai, atau memungkinkan dibandingkan dengan kelompok kontrol, sehingga diperoleh data untuk melakukan revisi produk lebih lanjut. 7. Revisi Produk Revisi produk yang dikerjakan, berdasarkan hasil uji coba lapangan. Hasil uji coba lapangan dengan melibatkan kelompok subjek lebih besar ini dimaksudkan untuk menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuannya dan mengumpulkan informasi yang dapat dipakai untuk meningkatkan program atau produk untuk keperluan perbaikan pada tahap berikutnya. 8. Uji Lapangan Setelah produk direvisi, apabila pengembang menginginkan produk yang lebih layak dan memadai maka diperlukan uji lapangan. Uji lapangan ini melibatkan unit atau subyek yang lebih besar lagi. Uji coba lapangan ini bisa melibatkan 10-30 sekolah atau 40-200 subyek dan disertai wawancara, observasi dan penyampaian angket dan kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis ini kemudian menjadi bahan untuk keperluan revisi produk berikutnya, atau revisi produk akhir. 9. Revisi Produk Akhir Revisi produk akhir yaitu revisi yang dikerjakan berdasarkan uji lapangan yang lebih luas. Revisi produk akhir inilah yang menjadi ukuran bahwa produk tersebut benar-benar dikatakan valid karena telah melewati serangkaian uji coba secara bertahap. 10. Desiminasi dan Implementasi Desimilasi dan implementasi yaitu meyampaikan hasil pengembangan proses, prosedur, program, atau produk kepada para pengguna dan profesional melalui forum pertemuan atau menuliskan jurnal, atau dalam bentuk buku atau handbook . Berdasarkan langkah pengembangan Sugiyono 2010: 409-426 dan langkah pengembangan Borg and Gall dalam Setyorini, 2013: 237- 239, peneliti memodifikasi langkah-langkah tersebut menjadi enam langkah agar sesuai dengan langkah penelitian yang dilakukan. Peneliti melakukan modifikasi enam langkah pengembangan ini karena di dalam produk ini hanya dilakukan pada uji terbatas untuk kelas III SD N 3 Palar. Keenam langkah tersebut seperti, 1 potensi dan masalah; 2 mengumpulkan informasi; 3 desain produk; 4 validasi desain; 5 perbaikan desain, dan 6 uji coba produk.

3.2 Prosedur Pengembangan